27 | ALBERIC

115K 5.9K 191
                                    

Jangan lupa Vote dan komen
Happy Reading

Setiap cinta pasti ada luka. Entah luka dalam atau luar, yang kurasakan pasti sangan menyakitkan
_Alberic

Pulang sekolah Eric mengajak Lena untuk ke rumahnya. Sekalian Lena ingin bertemu Barca yang kini tinggal dirumah Eric. Eric mengetok pintu depan rumahnya, ia melihat Lena terus tersenyum. Sebelumnya Lena sudah pulang dan berganti baju.

"Kenapa lo? Kayak seneng banget," Eric terus menatap Lena. Lena yang merasa diajak bicara menolehkan kepalanya dan terus tersenyun.

"Lena kangen abang." Eric tersenyum lalu mengacak pelan rambut Lena, meski hatinya sedikit sakit.

Pintu terbuka dan disana ada Barca. Barca terkejut begitupun dengan Lena. Tanpa aba-aba lagi mereka berdua saling berpelukan, Lena menenggelamkan kepalanya dada bidang Barca.

"Abang, Lena kangen banget sama abang. Kalau malam Lena gak bisa nonton bareng sama abang. Lena suka nonton sendiri," Lena mempererat pelukannya.

"Ehm Lena kedalam yuk ngobrolnya. Eric ayo kita gosip-gosip cantik." Barca bergaya layaknya seorang perempuan.

"Sorry gue cowok bukan cewek, yang cewek silahkan aja cowok tangguh mengalah." Eric baru pertama kali merasakan kehidupan di rumah mewahnya.

"Anjay adik terlaknat lo," Barca menjitak kening Eric membuat keningnya memerah.

"Abang jangan jitak Eric sakit tau. Lena kan suka dijitak sama abang, jadi Lena bisa ngerasain sakitnya gimana." Lena mencebikan bibirnya.

"Yaudah-yaudah mendingan kita nonton bareng. Yok!!" girang Barca. Ia merangkul kedua adiknya di kedua tangannya.

Eric dan Lena tersenyum begitupun Barca yang tertawa. "Mau film apa?" tanya Barca.

"Film yang seru. Yang pemerannya pacarnya Lena." Celetukan Lena membuat Eric mengernyitkan dahinya, Barca yang melihat wajah Eric menjitak keningnya lagi.

"Selow aja tuh mata minta dicolok ya?" ucap Barca sarkas.

"Mau film Twilight? Atau Teen Wolf? Atau Narnia? Atau Anaconda? Atau World War Z?" Barca mengabsen satu persatu kaset yang ada dihadapannya.

"Pengen filmnya Edward," girang Lena.

Eric sedari tadi hanya diam bingung apa yang di katakan oleh dua orang dihadapannya. "Emang itu film apa?" tanya Eric.

"Anjay kuno lo. Si Edward itu filmnya Twilight, butut." Cibir Barca.

"Ya itu film Twilight. Jangan lupa yang pake sub indonya bang, Lena kagak ngerti." Ucapan Lena dibalas anggukan oleh Barca.

Eric kedapur dan mengambil beberapa cemilan dan minuman dingin. Setelah mengambilnya Eric kembali duduk dan menyaksikan film yang di putar. Sebelumnya ia mengganti pakaiannya dengan pakaian santai yang memang sering di gunakan saat dirumah.

"Anjay tuh mobil kok bisa penyok gitu? Gimana syutingnya tuh," celoteh Lena.

"Ih kok malah dibawa ke hutan sih. Serem tau, kasihan sama Bela-nya." Lena kembali menggerutu saat menyaksikannya.

"Diem jangan komen mulu." Barca menempelkan jari telunjuk dibibirnya sendiri.

Lena malah mengambil ponselnya dan melihat bahwa tidak ada notifikasi apapun, ketiga sahabatnya juga tumben-tumbenan tidak spam chat di grup. Lena akhirnya memiliki ide cemerlang untuk membuat ponselnya kembali ramai.

"Eric," Eric menoleh dan mendapati Lena sedang memegang ponsel.

Cekrik

Suara kamera ponsel membuat Eric terkejut. "Lena lo potoin gue?" pertanyaan itu diangguki oleh Lena.

ALBERICDove le storie prendono vita. Scoprilo ora