1. Perkara nama

40.8K 2.8K 269
                                    

Pusing gue, dari Paud, TK, SD, SMP, SMA, dapetnya nomor absen pertama mulu!

-Adnan Geo Pratama-

• • •

"🎶ADNAN JUGA MANUSIA🎶"

"🎶PUNYA RASA, PUNYA HATI🎶"

"🎶JANGAN SAMAKAN DENGAN...." Seketika Adnan ― sang penyanyi rocker gadungan ―mendekatkan ujung gagang sapu di tangannya dengan mulut Edo yang duduk sebagai penonton.

"🎶MONYET SEJATI..." Cowok pemilik nama Edo itu melanjutkan dengan gaya bernyanyi ala rocker meniru Adnan.

Plak

Tanpa ragu Adnan menoyor kepala Edo. "Sembarangan lo kalau ngomong!"

Bukannya membalas, Edo malah nyengir kuda. Mana ada yang berani sama Adnan. Si biang onar yang suka menciptakan keributan. Musuhnya saja ada di sana-sini. Tidak heran kalau catatan BK-nya sudah lebih dari satu buku selama satu semester.

Baru saja ingin lanjut bernyanyi lagi, tau-tau sosok Bu Gilwa yang ramping sudah berdiri tepat di ambang pintu kelas X IPS 1. Dengan segera Adnan loncat dari atas meja. Kemudian menduduki kursinya yang terletak di pojok paling belakang sudut kelas.

Melihat kelakuan Adnan, Bu Gilwa yang biasa dipanggil Bu Gil hanya bisa menarik napas berat. "Selamat pagi, semuanya," sapanya seraya berjalan memasuki kelas.

"Pagi, Bu." Semua menjawab dengan serempak.

Selepas meletakkan perkakas mengajarnya di atas meja guru, beliau bertanya, "Kalian tidak lupa kan, kalau hari ini akan ada hafalan rumus-rumus logaritma?"

"Lupa, Bu," jawab Adnan dengan suara lantang dan kelewat santai.

"Lo jones apaan, sih, yang diinget? Pacar aja kagak punya!" celetuk Asabel, musuh bebuyutan Adnan yang menjabat sebagai ketua kelas X IPS 1.

"Inget dosa lah! Sori aja, nih. Gue bukan lo yang tiap harinya inget pacar doang." Adnan berkata layaknya anak pesantren yang sangat tekun agama.

"Heleh, gaya lo! Dosa lo, tuh, udah tumpeh-tumpeh kayak susu Jupe tau gak!"

Untuk mendramatisir keadaan, sebelum menjawab Adnan menggelengkan kepala. "Astagfirullah, Anabel Anabel, orang udah meninggal masih aja lo dzolimi? Apalagi gue yang masih idup, ckck."

"Heh, denger ya, nama gue A-SA-BEL, bukan Anabel! Lo kalau udah begok, ya begok aja. Tapi jangan gonta-ganti nama orang seenak dewek!" balas Asabel penuh dengan penekanan pada namanya.

"Suka-suka gue dong. Mulut-mulut gue, kenapa lo yang sewot?"

"Ya jelaslah, nama itu pemberian orang tua gue tau gak!"

Di saat Asabel emosi menanggapinya, Adnan masih menimpali dengan santai. "Lagi juga, nama lo itu lebih cocok Anabel. Kayak boneka setan, HAHAHA," katanya sambil tertawa kencang.

"Setan, lo tuh yang setan!" Kalau tidak ditahan oleh Jeje teman sebangkunya, mungkin kepala Adnan sudah benjol sekarang. Karena sebelumnya tangan Asabel hampir saja tergoda untuk melayangkan tempat pensil kaleng ke arah cowok itu.

Semua yang berada di kelas hanya tertawa selama menyaksikan drama yang setiap hari dilakoni oleh Adnan.

"Sudah-sudah, jangan ribut!" gertak Bu Gilwa. Sambil berjalan mondar-mandir di depan kelas, ia berkata lagi, "Untuk hafalan kali ini, ibu urut berdasarkan nomor absen, ya!"

Emerald Eyes 1&2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang