9. Pengecut!

20K 2K 174
                                    

Jangankan elo, guru aja kami gak takut!

• • •

"Kenapa?" Seketika Adnan memberi tatapan curiganya pada Ethan, diiringi dengan langkah perlahan mendekati Ethan. "Jangan-jangan―"

"Anjing!" Di saat orang-orang sedang serius menyaksikan Adnan yang sedang mencecar Ethan, Daniel mengumpat spontan―memotong ucapan Adnan―ketika tiba-tiba saja sebuah bola melayang menghantam kepalanya.

Sambil mengusap bagian belakang kepalanya, Daniel mengedarkan pandangannya ke segala penjuru lapangan. Mencari, kira-kira siapa yang telah melemparkan bola ke kepalanya.

"SIAPA YANG NENDANG BOLA KE KEPALA GUE?!!" Bentakan Daniel dengan raut wajahnya yang terlihat murka, dalam sedetik mampu membuat semua yang berada di lapangan menengok ke arahnya, menatapnya ketakutan. Bahkan beberapa ada yang tubuhnya sampai gemetar hebat. Sehingga tak ada satu pun yang berani menjawab, kecuali satu.

"Gue."

Emosi Daniel mulai memuncak tidak terkendalikan ketika tak lama Raka—satu-satunya orang yang menyahut sentakannya itu—menghampiri bola tersebut, kemudian mengambilnya dengan santai, tanpa minta maaf ataupun merasa bersalah pada Daniel.

"Perasaan gue gak enak, nih!" cemas Lukas, saat ia melihat gigi Daniel mulai bergemeletuk rapat, dengan mata merah menatap nanar punggung berpostur tegap milik Raka. Pasalnya dia tahu dan pernah melihat seberapa parahnya Daniel jika tempramentalnya kambuh.

Dan kali ini, sepertinya apa yang Raka lakukan sungguh membuat sikap tempramental Daniel tidak lagi mampu ia tahan. Tanpa menunggu lama, sebelah tangan Daniel langsung menarik bahu Raka ke belakang, hingga saat tubuh Raka berbalik menghadapnya...

BUGH!

Kepalan tangan kanan Daniel dengan cepat mendarat tepat di wajah Raka sampai cowok itu tersungkur di atas aspal lapangan.

Dengan sigap, Adnan, Lukas, Ethan, dan Yudan, keempat-empaynya sebisa mungkin mengeluarkan tenaga mereka untuk melerai Daniel.

"Come on! Don't be insane!" seru Lukas sambil memegangi sebelah bahu Daniel.

"Ini anak gampang banget kepancing emosi, heran!" Adnan, orang yang merasa paling gemas dengan sikap tempramen Daniel pun langsung menghadang, ikut menahan bahu Daniel yang satunya lagi.

Dengan emosi yang memuncak, Daniel mendorong siapapun yang mencoba untuk menghalanginya. Mengabaikan seruan Lukas, Adnan, juga yang lainnya. Kedua tangannya mencengkram kuat kerah baju Raka, lalu ia tarik ke atas sampai tubuh Raka terangkat. "Jangan mentang-mentang lo senior, lo bisa berlaku seenaknya!"

BUGH!

"Niel, udah! Ntar anak orang mati, masalah lagi!"

Setelah mendengar ucapan Ethan yang cenderung datar, namun ada benarnya juga, barulah Daniel menghempaskan tubuh Raka. Apa yang Ethan katakan sepertinya berhasil membuat Daniel sadar. Dia tidak ingin kejadian yang menimpanya satu tahun lalu, yang menyebabkan dirinya sampai terjebak di asrama bodoh ini seperti sekarang, terulang kembali.

Melihat Daniel berhenti memukulinya, terdiam dengan tatapan emosi yang masih terasa jelas, Raka justru tidak merasa puas. Sambil menempelkan ibu jarinya pada ujung bibirnya yang berdarah, cowok itu memberi seringaian pada Daniel. Membuat emosi Daniel hampir saja terpancing kembali. Untunglah keempat teman-teman sekamarnya buru-buru menahan.

"Kenapa? Takut kena masalah? Tapi hobi bikin masalah!" tukas Raka dengan nada bicara meledek. "Pengecut lo semua!"

Mengetahui reaksi Raka yang seperti itu malah membuat Adnan seketika melepaskan tangannya yang memegangi bahu Daniel, begitupun dengan Lukas, Yudan, dan Ethan. Mereka benci sekali mendengar kata 'pengecut'. Apalagi ketika sebutan itu ditujukan pada mereka. Mereka rasa, kata 'lo semua' yang mendampingi sebutan itu, cukup untuk menjelaskan bahwa Raka memang menujukan kata itu pada mereka berlima.

Emerald Eyes 1&2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang