23. Takdirku dan takdirmu

4.1K 213 17
                                    

"Bila sudah waktunya untuk bertemu, maka seberapa pun jarak memisahkan. Itu semua tidaklah berarti."

***

Semilir angin pagi menyejukan permukaan alam.
Langit biru yang menawan membungkus awan putih bak kapas.

Suara nyanyian pagi yang khas nampak terdengar merdu ditelinga.
Rasa hangat mulai menyelimuti permukaan bumi.

~~~~~~~~

"Kakak.....ayo kita kepasar kak!!!"

"Iya billa sebentar...." Ucap Qalbie sambil menghentikan kegiatan menulis diary nya.

"Ayo kak nissa! Kita disuruh belanja nih..."

"Iya...iya...udah nih ayo"jawab Qalbie sambil menyimpan buku diary nya di meja.

Ya..sekarang buku diary nya lah yang selalu bersama dengan Qalbie dalam keadaan suka maupun duka. Qalbie selalu rajin mencurahkan isi hatinya kepada bukunya, itu karena Qalbie tidak mempunyai teman yang mampu untuk dibagi penderitaannya, mungkin kalau ada maryam tentu saja Qalbie tidak akan menulisnya.

Qalbie segera keluar dan pergi menemui Nabilla, mereka berdua segera berangkat menuju ke pasar. Dengan hanya berjalan kaki, sebab jarak pesantren ke pasar tidak lah jauh. Lumayan lah buat olahraga, palingan hanya berjalak ± 400 m.

" Kak?"

" Ya.." Jawab Qalbie sambil tetap melangkah berjalan kaki.

" Billa mau tanya nih.."

" Ya udah tanya aja."

" Tapi kakak jangan tersinggung ya.. Apa kakak ada masalah ? Waktu pertama kali kita bertemu, wajah kakak seperti banyak pikiran. Apa benar gak sih kak? Billa cuma tanya dari apa yang Billa rasain sih."ucap Nabilla berhenti berjalan. Dan tentu saja hal itu membuat Qalbie terhenti tepat didepan Nabilla.

" Apa kau tahu billa...satu kebohongan dapat menghancurkan ribuan kejujuran..." Qalbie berhenti sejenak. " Dan itulah yang sekarang ku alami." Lanjut Qalbie. Air mata kini mulai menetes perlahan. Qalbie segera melangkah kembali meninggalkan Nabilla yang terkejut.

Nabilla tertegun melihat respon yang ditunjukan Qalbie. "Maksudnya...apa kak? Billa nggk ngerti" Tanya nya dan mulai berjalan menyusul ke arah Qalbie.

" Saat ini yang kakak perlukan hanya sebuah teman. Teman yang bisa mengerti temannya."

" Apa kak nissa tak percaya pada billa? Padahal billa udah anggap kak Nissa sebagai kakak billa."

" Kakak hanya ingin satu hal darimu.."

" Apa itu kak?"

" Apakah billa bisa menjaga sebuah rahasia?"

" Tentu saja kak inshaa allah"

" Baik kakak akan bercerita padamu, tapi tidak sekarang nanti setelah belanja aja ya..."ujar Qalbie tersenyum lagi. Mencoba untuk membuang kembali rasa sakitnya.

" Aku sungguh minta maaf padamu mas arshad, aku tidak ada niat membohongimu. Maafkan aku yang tidak bisa jujur padamu. Mungkin kalau allah menghendaki kita untuk bertemu ..maka aku akan meminta maaf padamu dan mencoba untuk pergi sejauh mungkin darimu...walau hatiku tidak menginginkan ku menjauh darimu..."

"Kak?...kak...kak.." Ujar Nabilla mengacaukan lamunan Qalbie

Qalbie menjawab dengan terkejut "Ah iya ada apa bill?"

" Kakak melamun lagi? Huft...sepertinya dugaanku benar bahwa kakak emang...." Ucap Nabilla menggantungkan kalimatnya.

"Emang apa billa?" Tanya Qalbie ketakutan. Ya takut, takut nabilla mengetahui sesuatu yang tidak diketahui Qalbie.

Permata Yang Tersembunyi✅[ Belum Revisi ]Where stories live. Discover now