30. Disini Tanpamu

3K 155 6
                                    

Bantu vote nya agar saya lebih semangat lagi membuat part selanjutnya.
Jangan lupa sambil dengarkan musik dimulmed nya ya:)
Biar makin terasa sedihnya:v

__________

"Jangan khawatirkan dengan skenario allah tentang takdir kita.
Percayalah bahwa kebahagiaan akan datang menghapus semua kesedihan yang telah kita lewati"

-Kaulah Malaikatku-

***

Kini aku berada dirumah sakit, sudah hampir 4 jam aku disini. Aku sangat takut terjadi apa apa dengan Mas Arshad.

Aku hanya...

Aku hanya takut kehilangan dia
Takut, dia tidak akan kembali lagi padaku
Takut, dia tidak akan bersamaku lagi

Ketakutan ku ini semakin menjadi, saat dokter keluar dengan ekspresi wajah yang tak biasa.

Ya allah singkirkanlah rasa takutku ini. Kumohon padamu pulihkan lah imamku.

Dokter itu melangkah menuju tempatku berdiri, "anda?"

"Saya istrinya dok, bagaimana keadaan suami saya?"ujarku memotong ucapannya.

"Saya sangat menyayangkan keadaan Tn.Arshad saat ini"ujar dokter itu dengan memberi mimik prihatin.

"Apa ada penyakit yang serius dok? Apa penyakit yang dialami suami saya? Tolong beritahu saya dok" aku menangis dalam diam. Ku tengok ke jendela yang kini membatasi ku dengan Mas Arshad.

Ku lihat wajahnya yang pucat pasi dengan segala selang yang menempel ditangan serta hidungnya.

"Menurut hasil tes.... Tn. Arshad mengalami penyakit Liver. Tn. Arshad mengalami sirosis/kerusakan. Livernya sudah tidak berfungsi dengan baik. Jalan satu satunya, liver Tn. Arshad harus diangkat dan diganti dengan liver baru melalui pencangkokan hati." Jelas dokter. Membuatku mengalami shock seketika.

Kaki ku melemas, kini aku terduduk dilantai.

"Secepatnya Tn. Arshad harus segera mendapatkan cangkok hati, karena jika tidak segera mendapatkan pendonor.. Tn. Arshad bisa..."

"Berapa waktu bagi saya untuk mencari pendonor?"ujarku memotong penjelasan dokter yang hanya akan menyakiti hatiku dengan kenyataan semu.

"6 bulan sampai 2 tahun, itu hanya prediksi saya sebagai dokter. Jika Tn Arshad mempunyai tekad untuk sembuh"terang dokter, membuatku mengangguk dengan lemah.

Kini aku bangkit dan mencoba melangkah menuju ruang tunggu dan duduk di salah satu kursi tunggu pasien.

Aku tak tahu lagi apa yang harus aku lakukan, aku harus mencari pendonor. Namun mencari pendonor mungkin tidaklah segampang yang kupikirkan saat ini.

Aku menundukan kepalaku, menyembunyikan tangisanku yang terus terjun tanpa henti.

"Dek? Itukah kamu?"

Aku terkejut saat seseorang memegang bahuku dengan lembut. Ku angkat kepalaku melihat orang tersebut.

"Kenapa menangis disini dek Ara? Kakak dan ibu mencarimu. Selama ini kamu kemana saja?" Ujarnya sambil mendudukan dirinya disampingku.

Aku segera memeluk dan menangis di dalam dekapannya saat ku tahu bahwa dia adalah kakak sulungku.

"Coba jelasin sama kakak dek, ada masalah apa?"tanyanya lembut sambil mencoba menenagkan diriku dengan menepuk punggungku pelan.

Permata Yang Tersembunyi✅[ Belum Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang