33. Kabar Bahagia

3.8K 169 3
                                    

"Tak ada yang tidak bahagia bagi para istri, selain mendapat kepercayaan dari allah untuk menjadi seorang ibu."

-_Kaulah Malaikatku_-



***




Sudah 6 bulan kami tinggal disini, kini aku merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Keseharianku selama tinggal disini adalah mengajar anak anak dikampung ini mengaji di masjid yang letaknya didepan rumah, sedangkan mas Arshad kini bekerja sebagai petani kebun, tugasnya hanya mengolah hasil bahan tanian. Aku baru tahu bahwa perusahaan mas Arshad mengalami kebangkrutan yang mengharuskan kita pindah rumah untuk memulai semuanya dari awal.

Waktu kini sudah menunjukan pukul 7 tepat, aku segera bergegas menyiapkan makanan yang telah aku buat dengan menghidangkannya diatas meja makan.

" Mas makanan nya sudah siap, keburu dingin"

" Iya dek, dikit lagi mas udah siap kok." Teriak mas Arshad dari dalam kamar. Aku segera duduk dikursi setelah menyiapkan semuanya.

" Tumben masak banyak dek?" Tanya Mas Arshad, yang sudah duduk dikursi makan.

" Adek cuma pengen masak aja mas" Ujarku, mas Arshad cuma manggut manggut saja.

Aku segera mengambil nasi dan lauk pauk buat mas Arshad, " Silahkan mas" Ujarku sambil menyimpan piring didepan mas Arshad. Kulihat mas Arshad hanya berdiam menatap makanan nya saja. Hal itu cukup membuatku bertanya tanya.

" Kenapa gak dimakan mas? Masakannya gak enak ya?" Tanyaku, membuat mas Arshad langsung menggelengkan kepalanya.

Dahiku mengkerut, tanda heran. " Lalu kenapa?" Tanyaku lagi

" Suapin" Ujarnya singkat, yang membuatku terkejut sesaat dan tertawa pelan.

" Kenapa minta disuapin, biasanya juga makan sendiri. Kenapa mas jadi manja sih? Dulu aja sikapnya Galak plus Arogant, loh kok sekarang manja sih? Kemana sikap angkuh nya pergi ya, mas?" Celotehku panjang sambil diselangi tawa kecil. Memang benar sikap mas Arshad kini sedikit manja. Tidak biasanya, dulu aja tatapan nya seperti ingin membunuh saja. Eh sekarang malah manja manjaan. Hehehe

" Ya udah kalo adek gak mau bilang aja, jangan ngomel gitu" Ujarnya merenggut.

Aku terkekeh, " Iya iya, sini biar ibu suapin... Aaa..." Ujarku sembari menyodorkan sendok berisi nasi dan lauknya yang langsung dimakan mas Arshad.

Setelah nasi dipiringnya habis kini mas Arshad sudah siap berangkat kerja. Aku segera mengikutinya hingga didepan pintu, tuk mengantar kepergiannya.

" Mas berangkat dulu ya dek, hati hati dirumah. Kalau ada apa apa langsung telpon mas ya." Ujar mas Arshad sembari memberi tangannya yang langsung kusalami.

" Iya mas, mas juga hati hati, jangan ngebut." Mas Arshad mengangguk dan tiba tiba tanpa diduga, sesuatu menyentuh dahiku, membuat pipiku kini kian menghangat.

" Assalamu'alaikum" Pamit mas Arshad sembari tersenyum dan menghilang dibalik pintu.

" Wa'alaikum salam" Jawabku tersenyum lebar menatap kepergian Mas Arshad yang semakin jauh dan kian menghilang.

Aku segera melakukan rutinitas seorang istri, yaitu membersihkan rumah. Namun, aku terkejut saat ke mesin cuci, terlihat semua pakaian sudah bersih hanya tinggal dijemur saja. Aku terkejut saat sebuah note menempel di mesin cuci.

Aku tersenyum melihat tulisan tangan yang menurutku rapih dibanding tulisan tanganku.

Mas gak mau adek capek, jadi mas bantu adek buat nyuci baju.

Permata Yang Tersembunyi✅[ Belum Revisi ]Where stories live. Discover now