assembled; avengers one-shot

Peter Parker - Rahasia

●●●●●

Peter sudah menjadi pacarku selama dua tahun di sekolah menengah, namun aku tetap merasa kalau Peter belum sepenuhnya jujur padaku.

Beberapa bulan belakangan memang agak sulit dengan adanya ujian dan PR yang semakin banyak, namun aku masih memiliki waktu berdua dengan Peter. Tapi ketika kami sudah merencanakan quality time bersama, Peter sering menghilang dan ia menggunakan berbagai macam alasan.

Bukannya aku tidak percaya padanya, namun aku harus mencari tahu apa yang salah.

Sambil menyalami bibi May, aku melepas tas selempangku di ruang tengah. Bibi May mengantarku ke kamar Peter. Mau tak mau aku berbohong kalau aku perlu mengambil buku catatanku yang dipinjam Peter.

"Kalian tidak pergi bersama?" tanya beliau sambil tersenyum menggoda. Resiko kalau orang tua tahu tentang dunia pacaran, yaitu harus siap ditanyai apapun.

Aku menggeleng. "PR sedang menumpuk akhir-akhir ini," jawabku.

"Peter sedang ke minimarket. Kau mau menunggunya? Ia pasti pulang sebentar lagi."

"Tentu saja."

Aku masuk ke kamar Peter dan menutup pintu di belakangku. Kulihat sekeliling kamarnya; tidak ada apa-apa yang tidak wajar.

Semuanya terlihat biasa saja.

Tanpa suara, aku berusaha mencari sesuatu yang berarti di meja belajarnya. Tidak ada apapun.

"Hei!"

Aku menoleh ke sumber suara dan mendapati seseorang berpakaian merah dan biru bergelayut lewat jendela yang terbuka dan masuk ke kamar. Ia membuatku tersentak mundur.

"Spider Man!?" aku bertanya. "Apa kau salah masuk rumah???"

Kami diam sambil bertatap-tatapan sejenak. "Aku..." apa yang ia lakukan di sini? "Aku akan memanggil Bibi May..."

"Stop! Tunggu!" Spider Man menyela sambil memberikan isyarat untuk diam. Aku mengamatinya menghela napas sambil menyentuh topengnya.

Astaga!!! Spider!!! Man!!! Akan!!! Membuka!! Topengnya!!! Di !!! Depanku!!!!!!!

Aku tidak tahu apa motivasinya menggulung topengnya sendiri ke atas, namun aku akan tahu lebih dulu siapa Spider Man ini. Dadah, koran gosip! Aku jadi orang pertama yang tahu-

... Lututku mendadak lemas ketika aku tahu kalau aku sedang memandangi wajah Peter Parker.

"(Y/n)," panggilnya. "Ini aku."

"Bagaimana kamu... kenapa kamu bisa jadi Spider Man... bagaimana kamu memanjat ke atas sini?"

Peter terkekeh dan wajahnya tampak puas. "Itu cerita yang paaaanjang, (Y/n), namun sekarang aku mau lepas kostum ini dulu, ya?"

Aku mengamati Peter, yang dengan santai melepas pakaian Spider Man miliknya dan melemparnya ke atas kasur, lalu menutupinya dengan sprei. Ia mengenakan kaus oblong dan celana selutut, sebelah tangannya menggenggam plastik berlogo minimarket dekat sini.

"Peter, kamu benar-benar berhutang banyak padaku," kataku tegas. "Kamu telah menutupinya selama ini, bukan? Aku kecewa karena kamu belum memercayakan kehidupan keduamu inu padaku. Memang apa salahnya memercayaiku?"

"(Y/n), aku minta maaf. Sungguh. Tak seharusnya aku menyimpan semua... hal Spider Man dan petualangan ini dari kamu," kata Peter dengan kepala tertunduk. "Aku akan menebusnya. Beneran, kok."

Sebuah ide terbesit di benakmu begitu saja.

"Peter."

"Huh?"

"Aku punya ide untuk menebusnya."

Peter mengernyit heran. "Baiklah, apa yang kamu pikirkan?"

"Aku ingin sekali menciummu kalau kamu mau melakukannya sambil terbalik dan bergelantungan di atap," kataku sambil melipat lengan di depan dada. "Dan aku janji, aku takkan marah soal ini."

Kedua pipi Peter merona. "Sungguh?"

"Ya, tapi kamu harus masuk lewat pintu depan untuk Bibi May sekarang."

Kami sama-sama tersenyum lebar. "Baik. Sampai jumpa di pintu depan, (Y/n)."

Aku melihatnya mengedipkan mata dan berkata, "Aku memang tidak salah soal menyukaimu," katanya sebelum ia menghilang ke luar jendela.

Ya ampun. Selama ini pacarku adalah pahlawan super! Aku tidak siap untuk kejutan semacam ini!

"(Y/n)! Peter sudah pulang!" Suara Bibi May berteriak dari luar kamar.

Well, kurasa kali ini aku harus menyiapkan diri untuk mengecup Peter dalam posisi terbalik.

●●●●●

good morning fellas,
have a good day
with tom holland's cuteness!

-yourbae