medium - peter parker pt. 2

1.1K 187 52
                                    

cast
michael: michael pena
chris: chris evans
((hehehehe tim ghostbustersku))

***

Selagi Pepper menjerang teh di dapur, aku mengirimkan pesan teks untuk rekan-rekanku.

[Y/n]
Kalian perlu datang ke alamat ini. Sore ini.
<1 photo sent>

[Michael]
EMERGENCY EMERGENCY EMERGENCY EMERGENCY EMERGENCY EMERGENCY EMERGENCY NINU NINU NINU

[Chris]
Situasi serius malah bercanda

[Michael]
daripada becanda diseriusin, nanti baper

[Y/n]
Serius, guys. Jangan macam-macam. Klien kita keluarga Stark, don't let them down.

[Chris]
Perlu bawa apa saja?

[Y/n]
Bawa Adek sama Kakak. Pakai lensa yang baru ya.

[Michael]
nenek gayung bawa juga?

《 Chris erased Michael from the multichat》

[Chris]
Oke, bawa Adek sama Kakak. Apa lagi?

[Y/n]
Bawa peralatan komplit. Sama baju sedikit untuk jaga-jaga. Sepertinya kita bertiga akan tinggal di sini beberapa malam.

Tiga cangkir teh dan beberapa potong kue sudah dihidangkan di ruang makan, namun aku tidak berminat mencicipinya. Kelihatannya selera makan semua orang sudah lenyap. "Kita bisa mulai dari menceritakan kronologisnya," kataku dan berpaling pada Peter, "walau Pak Hogan telah menceritakan garis besarnya padaku."

"Itu bukan salahku, oke?" Peter menghardik.

"Aku tidak menyalahkan siapapun karena takkan menyelesaikan masalah," kataku dan menarik napas.

Bahu Peter merosot dari kursi dan ia berbicara tanpa menatapku, "Dengar, ini semua tidak melibatkan hal yang serius. Dua minggu lalu, seorang teman Morgan di sekolah meminjamkan papan Oiuja pada Morgan. Di hari yang sama temanku Ned membuka situs yang isinya cara jitu pemanggilan arwah. Aku tidak mau melakukannya, sumpah. Entah mengapa teman Morgan berhasil meyakinkan Morgan kalau papan itu aman digunakan untuk bicara dengan orang yang sudah meninggal... dan Ned terus menerus berpendapat kalau papan Ouija sialan itu hanya permainan belaka!"

"Tapi kau dan Morgan tetap mencoba melakukan pemanggilan di ruang tamu," kataku perlahan.

Peter mengangguk pelan.

"Dan aku yakin kau melakukan lebih dari sekadar pemanggilan," kataku, berusaha memikirkan kalimat untuk menyampaikan betapa sialnya villa keluarga ini sekarang.

Tidak ada yang bicara, maka kuputuskan untuk melanjutkan, "Pepper, ketika aku memasuki ruang tamu, ada sosok yang  berdiri di dekat jam kukuk antikmu. Hanya sekilas, namun itu sempat membuat temperatur berubah."

Pepper melotot tak percaya sementara Peter menaikkan alisnya. "Aku tahu, tidak ada cara yang masuk akal untuk menyampaikannya," kataku segera. "Namun aku benar-benar perlu jujur denganmu. Ketika kita melanjutkan ke ruang tengah, aku sempat berpaling ke jendela dan melihat anak-anak kecil di luar. Mungkin dua, perempuan semua. Aku tidak bisa melihat wajah mereka dengan jelas karena mereka segera berlari menjauh ketika kita memasuki ruang keluarga."

Peter melipat kedua lengannya di depan dada dan menekuri meja makan. Walaupun tidak ada apa-apa di ruang makan ini, namun aku merasakan sesuatu yang mengaduk-aduk perasaan kami bertiga...

"Di lantai dua, tadi aku menanyakan tentang penerangan. Kupikir itu salah bohlamnya... namun aku salah. Ada satu pria yang kulihat jelas di lantai dua, ia perlu kita waspadai. Ia punya pengaruh besar," aku meneruskan.

 assembled; avengers one-shotWhere stories live. Discover now