Thor Odinson - 40% part 2

2K 282 53
                                    

Seharusnya, hari ini aku dan suamiku Thor merayakan hari ulang tahunku yang ke-26 di rumah kami dengan perayaan sederhana... namun hari ini, tidak ada perayaan, tidak ada pesta, tidak ada sebatang lilinpun yang menyala untuk ditiup.

8:15 pagi

"Rise and shine, Lord of Thunder!" Aku berseru dari dapur sambil mengeluarkan kue dari dalam oven. Selagi menunggu suamiku terbangun, aku sibuk melapisi kue ulang tahun - buatanku sendiri sejak pukul enam pagi - dengan krim beraroma vanila dan kayu manis. Aku menghirup napas dalam-dalam, menyukai setiap wangi yang berasal dari masakanku sendiri; spagetti carbonara, Poptarts (bukan untukku, namun untuk suamiku), susu rendah lemak dan yang terakhir, kue ulang tahun sendiri.

"Wangi sekali rumah kita," Thor berkomentar seraya melangkah memasuki dapur. "Who's celebrating?"

"Me," jawabku sambil tersenyum. Suamiku lantas memelukku dari belakang sambil mengecup pipiku. "Happy beloved birthday, (Y/n)," ucapnya di telingaku.

Aku tersenyum dan menjawab ucapan suamiku dengan kecupan kilat di bibir. "Say something to our child too," kataku sambil melirik perutku.

Ya, aku sedang mengandung bayi kami yang kini tinggal menunggu beberapa minggu untuk dilahirkan.

Thor berlutut di hadapanku, kedua tangannya mengelus perutku dengan sayang. "Hey, sweetie. Hari ini ibumu berulang tahun! Kenapa kau tidak mengucapkan selamat padanya?" Thor berkata.

Sesuatu mendadak terjadi di luar ekspektasiku; aku merasakan dorongan kecil dari dalam perutku. Kecil, namun aku bisa merasakannya dengan mudah. "Dia menendang-nendang!" Aku menatap Thor yang sama antusiasnya dengan diriku. "Aku bisa merasakan kaki kecilnya!"

Tawa suamiku lepas seraya mencium perutku. Thor bertanya, "Kau merasakan sesuatu seperti... kejutan listrik ringan atau semacam itu?"

"No!" Aku meninju pundaknya secara bercanda.

Thor tertawa kembali sembari beranjak. "Hanya bercanda," ucapnya sambil mencolek krim kue buatanku dan memakannya. "Whoa, aku lihat kau mempersiapkan kue gula-gula ini sepagian. Apakah ini berisi diabetes?"

"Sayang, menggunakan gula bukan berarti diabetes dan aku tidak menuang terlalu banyak gula tadi. Mengapa kau takut dengan diabetes?"

Thor mengangkat bahu. "Aku membaca dari jaringan maya Midgardian akhir-akhir ini."

"Well, setidaknya Stark mengajarkan penggunaan internet yang bagus untukmu."

"Kalau tidak ada diabetes..." Thor kembali mencolek krim itu lagi, "berarti akan aman jika aku melakukan... ini?"

Mendadak Thor mencoreng wajahku dengan krim. Aku bisa merasakan krimnya lengket dari pelipis kananku hingga ujung dagu. "HEI!" Aku membersihkan krimnya dari wajahku. "Makanan bukan mainan!"

Namun aku menggunakan krim yang sama untuk balas dendam. Sekarang krim itu menempel di kumis dan dagu suamiku.

"Haha!" Aku tertawa penuh kemenangan. Namun kemenangan itu tak bertahan lama ketika Thor mencoreng wajahku dengan krim lagi dan tertawa.

"(Y/n) sayang, kalau aku jadi dirimu, aku akan lari."

Dan kejar-kejaran singkat dengan senjata krim kue pun dimulai.

9:27 pagi

Seusai membereskan sarapan dan mencuci muka, aku menunggu Thor yang sedang menggunakan kamar mandi. Namun kali ini, aku merasa pusing dan pandanganku mulai berkunang-kunang.

Kedua lututku mulai goyah ketika aku memutuskan untuk duduk sebentar di sofa panjang yang ada di ruang tengah. Namun bukannya di sofa, aku malah jatuh terduduk di karpet. Tubuhku terasa lemas dengan cepat. Ketika pandanganku tertunduk ke bawah, kulihat bulir-bulir darah menetes di atas karpet. Aku sadar kalau darah itu turun dari lubang hidung, namun aku tidak menghentikan darahnya.

 assembled; avengers one-shotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang