2017 : 12

1.1K 100 1
                                    

semenit sebelum hari rabu ya? hahaha

maaf, sudah 2 minggu nggak update. selain karena otak butuh istirahat, laptopku sempat rusak. semua datanya hilang ._. ini aja tadi sempat disconnected wifinya.

tapi akhirnya aku balik lagi!

seperti biasa, read, vote, comment, dan bantu aku benerin typo ya ^^

enjoy!


---


Jogja, November 2017, malam hari


Malam terakhir sebelum bertolak ke Jakarta, Kia menyelesaikan artikel yang telah dia cicil di malam sebelumnya. Malam ini juga, dirinya harus mengirimkan artikel tersebut sebelum diterbitkan di situs resmi Wartawara esok pagi. Masih ada waktu satu jam sebelum tengah malam, yaitu deadline pengiriman artikel kepada editor in chief-nya, namun untunglah Kia sudah menyelesaikannya.

Kia termasuk orang yang perfeksionis. Awalnya dia tidak terlalu menghiraukan kesalahan kecil, namun setelah bekerja di Wartawara, tingkat perfeksionisnya ini mencapai taraf yang lebih tinggi, di mana dia akan merasa resah jika artikel yang dia tulis ternyata terdapat salah ketik atau paragraf yang tidak berkesinambungan satu sama lain.

Berkeliling kota (dan desa) di Indonesia memang menyenangkan, meskipun belum sampai yang jauh-jauh, namun tetap saja Kia bekerja di media massa. Media massa dengan ritme kerjanya yang cepat membuat Kia si pendatang baru sedikit tertatih, namun beberapa hari terakhir ini dirinya mulai dapat menyesuaikan diri dengan hal itu. Butuh pengorbanan memang, seperti sekarang ini: waktu tidurnya dipakai untuk menulis artikel.

Pantas saja kontraknya mengatakan tidak boleh menikah. Boro-boro menikah, memikirkannya saja ternyata tidak sempat. Oh, tidak. Sempat, tentu saja, namun tidak bisa serta merta memikirkan jangka panjangnya. Sementara itu, Kia sendiri berpikir bahwa pernikahan bukanlah suatu hal yang bisa dipikirkan secara enteng. Selain persiapan pestanya, tentu diri sendiri juga harus bersiap mengarungi samudera di atas bahtera yang dinahkodai suaminya kelak, bukan?

Begitu menekan opsi 'kirim', Kia menghela nafas yang sangat panjang. Biar sekarang menjadi urusan editornya sementara dia membereskan barang-barangnya agar bisa langsung dibawa keesokan paginya. Kia dan kru yang datang ke Jogja bersamanya akan kembali ke Jakarta dengan penerbangan paling pagi.

Meninggalkan laptop yang masih menyala karena menanti revisi dari editornya, Kia menuju kamar dan mulai melipat baju-bajunya sebelum dimasukkan ke dalam koper. Kemudian, datanglah Bunda ke kamarnya dan langsung membantu anak bungsunya itu melipat pakaian.

"Sudah mau pergi aja, anak Bunda satu ini," komentar beliau dengan senyum. "Rumah bakal jadi sepi lagi."

Bukannya terharu, Kia malah terkikik. "Bunda, ini bukan acara TV yang kalau ada air mata langsung naik rating-nya."

Bunda ikut tertawa. "Benar juga kamu."

"Bunda baik-baik aja kan, selama Kia tinggal ke Jakarta?" tanya Kia.

"Tentu," jawab Bunda. "Bunda juga awalnya mengira akan kesepian. Mungkin awalnya iya, tapi kemudian Bunda keluar rumah, cari udara segar, malah ketemu dengan banyak tetangga yang rata-rata ibu rumah tangga. Bunda hampir lupa kalau ibu-ibu di lingkungan kita juga banyak yang di rumah. Jadi ya, malah banyak temannya."

Kia menyipitkan matanya. "Nggak pada gosip, kan?" selidiknya.

Bunda menepuk bahu Kia pelan. "Enggak, lah! Bunda malah berencana bikin suatu festival mingguan di kompleks dengan ibu-ibu, yang edisi pertama sih niatnya mau masak-masak dan nantinya biar dinikmati orang-orang sekompleks juga."

TraveloveWhere stories live. Discover now