2018 : 05

1K 91 5
                                    

selamat hari selasa dan selamat merayakan natal bagi yang memang merayakan~! ^^

alhamdulillah ya masih dipertemukan dengan hari selasa dan bisa update.

aku turut berduka cita atas musibah tsunami yang melanda Banten dan Lampung, semoga para korban meninggal khusnul khotimah, amal ibadahnya diterima oleh Allah, dosa-dosanya diampuni, dan untuk keluarga yang ditinggalkan agar diberi lautan kesabaran dan ketabahan.

ada yang rumahnya dekat dengan lokasi bencana? semoga baik-baik saja ya.

seperti biasa, read, vote, comment, dan bantu benerin typo. it won't hurt kok ^^

cus cekidot!


---



Jakarta, April 2018, siang hari


Kia baru saja menyelesaikan artikel yang berhasil dia kumpulkan sejak seminggu lalu. Setelah mengunjungi Surabaya bulan lalu, Kia menenggelamkan diri dalam lautan pekerjaan. Bahkan dirinya sendiri tidak protes ketika atasannya, Johan, memberi titah untuk menjelajah tempat-tempat yang bisa dijadikan alternatif liburan di Bekasi, dalam dua hari semalam. Entah apa yang merasukinya, namun Kia dapat memfokuskan diri dengan penulisan artikel tanpa mengeluh sekalipun. Dia bahkan ikut menyemangati kru yang ikut bersamanya ketika sudah merasa sangat lelah.

Ponselnya tetap menyala, namun Kia jadi tidak sering mengeceknya. Pesan dari Bunda dia balas beberapa jam setelahnya, sedangkan pesan dan telepon dari Bram diabaikan. Dia mematikan fungsi warna biru tanda telah dibaca pada aplikasi WhatsApp-nya agar Bram tidak mencecar. Tentu saja Bram tetap mencari Kia, namun karena dirinya sendiri juga sibuk, Bram tidak terlalu membombardir kolom chat mereka dengan pesan-pesan.

Sebetulnya Kia merasa bersalah sudah mengabaikan sang kekasih, namun setiap kali Kia melihat nama Bram di ponselnya, dia selalu teringat fakta bahwa Bram dan Fay pernah dekat. Bahkan Bram pernah berniat menikahi kakak sulungnya itu. Jika Bram dulu tidak terkena PHK, mungkin dia akan menjadi kakak ipar Kia hari ini.

"Kia!"

Gadis itu menoleh. Dilihatnya Lala, seniornya di segmen Travel sedang berdiri di depan kubikelnya.

"Kenapa, Kak?" tanya Kia.

"Lo nggak makan?" Lala balik bertanya.

Kia melirik jam tangannya. Sudah pukul 12 lebih sepuluh menit. Kia mengusap wajahnya, merasa sedikit menyesal karena membuang waktu istirahatnya untuk bekerja.

"Makan, Kak. Bentar," ucap Kia, seraya mengambil dompet dan ponselnya dari dalam tas.

Ketika Kia mengambil ponselnya, tampak dari layar ponselnya ada pesan dari Bram.


Kia, saya harap kamu baik-baik saja.

Tapi kalau saya boleh tahu, kenapa kamu tidak membalas pesan dan telepon saya?


Kia menghela nafas. Dia tetap tidak membalas apa-apa dan segera mengikuti Lala menuju warung makan murah dekat gedung Wartawara. Untunglah Lala dan beberapa karyawan lainnya yang turut bergabung sudah cukup cerewet tanpa harus dia tambahi.

"Eh, gue ada pengumuman nih guys," Lala mengumumkan setelah semua personil selesai makan.

"Apaan?" tanya Udin, salah satu karyawan Wartawara sambil menenggak es tehnya.

TraveloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang