2018 : 23

2.2K 96 7
                                    

heihei halo! selamat hari selasa!

aku bela-belain banget update tepat hari selasa nggak pakai ngaret karena sesungguhnya hari ini adalah hari "terakhir" yang spesial.

what??? hari terakhir???

biar kujelaskan. jadi begini:

1) karena aku suka nonton dorama dan anime jepang, otomatis aku juga jadi tahu kalau hari ini (30 April 2019) adalah hari terakhir era Heisei. besok, 1 Mei 2019, adalah hari dimulainya era Reiwa. jadi, let's savor this very moment before the new era begins! ^^ gatau kenapa aku kok excited banget menyambut era baru padahal orang jepang aja bukan -_-

2) bukan hari "terakhir" sih, tapi besok adalah hari buruh. mayday. jadi besok jalanan bakalan riweuh banget. bakalan ada demo di beberapa titik. kalau besok kamu ada rencana jalan-jalan, hati-hati ya!

3) sebenarnya, cerita inti Travelove adalah sampai sini aja. ya, di chapter 2018 : 23 ini. selanjutnya mungkin ada satu atau dua chapter penutup, bisa dibilang epilog, jadi bersiaplah untuk say goodbye to this story ^^ biar kita bertemu lagi di lain cerita, ya.

nggak sedih-sedih banget kan ;)

oh ya, seperti biasa ya, read-vote-comment, dan boleh banget bantuin benerin typo. kali-kali aja ada yang miss.

enjoy!


---


Surabaya, Oktober 2018, malam hari


"Saya sudah sempat ke rumah di Jogja dan bertemu Fay di sana," jawab Bram. "Dia justru sudah menebak kalau pacar Kia itu saya. Dia malah ketawa puas. Kalau Kia sendiri, awal dia tahu memang dia sedikit terguncang. Makanya, dia sempat hampir menolak lamaran saya. Tapi, saya bilang ke dia kalau urusan di antara saya dan Fay sudah lama selesai. Kami benar-benar had a proper talk dan mengakhiri semuanya baik-baik."

Dirga masih mencoba mencerna kata-kata Bram, sementara Hera tersenyum lebar tanda paham. Melihat istrinya tampak baik-baik saja mendengar pernyataan Bram, Dirga makin penasaran.

"Kok kamu senyam-senyum, Yang?" tanyanya.

Hera mengangkat bahunya. "Anggap saja itu pemahaman antarsesama perempuan," jawabnya cuek, namun senyum masih terpatri di bibirnya. "Tapi kupikir memang itu yang dibutuhkan oleh semua orang yang berhubungan, baik yang resmi atau tidak."

"Apaan?"

Hera menatap Dirga dan Bram bergantian sebelum akhirnya melabuhkan tatapannya kepada suaminya itu.

"Ketika seseorang harus mengakhiri sesuatu, terutama hubungan, sebaiknya memang dia berbicara baik-baik dengan pasangannya. Meskipun menyakitkan, tapi setidaknya pasangan itu mendapatkan kejelasan soal hubungan mereka yang memang putus. Hal apa saja yang membuat mereka harus mengakhiri hubungan pun sebaiknya dikatakan. Every separation needs closure," ujar Hera. Kemudian dia menoleh ke arah Bram. "Saya yakin, Mbak Fay betul-betul sudah baik-baik saja karena baik Mbak Fay dan Mas Bram sudah saling berbicara. Mbak Fay dapat menerima Mas Bram sebagai calon suami Kia karena dia sudah mendapatkan closure itu."

Bram mengangguk seraya tersenyum. "Ya, itu benar. Tidak hanya Fay, tapi saya juga mendapatkan closure yang saya butuhkan untuk terus maju."

Dirga mengernyit. "Tunggu, memang kalau nggak dapat closure, bakalan sangat berpengaruh?"

"Jangan lupakan soal Rei," Hera mengingatkan. "Menurutmu kenapa Rei masih terus mengejar Kia bahkan ketika Kia sudah sama Mas Bram? Karena mereka waktu itu belum benar-benar berbicara tentang mengakhiri hubungan mereka yang belum jelas. Kia juga kemarin-kemarin nggak terlalu berinisiatif untuk ngajak Rei ngomong, sementara Rei kalau diajakin ngomong serius juga sering menghindar. Makanya Kia jadi malas ngomong, kan?"

TraveloveWhere stories live. Discover now