18. Lebih Giat

1.4K 65 0
                                    

ALERGIO
Bag. 18
LEBIH GIAT

-----

     SENIN ini adalah Senin terepot yang pernah Argio alami. Hari ini adalah hari dimana dia akan berorasi dengan kandidatnya. Kandidat yang disediakan oleh Rafaela. Tentu saja mantan Ketua Osis itu akan memilih pasangan kandidat yang bagus untuk Argio.

Adalah Zemora Adista, perempuan berperawakan ayu dan sopan ini yang menjadi pasangan Argio sebagat kandidat kedua. Zemora adalah anggota dari ekstrakurikuler PMR yang kemungkinan besar memiliki suara yang banyak.

Zemora memiliki wajah lembut sehingga menjadikan dia sebagai jajaran perempuan tercantik di SMA Kebangsaan Medan. Selain itu, Zemora juga aktif bersosialisasi.

Argio hanya mendengarkan maklumat Rafaela tentang berkampanye. Dia hanya mendengarkan, tanpa memahami ucapan Rafaela. Mereka bertiga berada di aula sekolah, sebenarnya Rafaela lah yang memaksanya untuk mendengarkan ocehannya tentang segala tetek-bengek berkampanye.

Oh kepada siapapun, tolong! Rasanya Argio sangat bosan.

-----

Upacara bendera telah selesai, namun para siswa masih harus berdiri di tengah lapangan. Para peserta upacara harus mendengarkan calon-calon kandidat OSIS yang akan berorasi.

Terdiri atas 3 calon kandidat OSIS, mereka satu-persatu menyampaikan visi, misi, dan program kerja mereka.

Kini tiba giliran Argio yang didampingi oleh Zemora sebagai sekretaris yang berorasi. Mereka mulai membaca visi, misi, dan program kerja mereka. Argio dan Zemora adalah kandidat nomor 2.

Setelah masing-masing kandidat menyampaikan visi, misi, dan program kerjanya, para kandidat akan dinilai selama 5 hari oleh warga sekolah. Warga sekolah menilai kandidat atas apa saja kebiasaan mereka selama di lingkungan sekolah.

Lima belas menit berlalu, para peserta upacara akhirnya dibubarkan.

.....

"Enggak mau tau, pokoknya lo berdua harus pilih calon imam gue!"

Aletta berseru dengan melebarkan bola matanya, seakan mengancam Sania dan Riris untuk memilih kandidat Argio-Zemora di pemilihan osis nanti.

"Kalau perlu kita suruh ni anak satu angkatan buat milih calon imam gue." lanjut Aletta.

Sania maupun Riris menatap Aletta jengah. Kini mereka berada di perpustakaan sekolah, tentu saja untuk menikmati wi-fi sekolah.

Sekarang dunia pendidikan telah berubah. Perpustakaan yang seharusnya digunakan untuk membaca buku, malah digunakan sebagai fasilitas wi-fi.

Percuma bayar uang SPP kalau fasilitas sekolah tidak digunakan.

Mungkin begitulah sebagian besar pemikiran anak-anak bangsa yang lebih mengutamakan teknologi ketimbang buku.

Kembali ke awal, Sania yang mulanya menatap Aletta dengan malas, kini seringai jahil terbit di retina berwarna coklat-kehitaman itu.

"Lett, kenapa lo nggak sekalian aja buat jadi tim sukses Kak Argio?"

Bagi Riris itu adalah hal konyol, namun tidak untuk Aletta. Demi istri plankton yang berwujud komputer, mengapa hal itu tidak terpikirkan olehnya sejak tadi?!

"Anjir, kok lo pinter banget sih hari ini, San?" ujar Aletta dengan gemas. Tak lama kemudian ia menjawil pipi Sania.

"Eh bocah, sedari dulu gue emang pinter yak!" Sania berujar dengan kesal. Menatap Aletta dengan tatapan siap memangsa. Aletta yang ditatap seperti itu tertawa semakin keras.

"Dewi Persik naik kopaja, berisik lo pada!"

Suara itu berasal dari Riris yang terganggu dari kegiatan stalk idolanya. Aletta dan Sania shock menatap Riris, sedangkan yang ditatap hanya biasa saja.

"DEMI CELANA DALAM SPONGEBOB, AKHIRNYA GUE BISA DENGAR RIRIS NGELAWAK!"

-----

Pertama, ajukan diri untuk menjadi tim sukses.

Kini Aletta menatap Rafaela dengan mata yang dikedipkan beberapa kali. Bukannya apa, hanya saja Rafaela sedang menatap Aletta dengan tatapan mengibarkan bendera perang.

"Boleh ya, Kak?"

Demi apapun, Rafaela merasa aneh dengan suara yang dikeluarkan Aletta. Centil-centil cikal-bakal cabe-cabean.

"Buat apa lo?"

Percayalah, Rafaela menatap Aletta ngeri. Mungkin saja adik kelasnya ini sedang kerasukan arwah kuntilanak yang kehilangan pacarnya sehingga bernada centil.

Eh, emang ada?

Ah, jika berhadapan dengan adik kelasnya ini Rafaela merasakan hawa yang berbeda.

"Boleh ya, ntar gue bantuin ih. Gue suruh tuh anak-anak buat milih bidadara gue. Sebagai gantinya, lo bantu gue buat dekat bidadara gue. Ya, Kak Ela?"

"Gak! Apa-apaan lo. Uda tau gue pasti lo punya niat terselubung! Dan apa-apaan lo! Nama gue Rafaela, bukan Ela."

Aletta berdecak, "Ah bodoamat. Nama lo kaya cewek. Intinya gue bakal jadi tim sukses calon imam gue. Bye, Rafaela peri di Mobile legend!"

Kemudian Aletta melangkah pergi meninggalkan Rafaela yang menatap dirinya dengan berang.

-----

A.N:

Ada yang kangen adegan Daffa-Denny gak?

Atau adegan Aletta-Argio?

Gue belum tau kapan si Aletta sama si Argio bakal satu scene wkwk.

Pokoknya scenenya nanti si Argio marah sama Aletta. Wess ada apaakah?

See ya💕

Next: 19. Niat Baik yang Disalahartikan.

ALERGIO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang