25. Sesudah Jarak Tercipta

1.5K 67 6
                                    

ALERGIO

BAG. 25

SESUDAH JARAK TERCIPTA

***

MENURUT Daffa, Argio telah kehilangan semangat. Lihat saja Argio yang sekarang, lelaki itu sedang mengaduk-aduk siomay ekstra pedas miliknya. TANPA DIMAKAN SAMA SEKALI?! Sayang tau, pikir Daffa. Kalau tidak mau dimakan, mending buat Daffa saja. Daffa siap menerima, kok.

Semenjak Argio menjabat sebagai Ketua OSIS, Daffa perhatikan lelaki itu menjadi lesu. Tak memiliki gairah hidup. Bahkan ada beberapa perlombaan yang tak dapat ia ikuti. Alasannya bahkan tak masuk akal! Heuh, kemana si emas kebangsaan Pak Edi?

"Yo, lo kenapa, sih?"

Argio tak membalas ucapan Daffa. Bahkan lelaki itu masih saja melamun, bikin Daffa jadi kesal!

"Argio!"

Argio gelagapan. Matanya menetralisir kedaan sekitar. "Kenapa lo?"

Daffa mulai berang, Bung!

"Kenapa-kenapa! Lo yang kenapa, Setan?!"

"Apaan sih, lo. Gak jelas, amat."

"Loh, kok gue? Elo yang gak jelas, ya!! Lo itu kaya doi. Pakai bahasa isyarat. Mana tau gue, ya mana peka lah!!"

Bahu Daffa naik-turun mengikuti tarikan napasnya yang tersenggal-senggal. Mata Daffa melirik pada Denny. Dasar bocah semprul! Bisa-bisanya si Denny malah enak-enakan makan siomay tanpa terganggu sama sekali oleh Daffa yang mulai berang.

Denny gak setia kawan! Daffa benci!

"Lo aneh tau, gak. Tiba-tiba emosi. Kesambet setan penunggu sekolah, ya, lo?"

Daffa bangkit dari duduknya. Fix! Ia marah kepada Argio dan Denny!

"Lo yang aneh, Begu*!"

Daffa kemudian pergi meninggalkan temannya yang enak-enaknya saja malah memutarbalikkan fakta. Padahal, kan, niat Daffa baik!

Argio menatap Daffa dengan kebingungan. Satu temannya itu malah tiba-tiba marah, tiba-tiba kesal, tiba-tiba juga pergi. Seperti hantu jailangkung yang ada di Jawa saja. Suka tiba-tiba. Atau seperti doi yang tiba-tiba ada tapi tiba-tiba hilang? Eh, nah loh, Argio jadi ikutan alay seperti Daffa, kan.

Argio menatap Denny yang masih saja lahap makan tanpa terganggu oleh Daffa sama sekali. Merasa ditatap intens oleh Argio, Denny menoleh. "Si Daffa itu niat baik, lo-nya aja yang kagak peka, Argio. Makanya jangan melamun."

Lalu Denny kembali melanjutkan makannya. Menghiraukan Argio yang mencecar-cecarnya.

***

"Yakin, Lett?"

Aletta bergumam. Matanya terus menatap guru yang sedang memberikan materi namun pemikirannya sedang terbagi-bagi.

"Tadi gue jumpa sama Kak Joshua. Dia nyuruh lo buat ke ruang musik waktu istirahat. Dia numgguin lo, katanya." bisik Sania sepelan mungkin.

Aletta bingung. "Kak Joshua? Buat apa?" tanya Aletta dengan ikur berbisik namun mata yang masih memerhatikan papan tulis.

"Ya mana gue tau! Pake nanya lagi." Dan dibalas dengan gumaman oleh Aletta.

Akhir-akhir ini Joshua emang dekat dengan Aletta, atau lebih tepatnya mencoba mendekati Aletta. Banyak sekali alasan yang tak masuk akal ketika Joshua mengajak ketemuan Aletta, meskipun masih dalam ruang lingkup sekolah.

Pernah sekali Aletta bertanya, "Kakak kenapa jadi dekat-dekat gini, ya?"

Yang dibalas senyum melengkung ke bawah oleh Joshua. "Kamu gak suka Kakak dekati, ya?"

ALERGIO [COMPLETED]Where stories live. Discover now