19. Niat Baik yang Disalahartikan

1.4K 59 0
                                    

ALERGIO
Bag. 19
NIAT BAIK YANG DISALAHARTIKAN.

---

     KEDUA, ambil minat warga sekolah untuk memilih kandidat Kak Argio.

"Intinya lo harus pilih kandidat nomor dua, oke?"

Sekelompok siswi itu mengangguk. Mengerti akan maksud Aletta.

"Awas aja lo pada kalau enggak nyoblos nomor 2." ucap Aletta dengan nada mengancam.

Aletta melanjutkan langkahnya menyusuri koridor bagian kanan sekolah diikuti Sania dan Riris yang berada di belakangnya.

"Lett, jangan ngancem ah. Kesannya lo kaya provokasi gitu." saran Riris.

Melihat Aletta yang tak acuh dengan ucapannya, Riris hanya menahan kesabarannya.

Aletta berhenti di antara segerombolan siswa yang berdiri di hadapan mading sekolah, "Perhatian-perhatian!"

Segerombolan siswa itu mendadak diam dan memerhatikan Aletta yang berdiri dengan senyum formalnya. Kemudian gadis itu memperlihatkan sebuah brosur.

"Lo mau ngapain?" tanya salah satu di antara segerombolan itu.

Sania dan Riris berdiru sedikit jauh dari Aletta.

"Gue mau umumin, lo pilih kandidat nomor dua. Dijamin lo nggak bakal nyesel deh."

Suara riuh kembali terdengar. Seorang siswa berjalan menghadap Aletta, membuat gadis itu sedikit terkejut.

"Apa jaminan lo?"

"Eh," Aletta terkejut. Otaknya tiba-tiba kosong, tidak mencerna ucapan seorang laki-laki dengan seragam yang berantakan.

"Apa? Apa untungnya kami memilih kandidat nomor dua?" tanya laki-laki itu dengan sengit.

Di dalam otaknya—yang selalu memikirkan bagaimana cara mendekati sang calon imamnya—hanya terpikir satu hal, yaitu uang.

Lalu tanpa sadar Aletta berucap, "Gue bakal kasih kalian komisi."

"Aletta!"

Aletta tak mendengar gertakan Riris, gadis itu hanya fokus pada sunggingan senyum lelaki itu dan riuh siswa lainnya.

"Oke, gue terima. Gue minta besok ya, komisinya. Bye, manis!"

Lelaki itu beserta siswa lainnya meninggalkan Aletta yang masih shock. Bahkan dalam radius 50 meter saja sorak ramai mereka masih terdengar.

"Itu tadi gue suap-menyuap, ya?" gumam Aletta dengan linglung.

"Maksud lo apaan, Lett?! Lo boleh jadi tim sukses Kak Argio, tapi juga enggak dengan hal menyuap!"

Riris mendekat, berucap dengan sedikit emosi. Sementara Aletta hanya diam. Pikirannya masih belum dapat mencerna semua kejadian tadi.

"Huh, Lett. Kami teman lo. Bukan berarti kami mendukung hal ini. Lo salah. Sebainya lo hentikan kegiatan lo ini." ucap Sania dengan lembut.

ALERGIO [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat