Bagian 6

1.2K 101 3
                                    

Holla holla! Budayakan vote sebelum baca ya, gaes! 😁

Don't be silent reader pliss. 😭

Happy Reading

***

Alcan baru saja keluar dari ruangan pak Kamal, ternyata beliau menyuruh Alcan agar cepat mengadakan rapat perdana untuk acara tahunan sekolah. Ini pertama kali bagi Alcan mencoba untuk tergabung dalam sebuah kepanitiaan, sebelumnya Alcan tidak pernah berniat untuk menjadi panitia suatu acara karena memang sifatnya yang sulit untuk bersosialisasi dengan orang yang baru dikenalnya. Namun, sekarang Alcan ingin mencobanya dan pertama kali mencoba Alcan sudah ditunjuk sebagai ketua, percobaan pertama kali yang cukup berat bagi Alcan.

Sekarang tugas Alcan adalah mengumpulkan seluruh panitia tahun ini untuk membicarakan rapat perdana mereka, tetapi Alcan bingung karena ia tidak mengenal atau mengetahui siapa saja yang menjadi panitia, kecuali Ester tentunya.

Karena sebentar lagi akan ada kelas, Alcan memilih untuk masuk ke kelas terlebih dahulu baru setelah itu ia akan meminta bantuan kepada Leo ataupun Ricky untuk membantunya mencari solusi.

"Hai, Alcan," sapa seseorang yang tiba-tiba hadir dan berjalan di samping Alcan.

Alcan hanya melirik sekilas gadis di sebelahnya tanpa mau membalas sapaan gadis itu. Sementara gadi di sebelahnya tidak tersinggung sama sekali oleh sikap Alcan, ia seolah-olah sudah paham dengan sikap cowok itu.

"Selamat ya, lo jadi ketua event olahraga dan seni tahun ini," ucap Vania-gadis yang berada di samping Alcan-dengan senyuman manisnya. "Gue yang jadi wakil lo, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik ya," lanjutnya.

Sekali lagi, Alcan hanya diam tidak membalas perkataan Vania dan gadis itu sama sekali tidak pernah tersinggung dengan sikap Alcan.

Tiba-tiba Alcan menghentikan langkahnya membuat Vania yang sedari tadi terus berjalan di sampingnya juga ikut berhenti.

"Lo wakil?" tanya Alcan pada Vania.

Vania melebarkan senyumnya saat pada akhirnya Alcan mau membuka suara untuknya.

"Iya, gue wakil ketua," jawab Vania penuh dengan semangat.

"Kumpulin panitia yang lain buat rapat," kata Alcan lagi dan langsung pergi begitu saja.

Vania tidak mengikuti Alcan, ia malah sekarang bingung dengan perintah yang dikatakan Alcan barusan.

"Kumpulin di mana? Jam berapa?" gumam Vania pada dirinya sendiri. "Ah! Dasar Alcan manusia kulkas dua pintu, untung gue suka," lanjutnya sambil senyum-senyum sendiri.

Setelah itu Vania berbalik arah menuju kelasnya karena sebenarnya kelas Vania tidak searah dengan kelas Alcan sebab mereka berbeda jurusan dan fakultas.

***

Ester tampak fokus mendengarkan penjelasan dosen di depan sana ketika teman-temannya yang lain sudah sangat bosan, Ester malah masih tetap semangat. Itulah kelebihan lain yang dimiliki seorang Ester Jovita selain sosoknya yang terkenal ramah dan mudah bergaul. Hanya satu kelemahan Ester, yaitu tidak berani menatap mata Alcan lama-lama karena baginya tatapan Alcan layaknya tatapan seekor harimau yang tengah kelaparan.

Chance [End]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz