Bagian 7

1.1K 87 2
                                    

Budayakan vote sebelum membaca.

Don't be silent reader pliss :(

Happy Reading

***

"Pedes banget," kata Clara setelah dirinya menghabiskan satu mangkuk bakso dengan sambalyang begitu banyak.

"Makanya lo kalau ngasih sambal jangan banyak-banyak," sahut Ester sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sahabatnya itu sibuk meneguk minuman akibat rasa panas yang terasa di dalam mulutnya.

"Kalau nggak pedes itu, gak enak tau." Memang Clara sangat senang dengan makanan pedas, bakso yang baru saja dimakannya pun ditambahkan hampir sepuluh sendok sambal.

Setelah minumannya habis Clara masih merasa pedas di mulutnya, ia pun berencana untuk membeli minuman lagi. Namun, saat pandangannya melihat ke arah kedai minuman tak sengaja ia melihat cowok yang sedang melihat ke arahnya, lebih tepatnya ke arah Ester yang berada duduk di hadapannya dan tepat membelakangi cowok yang menatapnya.

"Ter, lo nggak ngerasa lagi diliatin seseorang gitu?" tanya Clara pada Ester yang masih anteng memakan baksonya.

Clara bertanya seperti itu karena biasanya dalam drama-drama Korea atau sinetron yang ia tonton jika seseorang ditatap oleh orang lain pasti akan merasakannya, siapa tahu Ester juga merasakan seperti itu saat seseorang menatapnya.

Ester menggeleng untuk menjawab pertanyaan Clara. "Emangnya kenapa?" tanya Ester.

Sebelum menjawab Clara agak sedikit berdiri dari kursinya, membungkukkan badannya lalu berbicara dengan nada pelan kea rah Ester, "Alcan dari tadi ngeliatin lo."

Untung saja bakso hasil kunyahannya sudah ia telan, jika tidak pasti Ester akan tersedak karena saking terkejutnya mengetahui jika Alcan sedang memerhatikannya.

"Lo enggak bohong, 'kan?" tanya Ester sedikit ragu.

"Ngapain gue bohong, coba sekarang lo liat ke belakang," jawab Clara.

Dengan sedikit gugup dan ragu Ester mencoba untuk menengok ke arah belakang di mana katanya ada Alcan di sana yang sedang memerhatikannya. Dan benar saja, begitu Ester menengok pandangannya langsung beradu dengan pandangan Alcan. Cepat-cepat Ester kambali menghadap ke arah Clara.

"Bener 'kan, gue gak bohong," kata Clara yang sudah duduk kembali di kursinya, rasa pedas yang dirasakannya sudah hilang entah ke mana saat mengetahui Alcan terus memerhatikan sahabatnya-Ester.

"Kok gue jadi enggak enak perasaan gini ya, Clar," ucap Ester sambil mengelus belakang lehernya.

Clara terkekeh mendengar perkataan Ester. Aneh saja menurutnya karena di mana-mana jika seseorang ditatap oleh pujaan hati pasti akan merasa gugup, tetapi Ester berbeda ia malah merasa tidak enak.

"Bukan gak enak perasaan kali, lonya aja yang gugup," ujar Clara.

Tepat setelah berbicara seperti itu, Clara melebarkan kedua bola matanya saat melihat Alcan berjalan menghampiri dirinya dan juga Ester. Mungkin ini yang di maksud tidak enak perasaan oleh Ester.

"Dia nyamperin kita," gumam Clara.

"Siapa?" tanya Ester, berharap bukan Alcan yang di maksud 'dia' oleh Clara barusan.

"Alcanlah, siapa lagi," jawab Clara.

Ester menghela napas, entah kenapa hari ini ia tidak mau bertemu dengan Alcan, mungkin lebih tepatnya belum siap setelah beberapa hari lalu dirinya diantarkan pulang oleh Alcan. Ester masih merasa gugup.

Chance [End]Where stories live. Discover now