Bagian 25

365 35 1
                                    

Happy Reading

***

Sudah hampir setengah jam Ester terus mondar-mandir di kamarnya, membuat Evan-kakak Ester-yang sejak tadi berada di kamar adiknya itu melihatnya jengah.

"Lo kenapa sih dari tadi mondar-mandir udah kayak setrikaan aja, Dek!" protes Evan karena sudah pusing melihat tingkah adiknya itu.

"Gue itu lagi gugup tau gak?" jawab Ester tanpa berhenti melangkah bolak-balik sambil mengigiti kuku jarinya.

"Gara-gara mau ketemu calon mertua lo?" tanya Evan lagi kali ini dengan nada suara yang terdengar mengejek.

Hari ini memang Ester akan pergi bersama Alcan menemui Ibu Alcan seperti yang sudah direncanakan kemarin.

"Lo kalau ketemu sama orang tua cewek lo gugup gak sih, Kak?" tanya Ester yang sudah berhenti melangkah bolak-balik dan sekarang duduk di tepian ranjang miliknya.

Ester memutuskan untuk bertanya pada sang kakak karena ia yakin Evan sudah pernah berpengalaman bertemu dengan orang tua pacaranya.

"Hmm ... gimana ya," gumam Evan sengaja menggantungkan jawabannya agar Ester semakin penasaran.

Ester berdecak kesal karena Evan tak kunjung menjawab pertanyaannya sampai suara ketukan pintu terdengar, disusul suara Mama Ester yang memanggil nama gadis itu.

"Alcan udah di bawah tuh," kata Mama Ester begitu ia memasuki kamar anak gadisnya.

Bukannya senang dengan kedatangan Alcan, Ester malah semakin merasa gugup.

"Aduh, kenapa Alcan cepet banget datangnya, sih?" Ester menggerutu.

Sebenarnya Ester sudah siap sejak tadi, tetapi hatinya yang belum siap untuk bertemu dengan orang tua cowok itu.

"Lo janjian sama Alcan kan jam tiga? Sekarang udah jam tiga jelas Alcan udah datang bukan dia yang kecepetan."

Ester tidak menghiraukan perkataan kakaknya itu, ia memilih berjalan menuju cermin dan memerhatikan penampilannya sekali lagi.

"Anak Mama udah cantik, kok," ujar Mama sambil menghampiri Ester dan merangkul anaknya itu.

"Tapi, aku gugup, Ma," kata Ester.

"Alcan cuma mau ngenalin kamu ke Mamanya bukan mau ngelamar kamu sekarang."

Perkataan Mamanya memang benar, tetapi Ester memang belum terlalu siap karena ia takut jika Ibunya Alcan nanti tidak suka dengan dirinya. Bagaimana jika Ibunya Alcan tidak suka dengan Ester? Bagaimana jika Ibunya Alcan meminta Ester menjauhi Alcan seperti di sinetron-sinetron? Ah ... Ester tidak siap jika harus kehilangan Alcan dengan umur hubungan mereka yang baru sebesar biji jagung.

"Udah sana, kasian Alcan kalau nunggunya terlalu lama."

Perkataan Mama membuyarkan lamunan Ester yang memikirkan segala hal negatif. Setelah menghela napas dan memantapkan hati, Ester segera keluar dari kamar dan segera menemui Alcan yang sudah menunggunya di ruang tamu.

"Semangat!" kata Evan sedikit berteriak untuk menyemangati adiknya, lalu terkekeh. Ia merasa tingkah adiknya itu sangat lucu.

***

"Alcan," gumam Ester, "maaf lama," lanjutnya.

Alcan yang tadinya duduk di sofa ruang tamu langsung berdiri begitu mendengar suara Ester. Alcan memerhatikan penampilan Ester yang terlihat sangat cantik hari ini dengan rambut panjangnya yang teurai, baju lengan panjang, rok coklat kotak-kotak, dan sling bag coklat yang gadis itu gunakan, sungguh cantik sampai tak sadar membuat senyum tipis terbit di bibir Alcan.

Chance [End]Where stories live. Discover now