Bagian 23

439 37 1
                                    

Hari ini hujan turun begitu derasnya, masih pagi hujan sudah turun. Awan mendung begitu pekat, untungnya tidak ada petir yang menyambar.

Keadaan langit saat ini seperti menggambarkan isi hati Clara yang sama-sama mendung. Entah kenapa sejak bangun tidur tadi Clara merasa mood-nya sudah tidak baik.

Ini semua berawal dari mimpinya yang entah kenapa juga terasa sangat nyata. Di mimpi itu Clara sedang berdama seorang laki-laki yang wajahnya tidak terlihat jelas di penglihatan mimpinya dan Clara bersama laki-laki itu tengah adu mulut di pinggir jalan.

"Aku liat dengan jelas pake mata kepala aku sendiri kalau kamu selingkuh!"

Begitulah kira-kira ucapan laki-laki yang muncul dalam mimpinya dan perkataan itulah yang membuat mood-nya hancur. Clara paling tidak suka dituduh selingkuh karena Clara bukan perempuan yang mudah jatuh cinta sama laki-laki berparas tampan atau hanya menginginkan hartanya saja.

"Clara, lo kenapa?"

Clara tersentak dari lamunannya, ia menoleh menatap Ester yang sudah berada di sampingnya.

Sejak semalam Ester memang menginap di rumahnya karena mereka harus sama-sama menyelesaikan tugas yang akan dikumpulkan hari ini. Begitu juga dengan Vero, tetapi gadis itu masih bergelung dengan selimut yang dipinjamkan oleh Clara.

"Eh, gapapa kok, Ter," jawab Clara. "Gue ke bawah dulu bikin sarapan buat kalian," lanjutnya dan langsung beranjak keluar dari kamar.

Ester merasakan ada yang aneh dengan sikap sahabatnya itu, tidak biasanya Clara galau di pagi hari. Ester yakin ada sesuatu yang ditutupi oleh sahabatnya itu.

"Nggghh ...."

Ester menoleh ketika mendengar lenguhan dari Vero yang menggeliatkan badannya, gadis itu baru saja bangun.

"Ah ... enak banget gue tidur," ucap Vero sambil mendudukan dirinya.

"Bangun lo, Kebo!" sindir Ester yang langsung mendapat delikan dari Vero.

"Enak aja lo ngatain gue kebo."

Ester hanya menggidikan bahunya, bodo amat dengan perkataan Vero lebih baik ia membereskan kamar Clara yang berantakan. Tentunya Ester harus bertanggung jawab untuk membereskan semuanya karena sudah numpang tidur di kamar orang.

Sedang melipat selimut yang digunakannya tiba-tiba saja Ester kepikiran sesuatu. Ia berjalan menghampiri Vero yang masih duduk dengan selimut menutupi kakinya setelah Ester menyelesaikan melipat selimutnya.

"Ver," gumam Ester yang dijawab gumaman oleh Vero.

"Belakangan ini lo ngerasa gak kalau Clara agak aneh?"

Iya, Ester merasakan jika beberapa hari belakangan ini Clara terlihat aneh. Gadis itu sering melamun seperti orang yang baru saja putus cinta. Perubahan itu terjadi saat Clara bertemu dengan ... Leo! Iya, sejak pertemuannya dengan Leo yang katanya menolong Clara saat akan diganggu oleh preman, sejak saat itu Clara mulai berubah, Ester baru ingat.

"Hmm ... iya, sih, dia kayak jadi pendiem," jawab Vero.

Ester menganggukkan kepalanya, ternyata bukan dirinya saja yang merasakan itu, tapi Vero juga ternyata merasakannya.

Chance [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang