Bagian 9

1K 83 0
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya. 😁

Follow me 💕

Happy Reading

***

Alcan memetik gitarnya hingga mengeluarkan suara nada yang enak untuk didengar. Di sebelahnya ada Leo yang sedang bernyanyi sambil melihar lirik dalam ponselnya. Suara Leo itu bagus, bahkan di tengah sibuknya ia kuliah Leo berkesempatan menjadi pengisi acara tetap di salah satu kafe milik pamannya. Biasanya Leo mengisi acara setiap hari Sabtu ketika jadwalnya kuliah tidak begitu padat. Dari hasil mengisi acara itulah Leo bisa mempunyai tabungan sendiri dan untuk jajan tidak meminta lagi kepada orang tua.

"Gila gila gila, suara lo keren abis, Man!" seru Ricky yang sejak tadi menyaksikan penampilan dadakan antara Alcan yang bermain gitar dan Leo yang bernyanyi.

"Iyalah gue gitu loh, emangnya elo," sahut Leo sedikit mengejek Ricky membuat cowok itu agak kesal.

"Iya da aku mah apa atuh," gumam Ricky dengan nada yang rendah. Melihat itu Alcan terkekeh kecil.

Leo dan Ricky saling pandang saat mendengar Alcan terkekeh, mereka berdua sangat terkejut. Bukan lebay, tapi momen di mana Alcan tertawa atau bahlan tersenyum itu sangatlah langka, maka tidak heran jika orang-orang yang tidak terlalu mengenal Alcan akan menganggap cowok itu adalah orang yang sombong.

"Lo barusan ketawa, Can?" tanya Ricky untuk memastikan, ia takut jika suara tawa tadi bukan berasal dari Alcan bisa saja yang tertawa itu orang lain atau bahkan makhluk lain.

Memikirkan itu membuat Ricky merinding, apalagi saat Alcan tidak menjawab pertanyaannya.

"Kayaknya ada sesuatu yang buat si Alcan seneng nih," ucap Leo menyindir Alcan.

"Apaan?" sahut Alcan.

"Lo kayaknya hari ini lagi seneng banget," ucap Leo lagi.

"Biasa aja," jawab Alcan.

"Kayaknya lo lagi seneng pasti ada hubungannya sama cewek yang lo ajak makan tadi, 'kan?" ujar Ricky sambil tersenyum miring dan menatap Alcan.

Alcan yang mendengar itu langsung menghentikan permainan gitarnya, jika Ricky berbicara seperti itu berarti tadi saat dirinya dan Ester mampir ke sebuah kafe ada Ricky di sana.

"Kagak usah tegang begitu, Can, tenang aja," ujar Ricky lagi sambil terkekeh setelah melihat perubahan raut wajah Alcan yang begitu tegang, seperti pencuri yang baru tertangkap basah.

"Emang lo ngedate sama siapa, Can?" tanya Leo.

"Gak ngedate," bantah Alcan.

"Itu loh, Le, sama anak farmasi yang cantiknya gak ada obat," celetuk Ricky.

Leo menautkan kedua alisnya, ia sedang membayangkan seorang gadis cantik anak fakultas farmasi yang baru saja dikatakan oleh Ricky, dan setelah mengingat siapa gadis itu Leo langsung memukul pelan bahu Alcan dan mengejek Alcan. Leo tidak menyangka seorang Alcander Aileen yang terkenal cuek dan dingin itu bisa dengan mudah mendekati seorang gadis.

"Diem-diem lo ya langsung dapet berlian," ujar Leo yang membuat Ricky tertawa terbahak-bahak.

"Eh, tapi bener apa yang dibilang si Singa, dia itu cewek yang paling diincer sama anak cowok semua fakultas."

Ricky kembali tertawa dengan perkataannya, tapi sedetik kemudian mengaduh kesakitan saat Leo memukulnya lumayan keras. Leo tidak terima jika namanya dirubah menjadi singa, terjadilah pertengkaran kecil antara Leo dan Ricky.

Chance [End]Where stories live. Discover now