fourth

63.1K 1.3K 24
                                    

Seorang gadis muda masuk ke dalam kamar, seketika dia menyalakan keran air dan mulai mencuci wajahnya dengan air, sepertinya wajahnya mulai berkeringat dan itu membuat nya harus mengulang dandanan nya itu.

Dandan ?? Ya menjadi sekretaris harus atau paling tidak oleskan tipis sedikit riasan di wajah, apalagi sekretaris akan selalu ikut meeting atau rapat tertentu.

Dan disinilah, di tempat sepi inilah, gadis itu mulai mengeluarkan alat make up nya, jangan tanya darimana dia mendapatkannya, karena itu semua pemberian kekasih psikopat nya itu.

Segera gadis itu, Ribkha membuka kotak kecil berisi perlengkapan make up untuk nya, beruntung Ribkha sempat mempelajari beberapa make up saat dia mengikuti lomba fashion show saat remaja, jadi Ribkha tidak terlalu gagap dalam berdandan.

Secara perlahan Ribkha mengoleskan dandanan nya itu, begitu sabar gadis itu memakai eyeshadow, dan eyeliner di mata nya, pensil alis juga berada dalam genggaman nya, bedak, lipstik semua di persiapkan dengan baik. Namun saat Ribkha mengambil pewarna bibir tersebut, lipstik nya terjadinya ke bawah.

"Huft... Astaga, padahal hampir selesai." Ujar Ribkha sedikit mengeluh, bagaimana tidak lipstik itu jatuh ke lantai, sementara dia memakai rok yang baginya begitu ketat, bagaimana cara dia mengambilnya ?? sementara disana hanya ada satu orang sana.

Ribkha menghela nafas, dia segera merendahkan tubuh nya sedikit, kepalanya menoleh kesana kemari, tiba tiba matanya berbinar saat melihat benda panjang di bawah salah satu bilik tersebut.

Ribkha pun berusaha berjongkok untuk meraih lipstik milik nya itu, tetapi tidak bisa, rok itu terlalu ketat jika di paksakan, bisa bisa rok nya sobek. Akhirnya gadis itu mencari cara lain yang terdengar sedikit gila.

Ribkha melepas rok miliknya sehingga hanya menyisakan celana dalam saja di bagian bawahnya, dengan tujuan agar kaki nya bisa bebas di tekuk untuk meraih lipstik tersebut, dan benar saja setelah rok di buka kaki Ribkha terasa bebas dan lega. Segera Ribkha meraih lipstik tersebut, dan tidak butuh waktu lama pewarna bibir itu sudah ada di tangannya.

"Akhirnya... Ketemu juga kau..." Ujar Ribkha tersenyum senang, seketika Ribkha membalik badan dan...

"Ah- ehm !!" Teriakan Ribkha tertahan saat lelaki di depannya langsung membungkam mulut Ribkha. Lelaki itu kemudian memberikan kode untuk diam, Ribkha mengangguk.

Lelaki itu melepas bungkaman di mulut Ribkha. Sementara gadis itu menetralkan jantungnya akibat kehadiran lelaki itu secara mendadak.

"Astaga, kau membuat jantung ku copot, ada apa tuan ??" Tanya Ribkha saat berhasil menetralkan jantungnya.

"Kau lama sekali ?? Aku menunggu mu sedari tadi." Ujar lelaki itu, siapa lagi kalau bukan, Aysa Georgeo.

"Aku hanya memperbaiki dandanan ku, jadi mungkin akan membutuhkan waktu lama.." ujar Ribkha melewati Aysa, dan mulai menuju wastafel sembari memasukkan lipstik nya ke dalam kotak tersebut.

Aysa memandang Ribkha sembari tersenyum miring saat melihat ke bawah milik Ribkha, astaga sepertinya Ribkha telah membangunkan singa tidur dalam diri Aysa saat melihat Ribkha tanpa rok miliknya itu.

Aysa segera melangkah maju mendekati Ribkha, dan gadis itu masih sibuk mengolesi bibirnya dengan pewarna merah muda itu. Aysa kini sudah berdiri tepat di hadapan Ribkha, dengan tatapan nafsu nya itu, dan Ribkha masih tak menyadari nya.

"Ribkha..." Suara Aysa begitu serak dan berat memanggil kekasihnya itu, segera Ribkha menoleh dan menatap Aysa dengan tatapan bingung.

"Ada apa ??" Tanya Ribkha, astaga lihat kedua pasangan ini sama sekali tak romantis, atau mungkin Ribkha masih malu untuk memanggil lelaki itu sayang, darling, atau lainnya.

Segera Aysa meraub bibir Ribkha, dengan nafsu, sementara gadis itu terkejut bukan main menerima ciuman Aysa, tetapi lama kelamaan gadis itu menikmati bibir Aysa, bahkan membalas ciuman itu.

Aysa terlihat senang saat Ribkha gadisnya itu mulai menikmati permainan tersebut. Segera Ribkha mengalungkan kedua tangannya pada leher Aysa, dan Aysa memegang tengkuk Ribkha memperdalam ciuman mereka. Tak jarang, lidah Aysa menjilat bibir Ribkha dengan penuh nafsu.

Segera Aysa mengangkat tubuh kecil Ribkha, dan mendudukkan nya di wastafel, kaki Ribkha kemudian mengingkar di pinggang Aysa.

Aysa POV

"Oh... Shit... Babe..." Ujar ku di sela sela ciuman panas itu, astaga aku begitu tak terkendali saat melihat bagian pantat nya yang begitu besar dan seksi, bagian dadanya begitu menggoda ku, tidak terlalu besar tapi aroma dari kedua gunung itu selalu menggoda ku.

Segera tangan ku meraih baju belakang gadis ini, dan melepaskan bajunya begitu saja, terlihat jelas sebuah bra merah menutupi dadanya itu, segera aku melepas bra itu dari belakang, oh astaga besar sekali...

Aku melepas tautan bibir itu, membiarkan nya bernafas sejenak, lalu aku mulai mencium sekaligus menjilat bagian dada nya itu, gadis itu mendesah kenikmatan, aku merasakan ada tarikan di rambut ku, tapi aku tak peduli, aku masih ingin bermain di area pegunungan itu.

Tangan ku yang nakal langsung meremas pantat nya itu, sekali lagi ku dengar desahan dari mulut nya itu, oh permainan yang sangat menyenangkan meski posisi ini tak terlalu nyaman baginya, tapi kelihatannya dia menikmati sekali.

***

Author POV

"Jadi bagaimana ??" Tanya seorang dari balik kegelapan.

Sementara yang di ajak bicara hanya menunjukkan ekspresi berfikir, seolah memikirkan sebuah perjanjian dengan orang di depannya yang masih asing baginya.

"Entahlah..." Hanya itu jawaban dari si lawan bicara.

Helaan nafas terdengar jelas, seolah menggambarkan perasaan kecewa saat orang itu depannya enggan untuk menerima tawaran nya.

"Ayolah, kita sama sama memiliki musuh yang sama, dan aku yakin kita bisa bekerja sama melawannya." Ujar orang itu tampak meyakinkan si lawan bicaranya.

Sementara yang di ajak bicara, hanya memandang nya curiga, lalu kemudian dia menghela nafasnya.

"Dengar musuh kita, bukan sembarang mafia. Dia pemilik perusahaan terbesar di Eropa, dan kau tidak bisa main main dengannya. Bahkan dengan permainan dendam, murahan mu ini." Ujar orang itu memberikan alasannya atas keraguan dalam rencana itu, baginya lawan yang mereka hadapi bukan sembarang lawan biasa.

"Ini bukan permainan dendam murahan, ini akan menjadi permainan besar bagi nya, dan ini akan menguntungkan pihak kita. Bagiamana ??" Ujarnya meyakinkan lawan bicara nya itu.

Sementara orang lain itu hanya terdiam sejenak, kemudian dia memutar matanya dengan malas.

"Baiklah, jika sampai rencana permainan mu gagal, maka aku tidak mau terseret dalam permainan gila mu ini." Ujar lawan bicaranya dengan nada terpaksa.

"Bagus, rencana ini tak akan gagal, kau tenang saja." Ujar orang itu senang, karena telah menarik seorang yang berkuasa dalam rencana dendam nya yang dia impikan sedari dulu.

"Apa rencana pertama mu ??"

"Rencana pertama ku, adalah mencari kelemahan nya."

"Kelemahan ?! Hmm, I think that's fool Idea. You know mafia itu tidak pernah memiliki sebuah kelemahan."

"Not yet, aku tahu apa kelemahan lelaki mafia gila itu."

"Lie."

"No, I seriously. Dan hanya aku yang tahu kelemahan nya....

Kelemahan seorang Aysa Georgeo."

Seketika seringaian keluar dari bibir orang itu, seringai licik saat membayangkan orang yang paling dia benci berlutut ke arahnya.

💓🔫💓🔫💓🔫💓🔫💓🔫💓🔫💓🔫

Bersambung...

Di sela sela cerita mature nya, disini akan ada cerita aksi dan mafia nya...

Ikuti terus ya, jangan lupa voment nya...

Sampai jumpa....

My Love Wild StoryWhere stories live. Discover now