Twenty- one.

13.9K 555 55
                                    

Tiga hari berlalu dan Ribkha masih dalam kondisi koma, membuat Aysa sering mengunjungi bahkan menginap di Rumah Sakit tanpa pulang ke rumah nya. Dia lebih memilih menemani kekasihnya itu, ketimbang berada di rumah.

Tapi, tidak seperti sebelumnya. Malam ini, Aysa tidak berada di Rumah Sakit karena meeting spesial nya dengan kedua partnernya. Rupanya rencana Andy menggabungkan Aysa dan Mark berhasil, keduanya kini mulai menerima hubungan baru mereka sebagai seorang partner, bahkan keduanya mulai bersatu untuk memberantas musuh mereka.

Rupanya dari awal, kedua orang ini memiliki musuh yang sama, tetapi karena gengsi dan kesombongan justru membuat mereka bermusuhan satu sama lain, padahal kalau keduanya bersatu bisa menjadi senjata yang ampuh untuk melumpuhkan musuh mereka.

Kembali ke cerita.

Aysa sedikit menggerutu kesal, karena meeting ini menghabiskan waktu beberapa jam hingga tengah malam, membuat waktunya dengan Ribkha terganggu, meski begitu lelaki ini pun melaksanakan meeting dengan baik tanpa ada kesalahan sedikitpun.

Tiba tiba saja handphone nya berdering...

Aysa segera meraih handphone nya dan membaca nama di layar kotak berbentuk persegi itu, tertera nama Jayden. Yah, Aysa sengaja memberikan nomer handphone nya kepada Jayden, agak lelaki yang berprofesi sebagai dokter itu bisa memberikannya informasi tentang keadaan Ribkha saat Aysa tidak berada di Rumah Sakit seperti saat ini

Aysa tanpa ragu, menjawab telfon itu, membuat Andy yang duduk di seberangnya menatap nya dengan rasa penasaran, tak jauh beda dengan Mark yang duduk di sebelah Andy.

"Katakan, ada apa ?"

"Ehm.... Aysa, aku mengatakan sesuatu tentang kondisi Ribkha saat ini."

"Apa dia sudah sadar ??"

Jawaban Aysa membuat Mark menegakkan tubuhnya dan terus menatap Aysa, dia yakin jika ini terkait dengan kondisi Ribkha.

"Aysa... Dia...dia.... Maafkan aku, dia di nyatakan meninggal saat ini..."

"Apa ?! Bagaimana bisa, kau bercanda, kan ?!!"

"Tidak, baru saja aku mendapat memeriksa kondisinya, dan aku tidak mendapati detak jantung nya sama sekali."

"Baiklah..... Terima kasih..."

Aysa menutup telfonnya dan memijat keningnya sendiri, meski dalam hatinya dia ingin sekali menangis, tapi sebagai mafia sejati dia tidak akan menangis di depan kedua partnernya.

"Bagaimana kondisi Ribkha ??"

Aysa hanya menunduk, dan menghela nafas sejenak sebelum menjawab, "dia... Gadis itu sudah tiada."

Bruk !!!

Mark memukul mejanya, sembari mengeluarkan emosi, mendengar kondisi Ribkha saat ini.

"Itu tidak mungkin !!! Katakan Aysa jika ini bukan joke murahan saat April mop !!"

"Ini bukan joke, Jayden baru saja menghubungi ku, dan dia mengatakan jika gadis itu, tidak lagi bernyawa." Ujar Aysa dengan nada sedih, oh lelaki mana yang tidak sedih kekasihnya meninggal.

"Kalau begitu, kita harus mengeceknya sendiri di Rumah Sakit." Usul Andy.

Tanpa berfikir panjang, kedua lelaki itu mengangguk sepakat. Mereka segera merapikan meja meeting mereka, dan segera berlalu dari sana menuju Rumah Sakit.

_******_

Ketiganya pun sampai di Rumah Sakit, dan menemui Jayden yang dimana lelaki itu sudah menundukkan kepalanya bertanda jika dia berduka atas kematian Ribkha saat ini.

My Love Wild StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang