Eight

30.6K 901 8
                                    

Ribkha

Cekrek....

Suara deritan pintu, saat aku membuka pintu secara perlahan. Senyuman tak luntur dari wajah ku, saat aku mengingat wanita tadi, Enanka. Mungkin dia akan menjadi teman pertama ku di Italia.

Saat aku menutup pintu, tiba tiba aku mendengar sebuah suara yang mengejutkan ku.

"Ehem !!!!"

Aku segera membalik badan dan melihat wajah lelaki yang menatapku tajam seperti pisau, dan aku bisa melihat jelas raut ekspresi marah di wajah tampan nya itu.

"Three hour ?! Where you go ??"

Tanya nya dengan nada mengintrogasi ku, astaga aku hanya pergi selama 3 jam, yah itupun aku sudah memberitahu nya. Lagipula aku tidak mungkin akan berselingkuh dengan lelaki lain, bukan ?? Aku baru saja sampai disini beberapa hari yang lalu.

"Ehm... Just walk alone at park, and looked at childrens."

Dia mengangkat satu alisnya, aku menahan rasa gemetar ketakutan ku, oh rasanya aku baru saja melakukan kesalahan besar, ayolah aku hanya pergi bersama dengan sahabat baru ku.

"Okey, don't do it again ! Btw prepared. Tonight we had party."

"Party ??"

"Yeah, at cafe 07.00 am."

Aku mengangguk menuruti saja, pesta ?? Oh ini sepertinya akan menjadi malam pertama aku pergi ke pesta, kalian pasti tak kan percaya wanita berusia 21 tahun, dan belum pernah menginjakkan kaki ke pesta.

Dan itu adalah aku.

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

"Apa kau sudah siap, Aloo ??"

Aku mengangguk, saat lelaki itu bertanya padaku, berdiri tepat di belakang ku yang sedang bercermin, sesekali aku menghela nafas kesal saat lelaki itu mencium leher ku, bukan apa-apa hanya saja itu membuat ku sedikit risih dan geli.

" okey then, let's go party."

Ujarnya sembari memegang tangan ku, dan mengajak ku, keluar dari rumah dan menuju mobil di halaman. Aku hanya pasrah saja saat dia sedikit menggunakan tenaga menarik ku, huft... Tenaga lelaki memang sangat kuat, ya begitu kuatnya hingga aku tak bisa menolak nya, terutama saat sudah berada di atas ranjang, eh...

Segera dia membukakan ku pintu mobil, dan aku masuk ke dalam. Sebenarnya dalam hati aku sedikit terkejut dengan tingkah romantis nya yang bisa di bilang cukup berbeda dari kemarin. Tapi ya sudahlah, anggap saja hatinya sedang gembira sehingga aku mendapat perlakuan seperti ini.

Segera dia menutup pintu mobil, berjalan ke sisi yang lain, dan mulai masuk ke dalam mobil. Segera dia menyalakan mobil dan menginjak pedal gas nya, dan mulai keluar dari halaman rumah. Sementara aku sibuk menikmati pemandangan dari jendela mobil, tidak ada pembicaraan diantara kita berdua, hanya keheningan di sekitar kami.

Sebenarnya aku tidak tahan dengan suasana seperti ini, hening, tanpa ada pembicaraan, tanpa ada musik, dan AC mobil ini semakin lama semakin dingin saja. Tapi keheningan yang menyiksa ku kini mulai pudar, saat mobil berhenti di sebuah kafe, yang entah apa namanya. Jujur aku belum belajar bahasa Italia yang begitu rumit dan sulit di pahami.

My Love Wild StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang