eleven

24.4K 833 25
                                    

Aku mulai membuka mata ku, perlahan tapi pasti kelopak mata ku mulai terbuka, dan aku hanya melihat gelap, ya hanya kegelapan.

Aku mencoba meraih apapun yang ada di sekitar, aku meraba sebelah ku, dan aku tak menemukan apapun. Dimana Aysa ?? Dan dimana aku ?? Hanya itu yang berada dalam benak ku. Aku mencoba mengeluarkan suara memanggil nya, tetapi tidak ada jawaban sama sekali.

Tiba tiba saja pintu kamar terbuka, ada sedikit cahaya yang aku yakini berasal dari luar kamar. Aku mencoba bangkit berdiri dengan kedua tangan ku sebagai tumpuan nya. Aku kemudian berjalan menuju pintu itu, mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

Aku segera melewati pintu kayu itu, dan....

Semua berubah...

Pemandangan dinding rumah yang biasa aku lihat setelah keluar dari kamar, bentuk bangunan yang biasa aku kenali sebagai 'rumah' kini hilang, hanya ada sebuah lapangan yang begitu luas. Aku menoleh ke belakang, tempat yang aku yakini sebagai kamar tadi kini musnah, bahkan pintu yang aku lalui kini hilang, tidak ada apapun disana.

Aku mencoba mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru arah, untuk menemukan suatu petunjuk tentang tempat ini, dan jujur aku masih bingung kenapa di sini hanya ada aku, dimana orang lain ?? Lapangan ini luas tapi aku sendiri.

Aku melangkahkan kakiku ke depan, mencari sesuatu disini, tapi nihil aku hanya melihat rumput hijau, bahkan aku tak bisa melihat ke arah langit, sebuah kabut putih tebal menutupi tempat ini, menutupi semua pandangan ku saat ini.

Tiba tiba aku melihat seorang wanita, tunggu.... Bukankah dia... Enanka ??

Aku melambaikan tangan ku ke arahnya dan tersenyum, namun entah kenapa dia terlihat sangat sedih dan menangis, dia bahkan menatap ku dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Enanka ?? Kau kenap-"

"JANGAN MENDEKAT !!"

dia berteriak dan mengangkat tangannya, seolah menyuruh ku untuk tidak mendekati nya, bisa ku lihat air mata kecewa dan sedih di wajahnya saat ini, tapi kenapa ???

Aku tak banyak bicara, meski sebenarnya aku ingin sekali bertanya padanya tentang segalanya, aku rasa ini bukan waktu yang tepat untukku. Sementara Enanka terus saja menangis menatap ku dengan tatapan kecewa. Ada apa dengannya ?? Apa aku mengecewakan nya ?? Tapi bagaimana bisa ?? Aku tidak pernah berbicara kasar ataupun membentak nya.

Bahkan saat pertama bertemu, aku menghiburnya saat sedang menangis karena bermasalah dengan kekasihnya, tapi kenapa dia menatap ku dengan tatapan kecewa ??

"Aku.... AKU BENCI PADAMU, RIBKHA !!"

Setelah mengucapkan kata itu, dia berlari menjauh dariku, aku tak bisa berdiam diri, aku langsung mengejarnya, sementara Enanka terus berlari dan menangis.

Tanpa aku sadari kabut yang berada di sekeliling ku, mulai memudar dan kami tidak lagi berlari di lapangan, melainkan di sebuah jalanan. Aneh ?? Aku ingin sekali menyelidiki jalanan ini, hanya saja niat ku untuk mengejar Enanka masih kuat, aku kejar wanita itu, meski dia membenci ku.

Mungkin setelah mendapatkan nya, aku akan meminta maaf dan menunduk padanya, sembari bertanya apa yang sebenarnya terjadi ??

Enanka pun berhenti tepat di tengah jalan, aku tersenyum memanfaatkan momen ini, tapi saat aku berlari mendekatinya, aku melihat ada truk yang berjalan tanpa kendali, bahkan supir itu sedari tadi menekan klakson nya, tapi entah kenapa Enanka seakan tak mendengar suara klakson, dan memilih berdiam diri di sana.

My Love Wild StoryWhere stories live. Discover now