3

7.3K 610 19
                                    

✨Happy Reading✨


Seorang wanita cantik berpakaian modis memasuki rumah mewah berlantai tiga yang terletak di salah satu perumahan elit di kota Jakarta. Sepatu berhak lancipnya mengetuk lantai bergema di sepanjang ruangan yang ia lewati. Beberapa pelayan menyapanya dengan ramah, dan seperti biasanya yang di tanggapinya dengan senyum ramah, membuat semua orang terkagum-kagum dengan sifat ramah dan baik nona muda tertua keluarga ini.

Tak menghiraukan tatapan kagum yang di terimanya dari sekitar. Ia terus melanjutkan langkahnya hingga tiba di sebuah pintu jati berukir pola rumit dan bercat coklat. Tangan lentiknya mengetuk pintu dua kali sebelum menerima balasan dari dalam sana yang menyuruhnya masuk.

"Ayah.."

Suara yang terdengar lembut dan sedikit manja terdengar di pendengaran seorang pria paruh baya yang selama beberapa jam ini terus menekuni pekerjaannya.

"Bagaimana hasilnya?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Semua seperti yang kita harapkan. Berkat bimbingan ayah akhirnya tuan Himamura bersedia menjalin kerja sama dengan perusahaan kita."

Diana, wanita itu perlahan berjalan mendekati meja, kepalanya menggeleng melihat ayahnya yang seperti biasanya.. gila kerja. Meski malam sudah larut namun tak ada tanda kapan pria paruh baya itu akan mengakhiri kegiatannya. Ia duduk di kursi berhadapan dengan Fans, menaruh dokumen-dekumen yang di bawanya di atas meja.

"Coba ayah lihat."

Akhirnya Frans mengangkat kepalanya, namun seperti biasa hanya pekerjaan yang bisa mengalihkan perhatiannya.. Ya tentu saja kecuali ibunya, Mila.

"Tidak!" Diana menggelengkan kepalanya, menarik dokumen-dekumen itu lebih dekat kearahnya untuk mencegah tangan Frans meraihnya.

"Ayah hanya ingin melihat." Frans mencoba meraih kembali dokumen-dekumen itu namun lagi-lagi Diana tak mengijinkannya.

"Besok saja. Sekarang sudah larut, sebaiknya ayah beristirahat." Diana membujuk dengan nada yang halus, tau tabiat ayahnya yang susah sekali berhenti jika menyangkut pekerjaan.

"Hanya sebentar.."

"Ayah!" Diana menyela. "Usia ayah sudah tidak muda lagi. Tolong rawatlah tubuh ayah dengan baik. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada ayah apa yang akan kami lakukan? Kami masih sangat membutuhkan ayah! Aku membutuhkan ayah! Bunda membutuhkan ayah!" saat mengucap kata bunda suaranya terdengar lirih.

Mendengar ucapan putrinya seperti biasa Frans hanya menghela nafas dan kemudian mengalah.

"Ayah, jika ayah sakit bunda pun akan sedih melihatnya. Pikirkanlah kesetananmu. Tenanglah, masih ada hari esok. Kita akan membahasnya besok. Ya?" Diana menatap Frans penuh harap. Melihat senyum yang terukir di bibir Frans membuat hatinya senang.

Ia pun bangkit dan mendekati Frans, meraih tangannya, menariknya perlahan hingga mau tak mau Frans pun bangkit dari kursinya.

"Ayo bangun! Dan cepatlah pergi beristirahat. Aku yakin saat ini di kamar bunda sedang menunggu ayah selesai bekerja."

Senyum lembut terukir di bibir frans. Tangannya mengacak sedikit rambut putrinya membuat bibir merah Diana mengerucut.

"Aku bukan anak kecil lagi ayah." Diana pura-pura kesal sambil menyisir rambur lurus sebahunya dengan jari tangan. Dan seperti biasanya, reaksi Frans hanya tertawa ringan menyikapi sikap manjanya.

"Baiklah. Kalau begitu kamu juga istrahat. Terimakasih karena sudah bekerja keras selama seminggu ini."

Senyum manis terukir di bibir Diana mendengarnya.

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang