23

6.5K 664 75
                                    

Maaf karena lama membuat kalian nunggu, hingga ada beberapa yang bilang saking lamanya jadi lupa dan jadi gak nyambung baca.
Ya kalau bisa aku juga pengen kayak Author lain yang bisa up tiap hari, punya banyak waktu luang dan ada terus ide ceritanya. Tapi beginilah adanya.
Oya makasih juga buat kalian yang selalu setia menunggu cerita ini. Makasih atas dukungan dan doa'nya. Dan makasih atas bantuan koreksinya, sangat membantu banget.
So..

Happy Reading

❤ ❤

Telepon terus berbunyi membuat Diana menggeram frustasi. Ia menghempaskan pena yang di pegangnya kemudian memejamkan matanya sejenak menenangkan emosinya sebelum menjawab panggilan. Sambil memijit pelipisnya ia bersandar di kursinya tampak begitu lelah.

"Bagaimana?"

Begitu panggilan tersambung pertanyaan bernada tak sabar dari seberang sana ia terima. Diana menghela nafas panjang merasa lelah baik batin dan badan. Pekerjaannya sudah terlalu banyak tanpa harus di tambah, dan sekarang ia harus membereskan kembali kekacauan yang sepupu tersyangnya buat.

Jika bukan karena Mila yang terus saja menghubunginya Diana tak akan pernah sudi membereskan setiap kekacauan yang Sarah buat.

Baru beberapa hari yang lalu ia membantu sepupu tersayangnya itu untuk memulihkan nama baiknya bahkan menaikan pamornya. Namun sekarang ia harus kembali membantunya lagi akibat kekacauan  yang tiba-tiba terjadi saat sepupunya itu melakukan konversipers.

"Aku sudah menyuruh beberapa orang untuk membawanya ke tempat yang aman. Mama tak perlu khawatir." Jawabnya menjelaskan situasi Sarah pada ibunya.

Helaan nafas lega terdengar dari sebrang sana. "Lalu bagaimana dengan pemberitaan yang saat ini beredar di luar sana?"

"Aku sudah menyewa beberapa pihak ahli untuk menekannya sementara ini. Tapi tidak tau sampai kapan. Karena tampaknya ada seseorang di belakang layar yang ikut mengendalikan situasi dan mempengaruhi opini publik dari kegelapan."

"Siapa itu?"

"Entahlah, aku sendiri belum tau karena orang-orangku masih menyelidikinya." Entah siapa yang melakukannya, yang jelas sampai saat ini orang-orangnya masih mencari siapa pelakunya.

"Siapa itu?! Siapa yang tega melakukan hal keji seperti ini pada Sarah?! Oh, gadis yang malang.."

Bibir Diana membentuk garis tipis mendengar nada amarah dari ibunya. Tidakkah Mamanya pernah berfikir bagaimana perasaannya?

Yang ibunya dan Neneknya perdulikan hanyalah Sarah, Sarah dan Sarah! Tak ada yang memperdulikan bagaimana perasaannya, atau bahkan sekedar bertanya apa sebenarnya yang diinginkannya.

Selama bertahun-tahun ini ia selalu menuruti apa pun yang di perintahkan mama dan neneknya, apapun.. Namun apa yang ia dapat?

Hatinya merasakan perasaan pahit mengingat kasih sayang berat sebelah yang di terimanya. Yang mereka fikirkan hanyalah Sarah.

Sarah yang pintar, hebat, terkenal dan bla bla bla. Apapun kerja kerasnya tak pernah ada yang mengakuinya. Sekeras apapun itu dan sesulit apapun itu neneknya tak pernah menghargainya.

"Cari tau siapa itu! Kita tidak boleh memaafkannya! Berani-beraninya ia mengusik keluarga Wijaya!"

"Ya. Saat ini Diana masih sibuk, Diana tutup dulu teleponnya."

"Ya sudah. Pastikan untuk menemukan pelakunya! "

"Hm."

Setelah sambungan terputus Diana mengusap wajahnya, kemudian melirik tumpukan berkas di depannya. Beberapa waktu lalu Frans melimpahkan proyek baru padanya. Inilah saatnya membuktikan diri pada ayahnya bahwa ialah yang pantas mewarisi posisi jabatan direktur perusahaan kelak! Sesuai keinginan ibu dan neneknya! Namun masalah Sarah malah membuyarkan konsentrasinya, cukup menyita waktu dan fikirannya. Diana pun kembali menghubungi orang-orangnya.

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang