14

5.8K 519 25
                                    

Selamat berpuasa bagi yang menjalankankannya. Dan selamat makan bagi yang berhalangan seperti aku. Antara ingin menangis dan tertawa, kenapa si bulan harus datang di jam segini.
Hadeuh..
Mana puasa perdana lagi.

✨Happy Reading✨


Senyum tipis terukir di bibir Angella, mengangguk puas pada hasil pekerjaan Lee ia pun kembali menyimpan ponselnya dan menyeruput tehnya.

Sepertinya ini akan menjadi lebih menarik dari yang ku harapkan..

Binar cerah terlihat di matanya.

Di sebelahnya masih ada Lusi yang tengah mememerakan peran kasih sayangnya bersama putrinya, Mila. Keduanya mengobrol dengan bahagia, memamerkan ikatan kasih sayang di antara ibu dan anak membuat siapa saja yang melihat merasa iri. Angella hanya sesekali menanggapi, lebih banyak mengangguk dan selebihnya mendengarkan.

"Oh ya, dimana anak itu? Kenapa ia tidak minum teh bersama kita?" Lusi mencari keberadaan cucu tertuanya, Diana.

"Mom, dia kan bekerja. Lagi pula anak itu sangat sibuk akhir-akhir ini mengurusi proyek baru perusahaan. Jadi dia tidak akan bisa sering-sering menemanimu seperti Angella." Mila memberitahu. Desahan lolos dari bibirnya yang di tanggapi senyum puas dari ibunya. Angella tersenyum tipis mendengarnya.

"Benarkah?" Lusi bertanya.

"Mm, ya. Akhir-akhir ini dia begitu sibuk hingga mengabaikan kesehatannya sendiri." Mila terlihat sedih memikirkan putrinya.

"Ah, dia memang anak yang baik. Selalu mengutamakan perusahaan di atas segalanya. Tidak heran Star gobal Goup semakin maju dan berkembang." Lusi mengangguk membenarkan.

Angella hanya menyeruput tehnya tanpa mengomentari apa-apa. Implikasi dari perkataan Lusi jelas, tanpa Diana Star Company tidak akan menjadi apa-apa. Tanpa kerja keras Diana perusahaan ayahnya tidak akan semaju sekarang ini.

Ia hanya tertawa dalam hati. Betapa konyol!

Memang benar Frans bodoh dalam hal mengenali kasih sayang sebenarnya dari orang-orang di sekitarnya hingga mudah mereka manipulasi. Namun menjalankan sebuah perusahaan tidak semudah yang terlihat. Harus ada otak yang cerdas, cerdik dan tanggap di belakang layar untuk memastikan semuanya berada dalam kendali. Menjaga mata pencaharian ribuan kariawan tidaklah mudah. Itulah sebabnya Frans lebih menuntut kasih sayang dari pada di curigai, yang menyebabkannya terbuai dengan kasih sayang yang di berikan Mila padanya.

Apa yang di kerjakan Diana tidak lebih dari menggaruk secuil ujung gunung tinggi, ia memang memerankan beberapa bagian penting bagi perusahaan. Namun perannya tak sepenting itu, nyatanya Star Company tak sedikit pun kekurangan tenaga kerja prosesional yang lebih rendah dari wanita itu.

"Sudah lah mom. Tidak perlu memikirkan anak itu. Biarkan ia melakukan apa yang ia sukai. Lagi pula ada Angella yang akan sering menemanimu. Iyakan sayang?" Dengan lembut Mila bertanya pada Angella. Gadis itu mengangguk membuatnya senang.

"Ah, oma dengar kamu ingin bekerja? Apa itu benar?" Kali ini Lusi yang bertanya.

"Mm." Angella kembali mengangguk.

"Kenapa kamu tiba-tiba ingin bekerja? Bukankah dulu kamu mengatakan lebih suka menghabiskan waktu di rumah, belajar pada Mama-mu?" Mama yang di maksud adalah Mila.

Angin pagi berdesir membelai pipi dan rambut Angella, membuat gadis itu terlihat segar dan cantik dengan riasan ringan di wajahnya. "Ya, Ella rasa tidak ada salahnya bekerja. Semakin hari Ella rasa semakin membosankan hanya menghabiskan waktu berdiam diri di rumah." Kedua pasang ibu dan anak itu saling berpandangan mendengar jawaban Angella.

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitWhere stories live. Discover now