4

7K 575 35
                                    

Apa hanya aku aja atau kalian pun merasa kalau gaya tulisan aku di cerita yang ini sedikit berubah??

Wkwk

Pertanyaannya gak mutu banget ya. Yang penting hasil imaginasi sendiri.


✨Happy reading✨

"Tidak!"

"Tidak!"

Kepala Angella mengeleng ke kiri dan ke kanan. Keringat dingin menghiasi keningnya. Tangannya menggenggam selimutnya dengan erat. Bibirnya terus menggumamkan kata 'tidak!'

Tubuhnya bergetar hebat, bayangan ia terikat dengan mulut tersumpal kembali muncul dalam mimpinya.
Tubuhnya semakin bergetar saat ia merasakan mobil yang di tumpanginya mulai bergerak.

'Tidak! Aku tidak boleh mati!'

'Aku harus hidup!'

'Aku harus tetap hidup bagaimana pun caranya!'

Angella bertekad untuk tetap hidup agar bisa membalas demdam pada mereka yang telah menyakitinya.

Angella menggerak-gerakan tubuhnya, berharap bisa membuka ikatan di tangannya. Keringat semakin deras mengalir di kening dan punggungnya, matanya semakin panik melirik ujung jurang di depan sana yang terasa semakin dekat.

Tidak!

Tuhan, ku mohon! Jangan lakukan ini padaku..

Pintanya lirih dalam hati. Ia berharap keajaiban akan terjadi.

Tiba-tiba, entah apa yang terjadi namun Angella menemukan ikatan di tangannya mulai terlepas. Dengan tangan yang gemetar semakin hebat antara perasaan lega dan cemas ia mulia melepas tali yang masih menjerat tangannya, kemudian membuang penutup mulutnya.

Angella meraih handel pintu, namun pintu mobil tak mau terbuka sekeras apapun ia mencoba membukanya. Derai tawa yang terdengar bagai lagu pengiring kematian dari Diana dan Mila membuat suasana semakin mencekam. Hingga akhirnya Angella merasa tubuhnya secara perlahan melemah. Bagai tak memiliki tenaga, ia hanya mampu menatap kosong pemandangan di depannya. Mobil yang di tumpanginya mulai menuruni jurang, beberapa rumput liat dan semak belukar terlihat di depannya yang tersorot lampu mobil.

Benturan keras terdengar di sela kesadaraannya yang kian menipis. Angella hanya merasa seluruh tubuhnya remuk redam. Tak ada satu pun dari angota tubuhnya yang tak merasakan sakit.

Tak lama kemudian api mulai menyala dari bagian depan kap mobil. Angella yang terlihat lemah di dalamnya hanya mengerang pelan di iringi setiap tetesan darah dari kepalanya.

Panas mulai semakin terasa. Angella menyipitkan matanya berusaha memperjelas penglihatannya. Warna kuning samar terlihat seiring suhu yang terasa semakin panas. Bibirnya menyunggingkan senyum lirih. Kesediahan dan kebencian dalam hatinya tak dapat di damaikan bahkan setelah kematiannya.

Bunyi ledakan keras dari dasar juarang memecah kesunyian malam itu. Api yang berkobar menerangi pekatnya malam. Membuat beberapa binatang malam ketakutan, bertanya-tanya dengan apa yang tengah di lakukan oleh para manusia.

........................................

Angella terbangun dengan terengah-engah. Wajahnya pucat pasi, keringat menetes dari keningnya.

'Hanya mimpi..'

'Aku tidak mati!'

'Ya.. Aku hidup kembali. Tidak ada yang perlu di takutkan.'

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang