8

6K 586 31
                                    

Special buat yang nungguin up..

2000 kata untuk memuaskan kalian..





✨Happy reading✨











Angella menatap papan bertuliskan kata 'Di Jual' di hadapan sebuah bangunan yang tampak sedikit tak terawat. Ia merogoh tasnya dan mengambil ponselnya, menekan beberapa angka kemudian bunyi tersambung terdengar di benda pipih yang kini di tempelkan di telinganya.

"Halo, selamat siang. Apa benar ini dengan pak Heri?" tanyanya dengan sopan.

"Iya benar. Maaf ini siapa ya?"

"Saya Angella. Saya melihat papan pengumuman di depan sebuah toko yang bertuliskan di 'Di Jual Segera', kalau boleh tau apa toko ini sudah ada yang membeli?"

Di seberang sana seorang wanita tua berdiri dari kursinya membuat seorang pria paruh baya yang terbaring di sebuah ranjang rumah sakit menatap penasaran pada istrinya tersebut. Ia ingin bertanya namun ia urungkan saat Mirna___istrinya memberi isyarat untuk diam menggunakan jari telunjuk di depan mulut.

Heri menutup mulutnya yang terbuka dan memutuskan untuk mendengarkan. Tak lama kemudian ada senyum di wajah pucat itu.

Mirna mengucapkan salam saat panggilan berakhir. Tangannya bergetar dan ia pun kembali duduk di kursi tadi, ia pun mulai menceritakan pada suaminya jika tadi ada yang menghubungi yang berniat membeli restoran mereka.

Heri menghela nafas mendengarnya, ada rasa senang sekaligus enggan dalam hatinya. Untuk biaya oprasi pencakokan ginjalnya ia terpaksa menjual restoran warisan turun temurun keluarganya. Meski sesungguhnya ia tidak mau namun ia tak memiliki pilihan. Ia terpaksa menjual warisan yang di percayakan padanya.

Nyawa lebih penting dari sebuah warisan. Warisan mungkin memang harus di jaga tapi apalah nilainya jika itu bahkan tak dapat menyelamatkan pemiliknya.

Mungkin inilah tujuan kakek buyutnya membuat restoran ini, agar dapat menolang salah satu dari cucu buyutnya di masa mendatang.

Angella membuat janji pertemuan keesokan harinya di depan restoran yang akan di jual tersebut. Sebenarnya restoran itu adalah restorannya di kehidupan masa lalunya.

Angella membeli restoran tersebut dari Indra menantu Pak Heri 2 tahun kemudian jika di hitung dari waktu saat ini. Ia membelinya dari menantu Pak Heri karena saat itu Pak Heri sendiri sudah meninggal karena tak mampu mengumpulkan biaya sesuai waktu yang di tentukan dokter hingga restoran tersebut di wariskan pada putri tertuanya.

Namun ternyata putrinya terlalu menuruti suaminya hingga memberikan restoran turun temurun keluarganya untuk di jual untuk modal usaha bengkel. Dan akhirnya bengkel itu pun tak terlalu berjalan baik hingga akhirnya uang tersebut habis untuk menutupi biaya hutang pada beberapa pihak perusahaan meminjaman uang dan pegadaian.

Kembali ke masa kini..

Di musim pemilu dan krisis ekonomi tahun 2019 ini sangat sedikit orang yang berminat membeli bangunan untuk memulai sebuah usaha.

Di jaman sekarang ini orang-orang lebih suka bekeja sebagai karyawan kantor karena lebih praktis tanpa memikirkan modal dan banyaknya usaha atau menjadi pejabat pemerintah yang gajinya membuat siapa saja tergiaur hingga membuat orang berlomba-lomba mendapatkan kursi kekuasaan. (Ini hanya imaginasi author)

Akibatnya meski sudah di pajang pengumuman 'Di Jual' sejak beberapa bulan yang lalu, tak ada seorang pun yang menghubungi sepasang pria dan wanita paruh baya itu yang tengah membutuhkan biaya untuk pengobatan.

Keesokan harinya..

Saat ini Angella tengah bernegosiasi untuk menentukan harga. Dan pada kesepakatan akhir restoran tersebut ia beli dengan harga 200 juta. Cukup untuk menguras isi tabungannya yang isinya tak seberapa. Namun harga ini dua kali lebih murah dari pada ia membeli restoran ini di masa lalu.

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitWhere stories live. Discover now