16

6.2K 548 30
                                    

Seperti biasa typo bertebaran. Mohon koreksinya ya.

❤ Happy reading ❤



"Bagaimana semuanya bisa jadi seperti ini?!"

Tatapan tajam Lusi layangkan pada Mila yang saat ini menundukkan kepalanya.

"Entahlah, aku pun tidak tau. Sejak bangun dari komanya aku merasa seperti tidak mengenal anak itu lagi." Mila menjawab dengan lesu. Merasa di rugikan namun ia hanya dapat menanggungnya. Ia bahkan tak berani untuk sekedar mengangkat kepala menatap ibunya, sejak dulu ia adalah anak yang penurut.

"Bagaimana mungkin?! Bukankah anak itu selalu dekat denganmu?" Lusi benar-benar kesal. Sejak kejadian tadi sore kekesalannya terus berlanjut. Ia bahkan memarahi beberapa pelayan yang tidak sengaja membuatnya tidak senang, perubahan drastis Angella membuat hatinya sangat tidak tenang!

"Itu dulu mom. Sudah ku bilang sejak bangun dari komanya anak itu bertingkah aneh! Ia seperti menjaga jarak denganku namun juga tidak. Kadang aku merasa tak mengenalnya lagi namun di sisi lain ia masih terlihat sama."

"Dan juga.." Lanjut Mila ragu-ragu.

"Dan juga apa?" Tanya Lusi.

"Dan juga sekarang hubungan Angella dan ibunya dekat kembali. Terkadang aku berfikir aku seperti tak lagi memahami anak itu."

Lusi terdiam dengan tatapan dalam sedalam lautan. Mila melirik dari samping menunggu tanggapan ibunya. Keduanya terdiam cukup lama, waktu terus bergulir seiring suara jam yang berdetak.

"Ini aneh.." Gumam Lusi. "Mungkinkah kalian meninggalkan jejak?" Tanya yang kembali menatap tajam.

"Itu tidak mungkin mom. Bahkan polisi pun tak menemukan apapun." Bantah Mila.

"Atau mungkin kalian ceroboh tak sengaja mengungkapkan niat kalian di depan anak itu!"

"Itu juga tidak mungkin mom. Mengingat seberapa polos dan percayanya Angella pada kami, mustahil itu terjadi!" Mila kembali membantahnya.

Angella begitu mempercayai ia dan Diana, tak mungkin ia memahami prilaku mereka dengan otaknya yang hanya di penuhi kasih sayang. Lagi pula ia selalu mengutamakan gadis itu di banding Diana, ia pun tak pernah membahas rencana-rencananya secara terbuka kecuali di tempat tertentu dan waktu tertentu pula. Dan itu pun sudah lama sekali terjadi. Lagi pula sifat aneh Angella terjadi baru-baru ini sejak ia bangun dari komanya.

"Jika bukan itu, lalu apa?" Lusi membentak marah.

"A.. Aku."

Lusi memukul meja di depannya, membuat Mila tutup mulut dalam sekejap. "Kau mingkin tidak. Tapi aku tidak bisa mempercayai anak itu! Sudah ku bilang tidak ada gunanya menjaga anak itu! Tapi kau masih saja bersikeras, lihat sekarang akibatnya!!"

Nafas Lusi memburu cepat dengan dada naik turun. Ia terengah-engah membuat Mila takut terjadi sesuatu yang buruk pada ibunya. Mila menuangkan segelas air yang di tegak habis oleh Lusi.

"Mom, tenanglah! Lagi pula belum tentu Diana yang membocorkan rencana kita. Anak itu begitu masuk akal dan pintar, tidak mungkin.."

"Kau selalu saja membelanya! Jika bukan dia lalu siapa lagi?! Tidak mungkin Angella berubah tiba-tiba jika tidak ada sebab. Kau mungkin sudah berhati-hati tapi bagaimana dengan dia?! Kau fikir aku bodoh atau apa?!"

"Mom.."

"Apa?! Aku benarkan?!" Lusi menyalak. Ia mendengus menghina.

"Ayahnya bahkan sudah mati, tapi kau dengan bodohnya masih tergila-gila pada lelaki itu. Kau sejauh mau menampung anak har... "

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitWhere stories live. Discover now