22

6.4K 660 78
                                    

Aku tau kalian lelah menunggu kapan aku up cerita ini.. Sama. Aku pun sama lelahnya dengan kalian karena tulisan aku yang gak selesai2..
Waktu aku makin seret. Selain sibuk dengan urusan sendiri ada faktor utama lain yang menjadi penyebabnya. Yaitu bayi..
Bukan bayi aku tapi ponakan, hanya saja aku yang mengurus sekarang.
Ibunya kemanakah?
Gak ada. Dia ngejar-ngejar cowok lain. Cerita singkatnya aku punya adik cowok yang nikah muda (18) sekarang udah punya bayi, dan istrinya minta cerai karena suka lagi sama cowok lain. Sebagai orang tua dan kakak (aku) yang sekarang kena imbasnya. Yah beginilah.. mau gimana lagi. Kalo bukan kami yang merawat sebagai orang tua dan keluarga siapa lagi.
Ponakan lagi belajar lari. Lagi selusah-susahnya. Rambut aku sampai rontok, mungkin ya karena stres..

Bisa di bayangin ya.

Hm, minta doanya aja moga-moga aku gak hiatus dari dunia orange. Karena waktu benar-benar tersita. Ada waktu malam boro2 nulis, nempel di bantal langsung goodbye.. Apalagi aku juga sibuk kuliah.. Hadeuh..

❤Happy Reading❤

Siang ini Angella tengah bekerja di dalam kantornya yang ada di restorannya. Ia tengah memeriksa laporan anggaran dan pendapatan restoran-restorannya.

Meski baru berjalan satu bulan, restoran miliknya sudah cukup ramai oleh pengunjung. Bahkan ia sudah membuka dua cabang di wilayah Jakarta lainnya.

Pendapatan yang di dapatnya dari restorannya juga cukup lumayan. Di tambah dari saham yang dibelinya beberapa waktu lalu. Kini saatnya ia membayar hutang pada ayahnya sedikit demi sedikit.

Sesuai janji Angella pada Frans sebelumnya, ia akan mengembalikan uang Frans dalam waktu satu tahun. Dan tampaknya pengembalian uang bisa di lakukan mulai sekarang, meski dengan mencicil.

Ketukan terdengar, Angella mendongak dan mempersilahkan Ina meneger restorannya masuk. "Maaf bu. Pelanggan yang biasa datang lagi. Dan seperti biasanya, ia ingin bertemu dengan ibu."

"Baiklah. Kamu boleh kembali." Ina mengangguk dan keluar.

Angella menyandarkan punggungnya dengan pandangan menerawang ke depan. Sudut bibirnya tersenyum membentuk senyum yang menawan. Ia memutar-mutar pena di antara jari-jarinya. Beberapa saat kemudian ia bangkit dari kursinya dan berjalan keluar dari ruangannya.

Dari kejauhan matanya menangkap siulet pria tinggi yang duduk bersandar sambil memainkan ponsel di tangannya. Matanya menyipit kemudian senyum manis terukir dibibirnya.

Perlahan ia berjalan mendekati sosok pria yang tampak kesepian itu. Pria itu mendongak menatapnya dengan mata sehitam tintanya.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?"

Suara manis terdengar, membuat beberapa pengunjung tidak mungkin menahan godaan untuk tidak mengalihkan perhatian pada seorang gadis cantik yang berdiri dengan senyum manis di bibirnya.

Gadis itu sangat cantik. Ia memiliki fiktur lembut apalagi dengan senyum indahnya. Di tambah daya tarik tak kasat mata yang memberikan kesan pada orang di sekitarnya bahwa ia memancarkan keanggunan yang tak dimiliki oleh setiap orang. Mereka mendesah kagum, bahkan ada beberapa pria yang secara terang-terangan menunjukkan ketertarikan padanya.

Rafael menatap wanita yang kini tersenyum padanya. Matanya dengan dingin mengukur penampilan wanita di depannya. Melihat senyum manis di bibir merahnya membuat matanya menyipit, seolah mencari sesuatu dalam mata coklatnya.

Angella melihat Rafael yang menilainya secara terang-terangan tak merasa marah sedikit pun. Senyum di bibirnya bertambah manis, matanya meredup menatap ke bawah sebelum berkedip dan kembali mendongak dengan cerah.

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang