21

6.8K 681 53
                                    

Baca komen dari kalian aku tepuk jidat 100x wkwk..

Kurang apa say??

Kurang garam?
Kurang manis?
Kurang asam?
Kurang enak?
Kurang sedap?
Kurang pedas?!

Wkwk lagu inul donk ya.. Haha Tenang! Tenang! Ini baru pembalasan buat Sarah aja kok. Buat Diana, Mila dan Lusi nanti nyusul dititipin naek ojek! Lagi pula ini baru awal, masih ada kelanjutan permainannya. Rencananya kan aku mau buat si Sarah dan Diana baku hantam.. Haha..biar Angella jadi penyimak saja di balik layar.

Okay deh, selamat menikmati aja..

❤ Happy Reading ❤


Ketukan bergema di keheningan sebuah ruangan yang di didominasi warna putih dan abu-abu. Jari-jari panjang itu mengetuk meja didepannya seirama detak jantung seseorang, membuat seorang pria kurus berkaca mata yang masih setia berdiri di depannya merasakan keringat dingin mengalir di keningnya.

"Kamu boleh keluar!"

Suara berat itu terdengar bagai lagu paling merdu sedunia di telinga Niko. Setelah lebih dari setengah jam merasakan tekanan bagai menunggu vonis hakim, akhirnya ia dapat keluar dari ruangan yang terasa lebih menakutkan dari lubang kuburan.

Niko menutup pintu perlahan kemudian bersandar pada kusen pintu di belakangnya, tanggannya menyeka keringat di keningnya sebelum mengurut dada.

"Hei!"

Tepukan di pundaknya membut pria tinggi kurus itu terlonjak kaget! Ia menatap tajam pada si pelaku yang hanya memasang cengiran di bibirnya, ia mendengus seraya merapikan kemejanya untuk memperbaiki penampilannya.

"Bos gimana?" Tanya Gina yang pekerjaannya merupakan seorang sekertaris.

"Gak tau. Dari tadi cuma diam, tapi tetap nyeremin." Bisik Niko takut kedengeran sang bos besar. Bisa gawat darurat jika bosnya tau mereka__kariawannya malah menggosipkannya bukannya kembali bekerja.

"Memang yang tadi kamu antar itu file apa?" Gina kembali bertanya dengan wajah penasaran.

Niko melipat bibirnya hingga membentuk garis tipis, kemudian bergumam saat melangkah kembali ke ruangannya. "Sedikit yang kau tau lebih baik. Jangan sampai kau menggali kuburanmu sendiri." Nasehatnya sebelum menghilang di balik pintu tertutup.

Gina bergidik kemudian berlari kembali ke mejanya, berusaha menyibukan dirinya dengan tugas-tugasnya.

Benar apa kata Niko. Lebih sedikit yang ia tau lebih baik. Lagi pula tak ada jaminan jika seseorang yang tau terlalu banyak tentang urusan bosnya akan hidup damai di dunia yang keras ini, yang ada mungkin ia berakhir mengenaskan!

Lebih baik ia memikirkan hidupnya dari pada menggali lubang yang nantinya akan membuatnya terperosok suatu hari. Lebih baik ia memikirkan bagaimana caranya mendapatkan pacar dalam waktu secepat mungkin yang tentunya akan rela menikahinya! Karena ibunya sudah berkali-kali menghubunginya menanyakan kapan ia akan pulang membawa calon suami.

Gina mengacak-ngacak rambutnya saat mengingat hal itu merasa sedikit frustasi. Kemudian ia kembali berkutat dengan tugas-tugasnya.

Di dalam ruangan..

Kening seorang pria berkerut membaca file hasil laporan yang di mintanya. Matanya menyipit pada sosok cantik di selembar foto yang terdapat dalam file tersebut.

Gerakan ketukan jarinya masih seirama saat mata hitamnya dengan setia memabaca setiap kata dalam laporan, sebelum akhirnya senyum tipis yang nyaris tak terlihat terlukis di wajah tampannya.

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang