7

6K 562 35
                                    

Ebook cerita ini sudah tersedia di google playbook/playstore.
Cari dengan kata kunci Ratna Adjah atau judul.

Cari dengan kata kunci Ratna Adjah atau judul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


✨Happy reading✨


Keesokan paginya..

Teriakan histeris bergema dari bagian taman depan!

Saat ini di taman di area kebun mawar, Mila tengah menatap shok nyaris histeris menatap kebun bunga mawarnya yang hampir semua bunganya layu bahkan tampak nyaris akan mati.

Ia meneriaki beberapa pelayan yang merupakan pengurus kebun bunganya.

Pelayan-pelayan itu hanya mampu tertunduk tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun untuk membela diri mereka. Mereka terlalu takut. Belum pernah mereka melihat nyonya yang selalu tersenyum dan baik hati itu seperti sekarang ini. Jika tidak melihat dengan mata kepala mereka sendiri, bahkan jika ada yang mengatakan pada mereka jika nyonya mereka yang ramah dan selalu murah senyum ini memarahi pelayannya dengan berteriak-teriak mereka tidak akan pernah percaya! Tidak ada yang akan mempercayai hal itu! Mereka hanya akan mengira bahwa orang yang mengatakan hal tersebut tidak lebih dari orang syirik dan tak punya kerjaan dengan memfitnah nyonya baik hati mereka!

Namun inilah kekuatan bukti! Gambaran tentang seorang nyonya rumah kaya raya yang ramah dan bersaja di hati mereka kini tercerai berai.

Satu kesalahan bisa menghancurkan segalanya!

Mila tak menyadari jika reputasi yang ia bangun dengan susah payah selama bertahun-tahun hancur dalam sehari hanya karena ia tak mampu mengendalikan emosinya.

Wanita paruh baya itu mengatur nafasnya yang naik turun. Ia memejamkan matanya sejenak sebelum kembali mengubah wajahnya dengan ketenangan. Tak ada jejak kemarahan yang tadi meledak-ledak yang ia keluarkan, olah-olah kejadian tadi tak pernah terjadi. Ketenagan di wajahnya layak di puji.

Ia meminta para pengurus kebun untuk menyelamatkan mawarnya sebisa yang mereka bisa sebelum berbalik memasuki kediaman utama. Dengan wajah tenangnya ia memasuki rumah, para pelayan masih melirik takut-takut mengawasi nyonya mereka.

Dalam hati Mila benar-benar marah! Namun di wajahnya tak ada lagi jejak amarah itu. Ia memutuskan untuk pergi menenangkan dirinya. Jika tidak, ia takut bukan hanya memarahi para pelayan bodoh itu tapi juga memukuli mereka. Percuma saja mahal-mahal ia membayar mereka jika hanya merawat kebun mawar saja mereka tak becus! Para pelayan menyingkir dari jalannya, mereka sebisa mungkin berusaha agar tak terlihat saat Mila melewati mereka.

Sebenarnya para pengurus kebun merasa bingung dengan kejadian ini. Kemarin rasanya baik-baik saja dengan mawar-mawar itu, entah apa penyebabnya yang menyebabkan mawar-mawar itu layu dalam semalam. Mereka tak tau. Mereka kebingungan dengan hal itu. Para pekerja malang itu hanya bisa pasrah menanti nasib mereka yang akan datang.

Mila memutuskan untuk memanggil ahli tanaman hias untuk memeriksa kebun mawarnya. Namun tetap tak membuahkan hasil! Ahli tanaman hias tersebut tak dapat mengetahui penyebab utama layunya mawar-mawar itu. Yang ada seminggu kemudian semua mawar di taman mati!

Mila menghabiskan banyak upaya untuk menanam mawar-mawar baru. Namun hasilnya pun tak sesuai keinginannya, tak ada satu pun pohon mawar yang dapat tumbuh! Ini benar-benar aneh! Bukan hanya tamanan bunga mawar saja yang tak dapat tumbuh di sana, namun bunga-bunga lain juga. Tak ada satupun tanaman yang dapat tumbuh di kebun itu lebih dari satu hari! Jika hari ini kau menanam bunga segar, maka besok pohon dan bunga itu akan layu.

Itu adalah pemandangan yang menyedihkan! Melihat taman depan yang biasanya terlihat indah dengan bunga-bunga mawarnya yang indah dan harum bermekaran kini terlihat mengenaskan!

Hal ini tidak hanya membuat para pengurus kebun heran tapi Mila sendiri curiga! Namun bagaimana pun ia mencarinya tak ada satu pun bukti atau petunjuk yang mengkonfirmasi kecurigaannya selain dari tumpukan tanaman mawarnya yang mati sebelumnya.

Sudut bibir Angella tersenyum tipis melihat kekesalan di raut wajah wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu. Ia nampak menikmati pertunjukan di balik jendela kamarnya.

"Ini baru permulaan." Gumamnya.

❤❤

Frans melepas kaca mata berbingkai emas yang membingkai matanya. Ia menutup berkas yang tadi ia perksa, mengalihkan perhatian penuhnya pada istri keduanya yang kini tengah merajuk mengadukan keluh kesahnya tentang kebun bunganya.

"Sudahlah tidak perlu terlalu di pikirkan. Itu hanya kebun bunga. Jangan membuat dirimu sakit dengan mikirkan hal-hal yang tidak terlalu penting seperti kesehatanmu."

Mila yang berdiri di samping suaminya hanya mampu menganggukan kepalanya. Ekspresi wajahnya masih terlihat sedih, membuat Frans menghela nafas. Jarang ia melihat wanita yang telah di nikahinya selama 10 tahun ini bersedih seperti ini. Wanita ini yang selalu memenuhi kebutuhannya jarang sekali mengeluh. Dengan kejadian ini yang membuat senyum lembutnya yang selama seminggu ini tak lagi terlihat membuat Frans merasakan hatinya masam.

Frans meraih tubuh rapuh itu ke dalam pelukannya. Mila menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya. Keduanya berpelukan sebelum memutuskan untuk saling melepas keluh kesah. Mila memainkan jari-jarinya di antara kancing kemeja atas suaminya.

"Akhir-akhir ini mas jarang sekali berada di rumah. Apa mas sesibuk itu hingga tidak punya waktu lagi untuk keluarga?" Tanya Mila dengan suara manja.

Frans membelai rambut Mila, rambut hitam legam Mila terlihat indah di suasana sore hari ini. Mungkin karena ia akhir-akhir ini jarang menghabiskan waktu dengan istri keduanya ini. Membuat Frans sangat menyesal.

"Maaf, bukannya mas tidak mau. Kamu tau sendiri ulang tahun perusahaan sebentar lagi, mas sangat sibuk bukannya tidak ingin menghabiskan waktu bersama keluarga kita."

Mila mendesah, ia tau suaminya sangat sibuk dengan rencana perayaan ulang tahun perusahaan. Dan seminggu ini pun ia merasa kepalanya sedikit pusing. Mungkin karena masalah kebun mawarnya. Mila rasa ia membutuhkan penyegaran.

"Mas, bagaimana kalau kita sekeluarga berlibur! Sudah lamakan kita tidak berlibur ke luar?!" Mila tampak antusias.

"Ya, mas ya?!" Mila menggucang lengan Frans. Matanya berkedip-kedip lengkap dengan senyum hangatnya.

Frans tak berdaya melihat istri manjanya itu. Ia menganggukan kepalanya, meraihnya dalam pelukannya dan mencium pucuk kepalanya.

Mila tersenyum puas melihat hasilnya. Lelaki mana pun akan luluh dengan kelembutan. Penuhi semua kebutuhannya maka lelakimu berada dalam genggamanmu.

Inilah alasan Mila berhasil merebut perhatian Frans. Wanita itu selalu mengerti apa yang di butuhkan Frans. Pria hanya ingin di mengerti, bukan menerima tuntutan! Inilah yang membedakan antara Mila dengan Clarisa. Clarisa yang terpengaruh hasutan Mila membuatnya mudah curiga dan lebih menuntut kesetiaan membuat Frans lama-lama merasa jengah! Kemudian Mila yang datang menawarkan kelembutan membuat bahtera rumah tangga yang dulunya kuat dan kokoh terguncang badai hingga tercerai berai. Tak ada lagi adegan dimana sepasang kekasih masa kecil yang terlihat mesra mengawasi putri mereka yang tengah bermain membuat orang yang melihatnya iri lagi terlihat. Semua hanya tinggal kenangan.

Angella menatap datar pada sepasang pria dan wanita yang tersenyum cerah sambil memegangi kue tart berlilin angka 3 dengan seragam abu-abu mereka dalam album foto kenangan masa kecilnya.

Tampaknya itu adalah foto kedua orang tuanya saat masih remaja. Hatinya mengepal kuat! Tekad terlihat di matanya. "Hanya tinggal menghitung waktu maka aku akan mengembalikan apa yang seharusnya kami miliki." bisiknya terbawa angin lembut yang berhembus menerbangkan surai coklatnya.









Tbc...

***

12 April 2019

My Angel Is My Beautiful Devil - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang