Bab 17

131 13 0
                                    

Written by: Mbok_Dee

Bab 17

Update time 

Happy reading gaaeess 

"Syifa!" Kudengar ada yang memanggil seseorang dari arah belakang. Saat kubalikkan badan terlihat keterkejutan diwajah Anis yang berjarak beberapa langkah dibelakangku. 'Panggil siapa dia tadi?' batinku.

Siang ini aku memenuhi janji bertemu dengannya, perempuan yang berhasil membuatku berubah menjadi cewek gak jelas. Marah-marah, cemburu dan penuh dengan curiga. Kedekatannya dengan Mas Andy dan Mas Bram membuatku tidak bisa percaya padanya 100%. Tapi disini aku harus bersikap professional dalam bekerja, kupasang senyum termanis yang kubisa dan mendengarkannya berbicara.

Setelah berbasa-basi dan dia menjelaskan tentang nama yang dia panggil, kami berdua berkeliling lantai 2 di toko yang lumayan ramai ini. Maklum jam-jam istirahat, kursi yang terdapat di teras toko sampai penuh dengan orang-orang yang beristirahat untuk sejenak.

Meski tidak luas tapi terlihat toko yang dia punya ini lumayan lengkap, penataan yang rapi dan memudahkan pembeli untuk mencari barang. Terdapat  gudang yang sedikit tidak teratur, mungkin karena penuh dengan barang. Kulihat ruangan kecil yang selama ini difungsikan untuk kantor memang tidak representative untuk bekerja dan menerima tamu.

Berbeda dengan lantai 1, lantai 2 sepertinya tidak terlalu difungsikan dengan maksimal. Aku dengarkan penjelasannya tentang apa yang dia inginkan dan budget yang tersedia. Jadi aku bisa mengira-ngira sebesar apa perubahan yang akan kukerjakan.

"Mbak, untuk seminggu kedepan aku mungkin belum bisa hubungi untuk follow up desain. Keberatan kah?" Aku sudah berniat untuk berangkat ke Kediri mencari keberadaan keluargaku, cuti sudah kuajukan dan Papa dengan senang hati menandatangani ijin cutiku.

"Gak masalah, Din. Hubungi saat sudah ada desain yang mau kamu tunjukkan, aku gak keburu kok." Setelah selesai ambil gambar diseluruh ruangan yang ingin dia renovasi, aku pamit karena harus ketemu sama teman di lapangan.

"Kamu dan Mas Bram kelihatan mirip kalau begini." Kata-katanya terngiang ditelingaku. untuk pertama kalinya ada yang mengatakan kemiripanku dengan Mas Bram. Kalau dipikir-pikir mana mungkin aku  mirip dengan Mas Bram, hidungku yang pesek dan kulitku yang cenderung coklat bertolak belakang dengan Mas Bram berkulit putih dan hidung mancung yang selalu membuatku iri. Tinggi badan Mama, Papa dan Mas Bram sama, tidak sepertiku yang pendek. "Paling-paling dia hanya ingin cari muka," gumamku.

***

Kulit wajahku berminyak, badan berdebu, rambut lepek dan perut keroncongan. Lengkap sudah penderitaanku sore ini. Satu-satunya yang kuinginkan hanya sampai di apartemen dan menanggalkan semua bajuku yang sudah basah karena keringat. Hari ini aku ingin sendiri sebelum besok berangkat ke Kediri.

"Adek kenapa gak pulang ke rumah aja sih?" tanya Mama saat tadi siang saat aku pamit untuk gak pulang malam ini.

"Adek pengen lembur sebentar, Ma. Ada 2 desain yang pengen Adek selesaikan." Yang sebenarnya adalah aku ingin sendiri, menyiapkan hati kembali ke kota dimana semuanya dimulai.

"Alasan, Mama tahu Adek pengen menyendiri jauh dari Mama," jawaban Mama membuatku bersalah karena apa yang diucapkan benar adanya. Aku pengen sendiri, menyiapkan hati.

"Adek mau lembur beneran, kemarin siapa yang suruh adek untuk professional. Hayo."

Ting, notifikasi pesan dari Mas Andy menyadarkanku dari lamunan.

[Dinner] Sebesar apapun keinginanku untuk bertemu dengannya tetap tak sebesar keinginanku bertemu apartemen kecilku. Membayangkan harus bersiap untuk keluar membuatku malas. Yang kuinginkan hanya pulang, mandi, makan dan lanjut tidur.

Dua Hati [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang