Bab 28

123 19 2
                                    

Hai... Jumpa laaagiii... 😁😁

Jangan lupa votenya ya akak...

😘😘

🌻🌻🌻🌻🌻

"Hai. Lagi ngapain?" Lelaki itu tiba-tiba duduk di sebelahku. Seperti biasanya, dia selalu tahu dimana aku berada meski aku tak pernah memberitahunya. Padahal sudah lebih dari satu minggu aku tak pernah bertemu dengannya.

"Ga ngapa-ngapain," jawabku pelan. Tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya tepat di depan wajahku. Spontan aku memundurkan tubuh agar wajah kami tidak bertabrakan.

"Apaan, sih, Ndy?" protesku sambil memukul lengannya.

"Hahaha. Maaf. Aku hanya memastikan tidak ada air mata di sana." Dia kembali tergelak melihatku cemberut.

"Kamu darimana, Ndy? Beberapa hari ini aku tidak melihatmu. Kamu juga tidak memberi kabar apa-apa padaku. Apa kamu baik-baik saja?" tanyaku beruntun. Dia terdiam sejenak, lalu kembali tersenyum.

"Kamu mau tahu aja, atau mau tahu banget? Khawatir sama aku, ya?" tanyanya sambil mengedipkan mata.

"Haduh, mulai deh. Terserah juga kamu mau jawab apa nggak? Gitu aja ribet." Aku berdiri meninggalkan batu besar yang kujadikan tempat duduk tadi.

Aku menyusuri jalan menuju tangga yang akan membawaku menuruni bukit Mas Kumambang. Hampir setiap Sabtu, aku akan jogging di tempat wisata ini. Tempat wisata yang berada di sebelah barat kota Kediri, diketinggian 300 mdpl, tepatnya di Dusun Waung, Desa Sukorame, kecamatan Mojoroto.

Bila ke tempat ini, aku suka sekali menikmati pemandangan dari atas bukit. Dari sini aku bisa mendengar desau angin yang sedang bercumbu dengan gemerisik dedaunan, diselingi kicau burung-burung kecil.

"Anis! Tunggu!" teriak Andy mengikuti langkahku yang semakin cepat. "Jangan marah, dong," rajuknya.

"Siapa juga yang marah. Tahu, nggak? Aku, tuh, udah biasa dengan tingkah lakumu yang kadang-kadang suka menghilang tanpa kabar." Kudengar dia kembali tertawa.

"Iya, maaf. Aku kesini karena aku tidak ingin melihat kamu nangis terus, Nis. Kamu masih kepikiran sama adikmu?" tanyanya pelan. Aku menatapnya tak percaya, kenapa dia begitu perhatian padaku? Membuat hatiku semakin tertawan olehnya.

"Masih. Tapi, saat ini aku ingin fokus dulu dengan sekolahku. Ada saatnya nanti aku akan terus mencari dimana adikku berada. Meski aku harus keliling dunia. Karena itu aku harus sekolah yang rajin. Agar aku jadi pinter dan nanti bisa kerja yang dapat uang banyaaaak, terus aku akan keliling dunia mencari Syifa," kataku bersemangat. Andy menatapku dengan bangga.

"Good girl." Dia mengacak lembut rambutku. Aku menampik tangannya dan merapikannya kembali. Aku nggak suka kalau rambutku berantakan. Sekali lagi dia tertawa melihat tingkahku.

"Makan dulu, yuk," ajaknya setelah kami sampai di pelataran bawah bukit.

"Boleh. Traktir ya?"

"Siap tuan putri!" Aku tersenyum mendengar kata-katanya. Andy memang tak pernah membuatku bisa marah. Entah kenapa.

🌻🌻🌻

"Ayaah!!"

"Anis! Siapa mereka?"

"Kenapa Ayah?"

"Hasan? Kamu benar Hasan, suami Rida, kan?" Mama Wita mendekat dan menatap Ayah dengan mata bersinar.

"Wita?" tanya Ayah ragu.

Dua Hati [Complete]Where stories live. Discover now