Bagian 8 : Jurusan Kuliah?

859 50 0
                                    

Asrama Sevit,

Gyowoo mengetuk-ngetukan pensilnya di meja belajarnaya memikirkan sesuatu. Wajahnya Nampak sedikit kusut. Reina yang baru selesai mandi memandang teman sekamarnya itu bingung dan langsung menghampiri Gyowoo ke meja belajarnya.

"kau kenapa?" tanya Reina menyadarkan Gyowoo yang sempat melamun.

"aku bingung dengan cita-citaku, dan aku harus mengisi apa dilembaran ini yang bertanya akan mengambil jurusan apa saat kuliah nanti. Ah.. ini bahkan lebih sulit dari pada soal matematika."keluh Gyowoo mengusap wajahnya kasar. Reina hanya tertawa mendengarnya. Reina merangkul bahu Gyowoo.

"sebenarnya ini bisa di mulai dari apa yang kau sukai. Kau menyukai apa?"

"aku tak menyukai apapun. Aku hanya suka bermain, makan dan menonton tv. Ah... dan bermain Game." Dahi Reina mengernyit.

"kau bisa jadi chef, pencipta game,?" Reina berucap ragu. Gyowoo pun sama ragunya, ia menerawang membayang kan jika ia menjadi chef entah menjadi seperti apa dapurnya nya nanti. Dan pembuat game? Ia tak memilki bayangan tentang itu. Gyowoo menggelengkan kepalanya.

"bagaimana dengan mu? Apa cita-cita mu?" giliran Gyowoo yang bertanya pada Reina. Yang disambut senyuman dari Reina.

"Aku ingin memiliki sebuah perusahaan." Gyowoo mengangguk. Lalu berdiri dari duduknya.

"mau kemana?"

"aku mau ketempat Inha eomma. Mendiskusikan cita cita ku." Gyowoo pergi dengan membawa kertas dan pulpe yang dari tadi dipegangnya. Reina hanya menggelengkan kepalannya melihat kepergian Gyowoo.

********

Gyowoo mengedor pintu kamar asrama Inha buru-buru. Sayup-sayup Gyowoo mendengar teriakan Inha yang kesal karena ulahnya, tapi bukannya menghentikannya Gyowoo tetap saja mengetuk pintu berwarna putih itu dengn brutal. Cukup menyebalkan memang.

"Wae?!" teriak Inha kesal. Gyowoo hanya menyengir menampakan gigi gingsulnya. Dan langsung masuk ke kamar itu tanpa persetujuan Inha. Inha memutar bolamatanya jengah.

"ada apa?" tanya Inha melembut Saat Gyowoo sudah menduduki karpet bulu yang berada di tengah kamar.

"cita-cita ku apa?" inha mengernyit mengingat cita cita Gyowoo yang pernah ia dengar dari mulut Gyowoo sendiri.

"polisi, dokter hewan, arsitek, dokter anak, pemain game professional, sutradara, penulis, pilot, pramugari, yang penting bukan matematika dan itu akan menjadi cita citamu." Ucap Inha dalam satu tarikan nafas. Gyowoo hanya menatap Inha diam dengan ekspresi datar bercampur bingung.

"waoah... aku mengingat semua cita cita mu. Ini hebat" inha bertepuk tangan untuk dirinya sendiri.

"aku bingung sekali dengan cita cita ku.. bagaimana ini?"rengek Gyowo yang langsung menggulingkan badannya di lantai.

"sebenarnya diantara kita berlima... kau bisa paling mudah memiliki cita cita dan tanpa kau sadari itu bisa jadi minatmu. Kaukan memiliki hobi menggambar, kau bisa menjadi seorang pelukis, animator, Pembuat komik, designer baju, kau juga bisa membuat sebuah game. Atau apapun yang berkaitan dengan gambar. Atau kau mungkin bisa menjadi penulis kau kan pernah menulis fanfiction VIXX yah walaupun tidak ada yang selesai. Tapi sepertinya yang terakhir itu tidak mungkin." jelas Inha dengan sabar, Gyowoo menghentikan kegiatan guling guling di lantainya. Ia memperhatikan Inha dengan seksama.

Jika sudah berada di dekat Gyowoo ia benar-benar menjadi ibu Gyowoo dari pada sahabatnya.

"lalu jurusan apa yang harus aku ambil saat kuliah nanti?" Gyowoo mengembangkan pipinya.

My Husband [END]Where stories live. Discover now