-12-

2K 362 45
                                    

Seokjin memasuki ruang ibadah besar yang terdapat di dalam gereja usai berpisah dengan Namjoon. Kedua mata hitamnya mendapati Jungkook, adik angkatnya itu sedang duduk sendirian di salah satu kursi panjang pada barisan bagian depan.

Seokjin tahu, Jungkook pasti sedang murka hebat padanya saat ini. Ia sudah menghempaskan genggaman tangan pemuda itu dan pergi mengejar Namjoon yang notabene adalah orang asing dalam kehidupan mereka berdua.

Ia menghela nafas sejenak. Kemudian dengan penuh kehati-hatian, Seokjin bergerak maju, hendak mendekati lokasi dimana Jungkook sedang duduk saat ini.

Seokjin berdiri di belakang Jungkook. Ia mengulurkan tangannya ke depan dan mendaratkan telapak tangannya pada bahu pemuda itu lalu mengusapnya perlahan. "Kookie.." ucapnya lembut, berusaha keras menarik atensi adik angkatnya itu.

Seolah tak cukup, ia gunakan sebelah tangannya yang bebas untuk mengusap lembut surai hitam Jungkook yang sangat halus. Ia senang membelai rambut Jungkook penuh sayang, dan ia tahu jika adik angkatnya itu juga tengah menikmati usapan tangannya saat ini.

Namun Jungkook diam saja. Ia duduk mematung. Pemuda itu bahkan tak berjengit sedikit pun saat Seokjin tiba-tiba memegang bahunya tadi. Seokjin sangat menyadari jika Jungkook sedang marah kepadanya sekarang.

Sang pastur muda menghembuskan nafas berat. Namun sedetik kemudian, ia meraih leher Jungkook dan memeluknya dari belakang. Seokjin bahkan meletakkan dagunya pada pundak lelaki itu. "Kookie, jangan marah lagi, ya? Maafkan aku yang sudah meninggalkanmu tadi." bisik Seokjin lembut, tepat di telinganya.

Jungkook masih bersikukuh untuk tetap diam pada tempatnya. Ia takkan semudah itu memaafkan Seokjin. Ia bahkan sudah berniat untuk marah dalam waktu yang lama. Jungkook sedang kesal pada pemuda itu yang sudah tega meninggalkan dirinya sendirian dan malah berlari mengikuti seorang pria stalker asing yang aneh.

Siapa pria tinggi yang tiba-tiba muncul di depan gedung gereja mereka itu? Kenapa pula ia menyerang kakaknya sedemikian rupa? Dan kenapa Seokjin malah semakin mengejar penguntit itu daripada menembaki pelipisnya?

Jungkook memergoki si pria asing tadi sedang menjilati leher jenjang kakaknya penuh minat. Ia sangat terkejut saat melihat taring putih tajam yang menyembul dari bibir pria itu. Dan Jungkook yakin, makhluk itu adalah seorang vampire sialan lainnya.

Ya, dia pasti berasal dari salah satu ras penghisap darah terkutuk yang tengah mengincar darah lezat kakak angkatnya.

Awalnya, Jungkook sempat tak percaya dengan eksistensi mereka semua. Karena sungguh, ia hidup menggelandang di jalanan selama bertahun-tahun. Yang ia pedulikan hanyalah bagaimana cara untuk mengisi perutnya yang berteriak kelaparan. Tidak pernah sekali pun ia sempat memikirkan keberadaan makhluk-makhluk malam penghisap darah itu.

Ia sedikit tahu mengenai vampire dan bagaimana peringai mereka yang buruk. Namun tak pernah terlintas dalam benaknya jika para pengecap darah itu benar-benar nyata dan hidup berdampingan dengan mereka di permukaan bumi ini. Jungkook pikir mereka semua hanyalah isapan jempol belaka atau sebuah dongeng sebelum tidur yang di ceritakan untuk menakut-nakuti anak kecil yang berkelakuan nakal atau apa.

Tapi sialnya, presensi mereka itu benar-benar sungguh nyata adanya. Dan selama ia hidup dengan Seokjin, setidaknya sudah ada sekitar sepuluh vampire yang muncul di gereja mereka dan menyerang kakaknya secara tiba-tiba. Mereka menyerang Seokjin membabi buta, penglihatan mereka tertutup oleh kabut nafsu membunuh yang pekat serta rasa haus darah yang sangat tinggi.

Mata merah mereka yang menjijikkan berkilat-kilat saat akhirnya mereka berhasil mengendusi aroma tubuh Seokjin yang memabukkan itu. Liur mereka bahkan menetes-netes tak karuan saat membayangkan bagaimana segar dan nikmatnya jika cairan merah kental Seokjin mengalir dan memasuki kerongkongan mereka.

TABOO - NamJinWhere stories live. Discover now