-28-

2.9K 280 74
                                    

.

Warning: contain explicit mature contents and some shit called hard lemon.
Yes, this hella work is full of sin.
If you guys like this kind of crap, pls enjoy it. If not, just fuck off and leave this shit.

Don't put the blame on me, nah?
'cause I've warned you :)

— ••• —

.
.

Maybe I just need someone to make me feel human again;
or at least, like I matter.

.
.

Cahaya rembulan samar menerobos masuk melalui celah daun jendela diujung sana, menerangi seisi ruangan yang nampak remang-remang itu. Semilir angin sepai-sepoi turut menyelinap, menghantarkan hembusan udara beraroma hutan dan rerumputan yang mampu membuat sekujur tubuh terasa nyaman.

Bunyi kecipak air hangat, gesekan permukaan kulit, serta erangan dalam yang tertahan terus merengsek memasuki indera pendengarannya. Uap panas yang membumbung pada langit-langit dan sekelebat pendar tipis cahaya lampu membuat kepalanya berkunang-kunang. Ia bahkan sadar penuh jika kewarasannya akan menguap habis sebentar lagi.

Seokjin menemukan dirinya sulit bernafas. Dadanya penuh sesak. Setitik bulir keringat mengaliri pelipisnya. Kedua matanya terpejam erat. Ia menggigit bibir bawahnya sendiri, nampak tengah berusaha keras menahan desahan sial yang mengancam akan segera keluar dari mulutnya.

Tubuhnya bergetar pelan tatkala ia mendapati sebelah tangan besar mulai menjelajahi bagian perutnya yang telanjang. Ia tersentak dan refleks membuka mata. Seokjin melirik kebawah, menuju bagian selatan tubuhnya sendiri. Kepalanya terasa semakin berat. Deru nafasnya kian memburu. Matanya mengerjap sayu. Setetes saliva mengaliri dagunya. Ah, perasaan ini. Ia membenci sensasi menyenangkan ini. Namun sialnya, ia juga menyukainya.

Nafasnya makin tercekat ketika menyadari jika gerakan tangan nakal itu semakin cepat, bahkan telah bertengger manis pada miliknya dibawah sana. Ia tak mampu menahan desahannya lebih lama lagi. Ia tak bisa mempertahankan kewarasannya itu agar tetap diam pada tempatnya seperti sedia kala.

"Na-Namjoonh.. Namjoonh.. "

Seulas senyum senang terukir pada wajah sang vampire. Hatinya yang beku itu menghangat ketika mendengar rintihan kenikmatan yang dikeluarkan oleh Seokjin—pemuda yang sangat dicintainya itu.

"Ya, Seokjin," sahut Namjoon lembut sebelum menghembuskan nafasnya secara sengaja pada telinga lawan bicaranya yang sudah memerah sedaritadi, "Apa ada yang bisa kulakukan untukmu?" lanjutnya lagi, kali ini sembari mempercepat gerakan tangannya yang sedang memanja milik Seokjin dibawah sana.

Seokjin bergidik. Sebuah erangan frustasi yang sangat dibencinya kembali mengalun begitu saja dari bibirnya. Ia bergerak tak nyaman. Posisi mereka berdua sangat intim saat ini, membuatnya tak mampu lagi berpikir jernih. Bayangan demi bayangan vulgar mengenai dirinya dan Namjoon terus berseliweran dalam benaknya dan Seokjin tak tahu bagaimana harus mengusirnya.

Mereka berdua tengah duduk didalam sebuah bathtub dengan Namjoon yang berada dibalik punggungnya. Namjoon tengah memangkunya dan memeluknya begitu erat selagi terus memanjakan miliknya. Seokjin bahkan dapat merasakan betapa liatnya otot dada bidang pria itu yang kini menempel dengan bagian belakang tubuhnya. Dan oh, demi apapun, Seokjin juga merasakan sesuatu yang lain. Ya, adanya kehadiran dari sebuah benda besar dan keras yang saat ini mulai menusuk-nusuk bokongnya dibawah sana.

TABOO - NamJinOù les histoires vivent. Découvrez maintenant