-14-

2K 367 119
                                    

Suara bising dari para manusia yang tengah tenggelam dalam lautan kegembiraan menggema di segala penjuru tempat itu. Namun awan hitam kelam bernama kemurungan masih betah tergantung di atas kepala sang vampire. Namjoon berdiri di sudut ruangan dalam toko yang besarnya bukan main itu. Ternyata Seokjin benar, ada banyak sekali orang yang di undang dalam peresmian tempat baru ini mengingat yang memilikinya adalah seorang saudagar kaya.

Namjoon terus memusatkan segala perhatiannya pada Seokjin dari kejauhan. Ia mengawasi sang pastur yang nampak sedang bercengkerama dengan si saudagar. Terlihat sekali jika pria itu sangat tersanjung dengan kehadiran Seokjin di acaranya pada hari ini. Namjoon bahkan langsung tahu jika pria tersebut sangat menghormati Seokjin, terlihat dari tata krama yang ia tunjukkan serta gerak-gerik tubuhnya itu.

Namjoon lebih memilih menyendiri di sudut ruangan daripada sibuk bersosialisasi. Ya, ia sedang menarik diri dari keramaian yang memusingkan kepalanya saat ini. Seokjin tentu saja sudah terlebih dahulu mengajaknya untuk beramah-tamah dengan orang-orang disana. Tapi sungguh, ia tak pernah hadir di sebuah acara yang penuh dengan kumpulan manusia hidup seperti ini, apalagi jika jumlah mereka sangat banyak.

Ia adalah vampire. Makhluk terkutuk pencari darah segar yang lebih memilih untuk hidup dalam kawanan yang jumlahnya sangat sedikit. Ia tak punya banyak kenalan selama hidupnya yang menyedihkan itu. Hanya ada beberapa orang saja yang ia ketahui dan bahkan jumlahnya bisa di hitung dengan jari.

Namjoon tak pandai membaurkan diri di dalam riuhnya keramaian suatu pesta. Ia sudah terbiasa bernafas di dalam keheningan malam dan tenggelam dalam beberapa perburuan sunyi. Itulah mengapa, ia lebih memilih untuk mengasingkan dirinya di salah satu sudut ruangan sambil berharap para manusia itu tidak akan pernah menyadari eksistensinya disana.

Mungkin benar, ia tak pandai dalam menghadapi kerumunan manusia. Tapi yang menjadi salah satu issue terbesarnya sehingga membuatnya berkelakuan seperti itu adalah aroma mereka.

Namjoon memiliki indera penciuman yang cukup tajam dan itu sepertinya merupakan sebuah musibah baginya saat ini. Aroma keringat yang berbeda-beda serta parfum yang bercampur aduk membuat perutnya mual seketika. Aroma mereka semua sangat menyengat dan tidaklah seenak aroma yang menguar dari tubuh Seokjin.

Ia menghembuskan nafas berat. Lagi-lagi seperti ini. Untuk yang kesekian kalinya, otaknya tak sanggup untuk tidak memikirkan segala sesuatu hal yang menyesatkan dan vulgar jika menyangkut sang pastur muda.

Demi apapun, Namjoon benar-benar terlihat pent-up sekali jika boleh di katakan seperti itu. Ya, dia seperti tengah menahan segala luapan hasrat seksualnya terhadap Seokjin dan itu membuatnya semakin mempertanyakan kewarasannya saat ini.

Sebelumnya, ia tidak pernah merasa sefrustasi ini. Dalam benaknya yang tak karuan itu, dia selalu membayangkan betapa menggodanya tubuh polos Seokjin yang sedang merintih nikmat di bawah kungkungannya. Bayangan mengenai betapa lembut dan halusnya setiap jengkal kulit itu semakin merasuki setiap jalan pikirannya.

Lalu teriakan manja Seokjin yang memohon-mohon pada Namjoon untuk semakin menggagahinya dengan kasar. Bayangan raut wajah Seokjin yang memerah hebat dengan lelehan saliva mengaliri dagu segera merangkak masuk ke dalam otaknya. Dalam khayalan sesatnya itu, Seokjin nampak menikmati setiap cumbuan panas lidah Namjoon pada bibirnya yang semakin membengkak.

Serta suara desahan sensualnya yang terdengar begitu seksi di telinga. Ia menciptakan lengkingan suara penuh kenikmatan saat Namjoon menumbuk titik sensitifnya berkali-kali tanpa ampun. Semuanya itu menari-nari dan berputar senantiasa di dalam otak kotornya, menggumpal seperti jalinan benang-benang kusut.

Namjoon menghela nafas lagi, lalu menggelengkan kepalanya pelan, "Kenapa aku selalu memikirkan hal yang tidak-tidak tentangnya? Aku bukan orang mesum, kan?" tanyanya pada diri sendiri, terlihat begitu bingung akan jawabannya.

TABOO - NamJinWhere stories live. Discover now