-29-

2.5K 234 88
                                    


.
.
I wanna be loved,
by you.
.
.

Semilir angin berhembus begitu lembut, tiupannya menerbangkan puluhan dedaunan kecil kesana kemari. Bulan sabit yang menggantung diatas langit malam bersinar malu-malu, menemani suara-suara samar disekeliling.

Semerbak aroma manis yang begitu dahsyat kian menyeruak, merengsek perlahan, menggeliat lalu mulai tenggelam memasuki indera penciumannya yang tajam. Sepasang iris kemerahan itu berbinar-binar penuh minat, semakin terang ditimpa pantulan cahaya lilin yang menari-nari.

Seulas senyum senang terlukis dibibirnya. Jantungnya berdegup kencang. Aliran darahnya berdesir cepat. Dadanya terasa penuh, seakan sesak oleh perasaan gembira yang tak terlukiskan. Ia bahkan tak mampu memalingkan pandangannya sedikitpun dari sosok lelaki indah yang kini sedang duduk tenang diseberangnya itu.

Ya, Namjoon sedang menemani Seokjin makan malam dihalaman belakang rumahnya. Entah ini termasuk sebuah makan malam yang romantis atau tidak, tetapi Namjoon sudah berusaha keras untuk mempersiapkan makan malam ini hanya untuk membuat Seokjin terkesan.

Ia mendekor meja makan itu dengan bunga-bunga segar, lengkap dengan piring dan cangkir porselen mewah serta alat makan perak yang mengkilat-kilat. Kerlap-kerlip redup dari puluhan lampu-lampu kecil yang Namjoon pasang disekitar pepohonan rumahnya membuat suasana semakin hidup dan berwarna.

Seluruh fokus dan atensinya kini hanya berpusat pada pemuda itu, dengan sabar menyimak seluruh perbuatannya. Namjoon terus memperhatikan Seokjin lekat-lekat. Lelaki itu tengah menyantap makanan yang tersaji dihadapannya dengan penuh khidmat. Tangannya bergerak perlahan; sungguh elegan dan penuh konsentrasi.

Dan Namjoon tak ingin mengusik ketenangannya sedikitpun sehingga sang vampire hanya duduk diam dan mencermati setiap gerak-geriknya.

Tapi sungguh, ia berani bersumpah. Ia benar-benar tak mampu menahan gejolak suatu perasaan aneh namun menyenangkan yang mengalir deras disekujur tubuhnya ketika ia melihat sosok indah itu. Perasaan menyenangkan itu terus bertambah banyak seolah mengancam akan meledakkan kewarasannya.

Namjoon menghela nafas perlahan, nampak berusaha menenangkan diri. Seakan tak cukup, mata merahnya kembali menelusuri bulu mata Seokjin yang begitu hitam dan lentik.

Sejurus kemudian, ia mendapati hidung Seokjin yang mancung. Lalu pandangannya terus menyambar ke arah kedua pipinya yang gembil, dan demi apapun, ia ingin menggigiti sepasang bongkahan kenyal itu saat ini juga.

Dan menuju pada bagian favoritenya, bibir Seokjin. Ya benar, bibir lelaki itu. Bibirnya yang nampak basah dan merah menggoda. Bibir yang mampu mengundang segenap birahi siapa saja yang memandangnya. Tanpa sadar, ia menelan ludahnya lamat-lamat.

"Apa.. Apa kau lapar, Namjoon?" tanya Seokjin pelan saat menyadari tatapan intens dari pria itu.

Ia memandang Namjoon lekat dan menghentikan kegiatan makannya. Mendengar teguran itu, lamunan sang vampire buyar seketika. Namjoon mengumpat dalam hati, mengutuki kebodohan dirinya yang sama sekali tak mampu menutupi rasa ketertarikannya pada lelaki itu.

"Ah— Tidak. Tidak. Maafkan aku," balasnya kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang sesungguhnya tak gatal, "Aku tidak apa-apa. Silahkan kembali lanjutkan makan malammu, Seokjin."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TABOO - NamJinWhere stories live. Discover now