-18-

3.4K 382 128
                                    

Warning: Contain Explicit Mature Contents. I've warned you.

.
.
.

"Aren't we all sinners?"

.
.
.

"Father? Katakan sesuatu. Katakan padaku kalau kau baik-baik saja." lirih Namjoon sembari terus mengusap pelan punggung Seokjin yang telanjang.

Ia khawatir, pemuda itu terus berdiam diri dengan sorot mata yang menerawang jauh. Semua tingkah laku Seokjin terasa janggal dan aneh. Namjoon tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam kepala pemuda itu. Namun sungguh, ia masih terus bertanya-tanya, mengapa Seokjin tiba-tiba menciumnya ganas seperti tadi?

Tidak mendapatkan respon apa-apa, ia pun memutuskan untuk mengangkat tubuh Seokjin dari pangkuannya agar pemuda itu bisa duduk dengan nyaman di ranjang. Karena jujur saja, posisi mereka terlalu intim dan kenyataan bahwa kejantanannya telah menegang dengan sempurna sama sekali tidak dapat membantunya untuk merasa lebih baik.

Bagian selatan tubuhnya terasa sakit dan nyeri, ia harus membereskan kekacauan itu sesegera mungkin. Tangan besarnya telah berada di pinggang Seokjin, siap untuk memindahkan tubuh pemuda itu ke atas ranjang.

Namun ketika ia hendak mengangkat tubuhnya, Seokjin malah sigap meraih kepala Namjoon, menekan tengkuknya kuat lalu langsung melumat bibirnya tanpa aba-aba. Seokjin menyesap bibir pria itu rakus, membuat iris ruby sang vampire terbelalak lebar.

Pemuda itu terus menghisap bibirnya dengan buas, Namjoon bahkan terkejut mendapati Seokjin bisa menciumnya seganas ini. Seokjin begitu brutal dan juga liar. Siapa sesungguhnya orang yang sedang berada di hadapannya ini? Ini bukanlah Seokjin. Ini bukan dia.

Pemikiran Namjoon buyar seketika tatkala menyadari tangan lembut Seokjin tengah merayapi tubuhnya dengan gerakan yang kelewat sensual. Seokjin meremas pelan kejantanannya yang sudah menegang di bawah sana. Jemarinya yang lentik mengusap-usap benda itu lalu membelainya dengan lembut.

Otak kotor Namjoon di penuhi dengan bintik-bintik hitam saat ini. Ciuman bibir Seokjin, serta gerakan tangannya yang sedang naik-turun menggoda kejantanannya membuat kepalanya semakin pusing.

Gumpalan nafsu yang membuncah dan sisi buas dalam dirinya berteriak kesetanan. Setiap aliran darahnya memanas dengan cepat, menuntut kepuasan dan pelepasan gairah yang di penuhi oleh kenikmatan.

Namjoon nyaris kehilangan akal sehat ketika Seokjin mengacak-acak isi mulutnya dan menyesap pelan lidahnya di dalam sana. Lelehan saliva mereka yang telah bercampur aduk mulai mengaliri dagu Seokjin, lalu turun menuju lehernya yang jenjang.

Seokjin memutus ciuman itu, ia menjilati bibir Namjoon yang semakin membengkak akibat ulahnya. Nafas pemuda itu terengah-engah, nampak begitu kesulitan menghirup udara. Ia tersenyum kecil, kedua matanya tertutup oleh kabut nafsu yang begitu pekat.

Namjoon bisa melihat itu semua. Bibir merah pemuda itu, sorot matanya yang sendu, kedua pipinya yang di hiasi semu merah jambu. Seokjin benar-benar sedang terangsang saat ini. Dan milik Seokjin yang sedang menempel pada perutnya telah dengan jelas membuktikan hal itu.

Seokjin mengulurkan tangannya dan mengusap pelan bibir Namjoon, senyum manis tak pernah luput dari wajahnya. Matanya menatap benda kenyal itu intens, seolah seluruh hidupnya sedang berpusat di sana.

"Bibirmu.. Benda ini.. Lezat sekali, Namjoon. Entah mengapa, aku ingin terus melumatnya." desahnya sembari terus mengusap bibir pria itu, ia bahkan menjilat bibir bawahnya sendiri sekarang.

TABOO - NamJinWhere stories live. Discover now