-17-

2.3K 372 103
                                    

"Namjoon.."

Lirihan suara itu. Ya, lirihannya membuat sekujur tubuh sang vampire bergidik tak karuan. Namjoon menatap Seokjin dengan seksama. Raut wajah pemuda itu tak terbaca, jemarinya bergetar pelan. Dan bibirnya, bibirnya yang merah menggoda itu setengah terbuka.

Namjoon mendapati dirinya menahan nafas saat ini. Otak kotornya kembali terbang melayang jauh, apalagi ketika sadar bahwa ia dan Seokjin sedang tak memakai atasan apapun, bahkan ia hanya mengenakan selembar handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya sekarang.

Bayangan demi bayangan sesat tak termaafkan terus berseliweran kemana-mana dalam otaknya. Ia mengumpat di dalam hati, tidak seharusnya ia malah berpikiran vulgar dalam situasi seperti ini. Terkutuklah dirinya.

Tiba-tiba, ia merasakan suatu kehangatan yang menyenangkan tengah merayap pada bagian dadanya yang telanjang. Namjoon melirik ke arah sana dan menemukan sesuatu hal yang membuat detak jantungnya semakin bertalu kencang; itu telapak tangan Seokjin.

Nafasnya tercekat tatkala tangan putih pemuda itu mulai mengelus dadanya pelan. Desir aliran darahnya meledak-ledak kuat, setiap sel dalam tubuhnya meraung-raung ganas. Pikirannya semakin mengabur, seakan-akan tertutup oleh suatu gumpalan kabut yang begitu tebal.

Kedua iris Seokjin tertuju pada dada telanjang Namjoon selagi tangannya terus mengusap pelan permukaan kulit sang vampire. Cekikik tawa puas wanita siluman kembali bergelayut dalam kepalanya.

'Benar, Seokjin sayang, seperti itu. Pria itu milikmu, dia milikmu seutuhnya. Lakukanlah apa yang kau inginkan terhadapnya. Habisi dia.' bisik Lilith, wanita iblis yang selama ini bersemayam dalam tubuhnya.

Seokjin tak tahu apa-apa lagi. Ia nyaris kehilangan kendali atas tubuhnya. Ia bahkan tak bisa menolak kehadiran makhluk jahat itu ketika Lilith seolah-olah menggerakkan tangannya untuk menyentuh Namjoon secara terang-terangan.

'Aku tahu kau menyukainya, Seokjin. Kau bisa merasakan otot pria itu, kan? Kau bisa mendapatkan yang lebih lagi daripada itu, sayang. Akuilah aku, dan jangan menyangkal keberadanku lagi.' desis Lilith, di sertai oleh sebuah seringai keji yang terlukis pada bibirnya.

Seokjin semakin kesulitan mengambil nafas. Keringat dingin mengaliri punggungnya. Dahinya mengernyit ketika merasakan suatu sensasi pedih kembali menggerayangi tubuhnya. Ia menggigit bibir bawahnya frustasi.

'Jangan di tahan lagi, Seokjin. Rasa pedih itu takkan muncul jika kau mau menuruti perkataanku. Ayo cepat, lakukan, Seokjin. Terkam pria itu, kuasai dia dan buat dia bertekuk lutut di hadapanmu. Kau bisa melakukannya. Aku bangga padamu.' ucap wanita itu lagi di iringi sebuah kikikan puas. Seokjin yakin wanita itu sangat menikmati waktunya dengan baik di dalam sana.

'Apa yang kau tunggu, Seokjin? Lihatlah pria itu, dia sudah terlalu lama menahan hasratnya terhadapmu. Apa kau akan membiarkannya begitu saja? Kau jelas paham kan bahwa dia selalu menginginkanmu untuk memuaskan birahinya?' bisik Lilith tajam, ia seperti sudah kehabisan kesabaran saat ini.

Tangan Seokjin semakin menjalar kemana-mana, bahkan tangannya itu sedang membelai leher Namjoon sekarang, membuat pria itu mati kutu di tempat.

Namjoon mulai merasa kehilangan akal sehat, titik-titik gelap bergambarkan bayangan sensual berhamburan merasuki jalan pikirannya. Ia tak tahu apa yang sedang terjadi saat ini, namun Namjoon berani bersumpah, ia sangat menginginkan Seokjin, lebih dari apa pun juga.

Ini buruk, jelas-jelas sangat buruk.
Kejantanannya semakin menegang di balik handuknya tatkala Seokjin semakin gencar menyentuh tubuhnya. Namjoon sadar, ia harus menyadarkan pemuda itu sebelum ia kehilangan kendali diri dan malah menggagahi Seokjin secara paksa.

TABOO - NamJinOnde histórias criam vida. Descubra agora