-13-

2.1K 371 69
                                    

"Pergilah dari sini, vampire brengsek." kutuk Jungkook kasar sembari terus menodongkan pistolnya pada Namjoon.

Namjoon masih betah berdiam diri. Raut wajahnya terlihat datar, nampak tidak terpengaruh sama sekali. Ia sedang tak berminat untuk mencari keributan di siang bolong seperti ini.

Jadi ia menghela nafas lelah, kemudian mengangkat tangannya untuk menepis pistol perak yang sedang di todongkan oleh Jungkook. Iris ruby nya menatap pemuda itu nyalang, "Aku tidak bermaksud untuk memancing keributan denganmu. Aku hanya ingin bertemu dengan Father Seokjin," ucapnya pelan, berusaha mengatur nada suaranya agar tidak menggeram, "Aku takkan berada disini apabila Father tidak mengizinkanku." tambahnya lagi, seolah mengatakan jika kehadirannya di sana adalah suatu peristiwa yang legal.

Jungkook masih menatapnya dengan pandangan bengis. Aneh. Kenapa vampire busuk ini tidak menyerangnya? Kenapa dia nampak tenang sekali? Bukankah kaum mereka semuanya beringas dan berperilaku buas? Persetan, makhluk sial di hadapannya ini harus pergi sekarang juga. Eksistensinya dapat membawa aura negatif di sekitar tempat ini. Intinya, Jungkook harus mengusirnya dengan segera.

Baru saja Jungkook akan menodongkan senjatanya ke wajah Namjoon lagi, terdengar derap langkah kaki dari belakang tubuhnya. Jungkook tahu itu pastilah kakaknya, Seokjin. Jadi dengan tindakan yang kelewat gesit, ia segera menyelipkan pistol peraknya itu ke saku bagian dalam jaket tebalnya kembali.

"Kookie, kenapa berdiri di ambang pintu?" tanya Seokjin sembari bergerak menuju ke arahnya.

"Ah, Namjoon. Kau sudah datang?" sapa pastur muda itu dengan nada senang. Menimbulkan kernyitan yang begitu dalam di kening Jungkook. Sial, mengapa kakak angkatnya terlihat begitu bahagia ketika menemukan sosok vampire hina yang sedang berdiri di depan pintu gereja mereka itu?

"Kookie, tolong geser sedikit. Aku tidak bisa keluar jika kau berdiri di tengah-tengah pintu seperti itu." tegur Seokjin lagi. Ia membawa kedua tangannya untuk memegang bahu Jungkook dan memerintahkannya untuk bergeser ke samping.

Walau merasa kesal luar biasa, ia tetap menuruti permintaan kakaknya itu. Jungkook melihat Seokjin sedang berbicara dengan pria asing tersebut. Dan demi Tuhan, ia sangat tak menyukai bagaimana cara si vampire brengsek itu menatap kakaknya.

Vampire hina itu tersenyum lebar, bahkan lesung pipinya timbul sangat dalam. Pria itu memandangi Seokjin dengan binar-binar cahaya, seolah Seokjin adalah satu-satunya hal terindah yang pernah di lihat oleh kedua mata merahnya yang mengerikan itu.

"Hyung, mau kemana?" sambar Jungkook tiba-tiba.

Seokjin menoleh ke samping, menatap Jungkook sambil tersenyum, "Aku akan pergi sebentar ke peresmian toko baru di kota sebelah. Jaraknya juga tidak jauh dari sini. Namjoon akan menemaniku, jadi kau tidak perlu khawatir, Kookie." jawab Seokjin sambil mengusap rambut adiknya penuh sayang.

'Justru karena dia pergi bersamamu, makanya aku sangat khawatir, hyung.' kutuknya dalam hati. Ia tidak ingin kakaknya pergi berduaan saja dengan pria vampire yang berbahaya itu.

"Hyung, apa aku boleh ikut juga?" tanya Jungkook sambil menatap Seokjin lekat, matanya membulat, sarat akan permohonan, persis seperti seekor anak anjing yang minta di pungut.

Seokjin mengacak rambutnya semakin gemas, "Tidak perlu, Kookie. Bukankah kau harus menyiapkan barang-barang yang akan kita berikan kepada anak yatim nanti? Kau belum menyelesaikannya, kan?"

Jungkook menyumpah di dalam hati, mengapa ia tidak menyelesaikannya semalam? "I-itu.. nanti kan bisa, hyung." rengeknya putus asa. Ia harus ikut pergi bersama dengan Seokjin.

TABOO - NamJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang