Empat Puluh Tiga💨

13.9K 275 1
                                    

Sekarang Lavosa berada didepan restoran terkenal menatap restoran itu dengan kesal. Sekali kali dia menatap jam yang ada di ponselnya dengan kesal.

"Sial ini kepala kok sakit banget sih. Mau cari mati ya! Aw"rintihnya sambil memegang kepalanya yang terasa seperti bergoyang goyang. Hingga dia terduduk di kursi yang memang sudah ada disana.

"Anjir sakit banget"

------
"Mom kalau jalan pelan pelan dong mom. Gk capek apa dari tadi jalan terus"gerutu Ajeng melihat Sintia yang jalan dengan tergesa-gesa. Sintia yang mendengar itu menatap putrinya dengan kesal.

"Apaan sih kamu manja banget. Dari tadi gerutu gk jelas. Makanya kalau jalan itu gk usah pegang ponsel. Mau cari sensasi? Iya? Yaampun kamu gimana sih. Orang ini mau pulang kok. Nih pegang pesanan mommy. Mommy capek tau gk!"ucap Sintia dengan kesal sambil memberikan satu kantong berisi makanan yang baru saja mereka pesan. Mereka sekarang sedang berada di salah satu restoran yang memang banyak penikmat nya.

"Hufh...mommy mah jahat"

Mereka jalan dengan santai dan terkesan lembut. Hingga mereka keluar dari restoran itu dan berjalan kearah parkiran.

--------
Berbeda dengan mereka Lavosa jalan pelan pelan dengan tangan yang memegang kepalanya. Dia menatap kanan kiri yang terasa seperti gempa hingga dia mengambil nafas banyak banyak dannn......

--------

"Mom ak....."

Brakkkkk.....
Mendengar itu Sintia dan Ajeng terkejut dan secara refleks Ajeng  berteriak ketika melihat salah seorang gadis terjatuh tak sadarkan diri. Sintia dan Ajeng merasa khawatir dengan gadis itu hingga orang orang yang berada disekitar mereka datang semua. Mereka berlari kearah mereka dengan pandangan khawatir dan kaget.

"Yaampun. Tolong pak bawa gadis ini ke mobil saya. Disana pak" Sintia mengarahkam orang orang itu untuk membawa gadis itu kearah mobil miliknya. Dan mereka dengan cepat membawanya kedalam mobil. Sintia dan Ajeng merasa khawatir dengan gadis itu dan dengan cepat mereka masuk kedalam mobil dengan Ajeng yang menyetir mobil itu. Sedangkan Sintia dengan rasa khawatir nya .mengelap dahi gadis itu dan tak lupa menggosok minyak angin disisi hidungnya.

"Bagaimana mom. Dia udah bangun?" Tanya ajeng tiba tiba dan tak bisa di hiraukan rasa khawatir nya yang juga sama dengan Sintia.

"Belum sayang. Mommy benar benar khawatir banget tau gk. Kok bisa sih dia pingsan kaya tadi bikin mommy terkejut"

"Udah mom gk usah Khawatir begitu. Kita bawa dia kemana nih mom. Kerumah atau RS aja?"tanya Ajeng ketika dirinya merasa bimbang ingin membawa kemana mobilnya ini.

"Dirumah aja sayang. Lagian mungkin saja dia cuman pingsan. Nnti kita hubungi dokter pribadi kita"

"Okay mom"

Ajeng menyetir mobil miliknya dengan Cepat. Sintia menatap wajah yang ada di pangkuan nya itu dengan khawatir dan heran. Serasa seperti pernah melihat wajah ini. Tetapi dimana ya. Agak familiar tetapi kenapa ini kepala tidak Mengingat nya sih. Hingga mobil pun sampai didepan Mension milik keluarga Alinski. Sintia memanggil para penjaga untuk menggendong gadis itu dengan Cepat. Penjaga itu membawa gadis yang ada didalam gendongannya sambil mendengar instruksi tadi nyonya besarnya untuk membawa gadis itu kedalam kamar tamu.

Hansen Daddy dari elang menatap Sintia dan juga Ajeng dengan penasaran. Dan menatap lagi gadis yang dibawa oleh penjaganya.

"Mom gadis itu siapa?"tanya Hansen penasaran.

"Itu loh dad gadis itu pingsan di depan restoran yang sering mommy datengin itu. Karena mommy khawatir sama keadaanya mending mommy bawa dia kerumah. Lagian mungkin saja gadis itu hanya pingsan kan dad. Dan mommy berencana memanggil dokter Adnan untuk datang rumah memeriksa gadis itu"Jelas Sintia dengan antusias. Menatap suaminya yang mengangguk nganggukan kepalanya. Hansen menatap istrinya itu dengan penuh cinta dan dengan tiba tiba dia menarik pinggang istrinya dan mencium bibir istrinya dengan sayang.

"Istriku memang baik. Paling baik. Paling cantik. Paling bisa diandalkan. Paling galak. Paling pintar minta uang suami. Paling pintar cari perhatian. Paling pintar godain Daddy pali...."ucapan Hansen terpotong oleh suara Ajeng. Ajeng yang mendengar kata kata yang keluar dari bibir Daddy nya merasa kesal. Apa mereka tidak bisa sedikit saja tidak melakukan hal hal seperti itu. Padahal umurnya sudah tua tua. Masih aja bersikap layaknya para pemuda. Hufh

"Paling paling aja terus sampai api menjadi air. Hufh...bisa gk sih mom dad supaya sehari. aja gk Bersikap kayak orang yang masih muda"

"Dasar anak kurang ngajar. Belajar dari mana sih kamu potong potong ucapan orang tua. Mau kita romantis romantis kek kenapa kamu yang permasalahin"

"Hmmmm"

"Udah udah jangan ribut. Sekarang Daddy hubungi dokter Adnan dulu"

Setelah beberapa menit berlalu akhirnya dokter Adnan datang dan langsung memeriksa keadaan Vosa. Hingga pemeriksaan selesai dan dokter Adnan pun menjelaskan keadaan gadis itu.

" Gadis itu hanya kelelahan makanya dia langsung pingsan. Berikan dia makanan yang banyak ya dan jangan lupa berikan obat ini setelah makan. Okay karena udah selesai saya pulang dulu"

"Mkaasih dokter Adnan "

Dokter Adnan pun pulang. Ajeng Hansen dan Sintia duduk di ruang keluarga setelah melihat keadaan gadis itu. Ketika gadis itu masih tertidur merekapun keluar dan duduk duduk di Ruang keluarga. Hingga Elang pun pulang dengan wajah datarnya.

"Hy mom dad Ajeng"

"Hy sayang. Bagaimana kuliah kmu hari ini baik baik aja kan sayang"

"Baik baik aja kok mom. Oh ya Elang kekamar dulu"ucap Elang dan langsung berlalu dari ruang keluarga.

"Jangan lupa bentar lagi makam malam. Kamu turun ya nak"

----------
Elang menjatuhkan badannya yang terasa sangat sakit sambil menutup kedua matanya. Menghela nafas karena merasa kegiatan nya hari ini sangat melelahkan tubuhnya. Dia merasa haus dan mencari air yang ada di nakas ternyata disana tidak ada air. Dan dengan terpaksa dia turun dan mengambil air minum dibawah dapur. Hingga sampai dilantai satu dia berjalan kearah dapur dan harus melewati kamar tamu. Ketika Elang Berjalan tiba tiba dia berhenti dan menatap kamar tamu yang terlihat terbuka sedikit.

Dengan langkah pelan dia mencoba menutup pintu tetapi ketika matanya melihat sosok gadis yang tertidur disana membuat alisnya terangkat. Terheran dengan siapa yang tertidur didalam kamar itu. Kalau kakaknya tidak mungkin tidur disana dan kalaupun pelayan tidak mungkin juga. Jadi siapa yang tertidur disana. Elang yang ingin berbalik dan bertanya kepada kedua orang tuanya tiba tiba berhenti ketika mendengar gunakan gadia itu.

Elang langsung masuk saja dan berjalan kearah ranjang itu. Dan dia sangat terkejut ketika melihat kekasihnya yang tertidur di kamar tamu.

"Vosa? What?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🖤❤️🖤❤️

Maaf ya para pembaca setia lama Upload nya🖤

Gpp lah kalau jelek ya....😊

Bad Girl LAVOSA ( Tersedia Di Google Play Store✅)Where stories live. Discover now