Empat Puluh Enam💨

14.7K 275 6
                                    

Sintia jalan kearah kamar Putra kesayanganya itu dengan santai tak lupa membawa Cemilan untuk dia makan ketika sedang laper pas tengah malam dan air minum. Dia membawa nya tak hanya sendiri tetapi juga dengan salah satu pelayan muda yang bernama ci'en yang waktu kemarin masuk kedalam kamar Elang dan dengan berani ingin mengelus pipi Elang. Kalian ingat kan?

Ci'en pelayan muda itu dengan semangat membawa Cemilan untuk tuan muda kesayangannya dengan wajah berbinar binar walaupun jam sudah menunjukan tengah malam yaitu jam 01.30 . Sintia yang melihat itu hanya geleng geleng kepala saja. Dia tau kalau pelayan muda disampingnya itu menyukai putranya. Dia tidak marah karena pelayan itu menyukai putranya. Itu urusan dia bukan urusannya. Kalau rasa suka itu masih dibatas wajar dia masih maklumin.

Sampai didepan pintu kamar Elang Sintia berhenti dan menatap wajah ci'en. Ci'en belum tau kalau kekasih Elang datang. Bagaimana reaksinya kalau melihat Vosa malam ini ya?

Sintia membuka pintu kamar itu dengan pelan dan ketika masuk tiba tiba dia berhenti tepat didepan pintu itu. Ci'en yang melihat Nyonya Besarnya berhenti merasa sangat heran dan langsung saja dia masuk dan langsung dihadiahi pemandangan yang membuat dia merasa terhempaskan begitu saja. Dia terdiam dengan satu tangan mengepal menahan Rasa kesal dihatinya. Siapa coba yang gk sakit hati melihat orang yang dicintai tertidur dengan gadis lain. Apalagi laki laki yang selama ini mengisi hatinya memeluk tubuh itu dengan possesif. Hatinya merasa sangat sakit hingga Membuat rasa bencinya pada Lavosa semakin bertambah saja.

Sintia melihat wajah Ci'en yang terdiam.
"Kamu Kenapa?"Nanya Sintia dengan heran. Sebenarnya dia tau apa yang dilakukan oleh Ci'en tadi. Tapi dia hanya mencoba tidak tau saja. Apalagi melihat wajah kesal pelayannya itu.

"A...hmm...Gpp nyonya hehe saya kaget saja melihat tuan muda Elang tidur dengan Seorang gadis" mencoba tersenyum untuk menghilangkan rasa kesalnya itu terhadap Lavosa. Dan Sintia yang mendengar itu langsung terkekeh geli.

"Kamu tau gadis itu. Dia kekasih Elang. Yaampun saya benaran senang banget lihat pemandangan didepan saya. Ternyata Elang sosweet banget sama Lavosa. Sampai meluk Kekasihnya dengan possesif gitu. Elang kelihatan romantis ya? Mereka kayak cocok gitu kan? Menurut kamu gimana mereka cocok kan?" Sintia mencoba bertanya supaya Ci'en bisa menghilangkan rasa sukanya terhadap putranya itu. Bahwa putranya sudah memiliki kekasih yang sangat dia cintai. Bukanya apa bukanya dia jahat tapi ini untuk kebaikan ci'en supaya dia tidak mengharapkan harapan yang tidak akan pernah dia dapatkan. Dan itu bisa saja membuat hatinya merasa sakit dan kecewa.

"A..hm...Iya nyonya mereka sangat cocok. Hahaha saya melihat itu jadi baper nyonya"

"Hahaha kamu bisa aja. Yaudah kita Simpan cemilan ini sama air minum di nakas. Kita tinggalin mereka berdua jangan gangguin. Yuk ci'en"setelah Menyimpan cemilan itu Sintia keluar. Ci'en yang mendengar itu menyimpan cemilan itu dengan kasar ketika Sintia sudah beranjak jauh dari kamar Elang. Ci'en menatap wajah gadis di depanya dengan tajam tak lupa mengepalkan kedua tanganya.

"Sialan. Gadis sialan. Lihat aja nanti Lo bakal tau akibatnya karena telah mengambil apa yang gue milikin. Lo belum tau gue gadis sialan. Ingat itu"gumamnya dan langsung beranjak dari kamar itu dengan perasaan kesal dan marahnya.

Sebenarnya dari tadi Lavosa terbangun ketika mendengar pintu dibuka. Dia merasa heran las pertamanya tetapi karena Sintia berkata tentang Elang dia bisa langsung tau kalau dia ada dikamar elang. Vosa terbangun dan menatap tajam pelayan itu hingga pintupun ditutup. Vosa tersenyum miring mendengar perkataan pelayan tadi. Dia belum tau aja Vosa orangnya bagaimana.

"Lo salah cari lawan pelayan bodoh. Lo belum tau gue. Gue itu gadis pembawa hancur kehidupan seseorang jadi buat Lo gk usah cari masalah sama gue. Kalau Lo cari masalah dan ulah duluan terpaksa Lo akan berurusan dengan Malaikat pencabut nyawa"gumam nya seraya tersenyum miring. Dia mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Gk tau deh siapa yang simpan disana. Dia membuka ponselnya dan betapa kasihan nya orang orang yang nge chat dirinya sebanyak ini. Ada juga panggilan tak dijawab. Dia meringis kasihan melihat nya.

Bad Girl LAVOSA ( Tersedia Di Google Play Store✅)Where stories live. Discover now