"Kita chat-chatan dan interaksi sama Felix selama satu bulan, selama chat harus panggil sayang, bilang good morning, ingetin jangan lupa makan, dan semua hal kaya yang dilakuin cowok ke pacarnya. Di sekolah juga gitu, kudu nyapa dia, senyumin dia, b...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT
Hyunjin sedang mengerjakan tugas Fisika-nya seorang diri di perpustakaan, hingga seseorang tiba-tiba duduk di sampingnya.
Hyunjin menoleh, dan mendapati Felix tengah tersenyum manis ke arahnya.
"Ganggu gak?" Tanya Felix pelan.
"Gak sih, mau minta dipangku juga boleh." Hyunjin tersenyum nakal.
"Itu mah maunya lu." Felix mencibir, kemudian mulai membuka buku Sejarah yang baru diambilnya dari rak kumpulan buku IPS.
"Gak pulang kenapa?" Tanya Hyunjin.
"Papa bisa jemput 30 menit lagi, masih ada meeting katanya." Jelas Felix yang tetap fokus pada bukunya. Hyunjin mengangguk paham.
"Gak minta dianterin Jeongin?" Tanya Hyunjin lagi, membuat Felix langsung menoleh cepat ke arahnya.
"Eh? Kan Jeongin sama lu semobil?" Felix memiringkan kepalanya bingung.
"Ya gapapa sih kalo mau minta dianterin dia, biar gue kasih kuncinya." Jawab Hyunjin.
Felix menyipitkan kedua matanya, kemudian memandang Hyunjin tajam.
"Lu kenapa nyuruh gue pulang sama Jeongin?" Tanya Felix curiga.
"Haha, ya gapapa, kan lu sama Jeongin lagi..." Hyunjin mengerling nakal, yang membuatnya langsung mendapatkan pukulan di pundak dari Felix.
"Gue sama Jeongin gak ada apa-apa ya." Felix mempoutkan bibirnya kesal.
"Beneran? Kalo gitu gue yang apa-apain lu gimana?" Goda Hyunjin.
"Apaan sih gak jelas!" Felix merasa kedua pipinya memanas.
"Haha, ya gak enak aja gitu misalnya lu sama Jeongin lagi deket, masa gue ntar saingan sama sodara sendiri." Hyunjin terkekeh pelan.
"Gue tuh deket sama siapa aja Hyunjiinn, deket biasa sebates TEMEN." Felix menekankan kata 'temen'.
"Kalo guenya gak mau temenan gimana?"
"Yaudah musuhan mau?" Felix kesal, membuat Hyunjin tertawa dan mengusap rambut Felix gemas.
"Bilang sama papa lu gak usah jemput, udah ayo gue anterin pulang aja." Hyunjin merapikan buku-buku Fisika-nya dan dimasukkan ke dalam tas.
"Eh? Jeongin gimana?" Felix bingung.
"Gampang dia mah pulang jalan juga gapapa." Jawab Hyunjin santai.
"Untung gue gak punya kakak kaya lu, jahat bener." Felix pun mengembalikan buku Sejarah yang sedang dibacanya ke rak dan mengikuti Hyunjin berjalan keluar dari perpustakaan.
*****
TING TONG!
Tamu lagi, padahal beberapa menit yang lalu baru saja ada kurir yang mengantarkan paket. Akhirnya Felix merelakan posisi nyamannya yang sudah berbaring di sofa untuk bangkit dan berjalan ke arah pintu.
