13. Sweeter Than Chocolate

4.2K 283 38
                                    

Rega mengerjap beberapa kali kala suara adzan Subuh sayup-sayup menembus gendang telinganya. Tubuhnya menggeliat di atas sofa panjang ruang tengah. Hal pertama yang dilihatnya yaitu wajah istrinya. Semalam mereka ketiduran di sofa dengan posisi Rara duduk di sofa dan Rega terbaring berbantalkan paha Rara. Tangan Rega bergerak pelan membenarkan rambut Rara yang sebagian menutupi wajahnya. Diselipkannya rambut-rambut lembut itu di belakang telinga. Perlakuan itu membuat kepala Rara yang bersandarar pada sandaran sofa bergerak. Pelan, matanya terbuka dan menemukan wajah Rega tersenyum menyambut paginya hari ini.

"Morning, Honey." Rega menggenggam tangan Rara dan menciumnya lembut. Namun, posisinya masih tiduran berbantalkan paha Rara.

"Kok kita bisa ketiduran di sini?"

"Kemarin malam kamu tidur duluan waktu menemani aku ngerjain laporan. Terus aku juga ketiduran di sini."

"Ya udah ayo sholat Subuh berjamaah," ajak Rara.

"Bentar, Sayang."

"Rega, jangan tidur lagi!"

Rega malah melingkarkan tangannya di perut Rara. Lalu menenggelamkan kepalanya di perut Rara yang ramping. Deru napas Rega terasa di kulit Rara meski dibatasi kain piyamanya yang lumayan tebal.

"Aku masih kangen kamu. Masih pengin gelendotan, nih."

"Jangan kayak anak kecil, Re."

"Biarin. Mumpung kamu nggak lagi ngambek."

"Ini udah waktunya subuh, Rega."

"Bentar. Lima menit aja."

Rara tak tahan lagi dengan kelakuan Rega yang terus merajuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rara tak tahan lagi dengan kelakuan Rega yang terus merajuk. Dia sontak berdiri, membuat Rega nyaris terguling jatuh dari sofa.

"Pelan dong, sayang. Aku hampir jatuh, nih."

"Makanya jangan mager mulu. Buruan wudhu sana. Kamu kan imam, masa ibadah mau ditunda cuma buat gelendotan," tegur Rara.

"Iya. Aku bangun." Rega langsung berjalan ke kamar mandi.

***

Tepat pukul 06.00 pagi, pasangan suami istri itu sudah duduk manis di meja makan. Pagi ini Rara menyiapkan nasi goreng ikan asin kesukaan Rega. Entah mengapa suaminya itu sangat menyukai nasi goreng yang dibubuhi ikan asin. Terkadang Rara sempat berpikir Rega itu seperti kucing yang pandai mencuri ikan asin. Bedanya Rega pandai mencuri hatinya. Seperti kemarin malam, emosi Rara yang semula meledak bagaikan luapan lava gunung meletus.

Seketika lenyap saat Rega mencium bibirnya dalam dan penuh gairah.

Seketika lenyap saat Rega mencium bibirnya dalam dan penuh gairah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Erlebnisse (Re-Publish) ☑Where stories live. Discover now