20. Disappointed

4.4K 286 36
                                    

Rega pulang pagi setelah berdinas selama 24 jam lebih di rumah sakit. Dia hanya istirahat sebentar dan makan apa adanya selama bertugas. Alhasil saat ini Rega mengantuk dan sangat lapar. Dia sampai di apartemen tepat pukul 5.30 pagi. Saat pulang ke apartemen dia sudah tidak sabar ingin sarapan makanan buatan Rara. Rega sangat rindu kasur di apartemen, rindu masakan Rara dan tentunya rindu pelukan Rara. Rega melangkah tergesa ketika lift sudah berhenti di lantai 7. Dia melangkah masuk ketika pintu terbuka. Langkahnya tergesa menuju meja makan, tapi saat tiba tak ada satu pun makanan. Dahinya mengernyit bingung. Seingatnya hari ini Rara masuk siang. Jadi kenapa istrinya hari ini tidak memasak makanan untuk sarapan?

Rega menuju kamar Rara, tapi sosok wanitanya itu juga tak tampak. Langkahnya diteruskan ke ruangan demi ruangan di apartemen. Sayangnya, dia benar-benar tak menemukan Rara di mana pun. Panik, Rega segera merogoh ponsel di saku celana kainnya. Dia menelepon Rara, tapi ponsel Rara tidak aktif. Rega lantas mendesah kasar.

"Di mana sih kamu, Ra?" gumamnya sendiri.

Rega segera menghubungi mertuanya, siapa tahu Rara kemarin malam menginap di sana.

"Halo, Mi."

"Iya. Halo, Rega. Ada apa?"

"Rara di rumah Mami nggak?" tanya Rega balik.

"Enggak ada, nak. Emangnya Rara nggak di apartemen?"

"Nah ... itu, Mi. Rega dari kemarin pagi sibuk jaga di RS. Waktu pulang ke apartemen Rara nggak ada. Terus Rega telepon, HP-nya nggak aktif."

"Kalian ada masalah?" tanya Mami dari seberang.

Rega berpikir sejenak. Seingatnya masalahnya dengan Rara sudah tuntas tempo hari. Malah malamnya mereka melakukan hubungan intim layaknya suami istri pada umumnya.

"Enggak, Mi. Kami baik-baik aja."

"Paling dia udah berangkat di kampus, Nak."

"Tapi ini masih jam 5.30 pagi, Mi. Rara biasanya berangkat ke kampus jam 6.15."

"Ada kepentingan di kampus paling. Kemarin dia telepon Mami, katanya sibuk mau ngurusin borang buat akreditasi."

"Borang, Mi?"

"Iya. Rara nggak cerita ke kamu?"

"Enggak, Mi. Mungkin karena kita sama-sama sibuk. Jadi Rara belum sempat cerita."

Ya udah kamu sabar aja. Nanti pasti dia hubungin kamu. Tunggu aja."

"Iya, Mi."

Meski Mami sudah mengatakan kemungkinan Rara ada di kampus karena sibuk dengan akreditasi, tapi Rega tak begitu yakin. Rega langsung meraih kunci mobilnya. Rencananya untuk hibernasi di kasur apartemen gagal total. Saat ini yang ada di pikirannya bukan tidur lagi, melainkan memenukan istrinya.

Rega harus bersabar mengendarai mobilnya di jalanan yang mulai macet. Berkali-kali dia menarik napas dan menghembuskannya pelan agar pikirannya sedikit tenang. Dia bisa tenang saat menghadapi korban kecelakaan yang hampir asistol* kemarin sore, tapi untuk hal penting yang berkaitan dengan istrinya dia mendadak menjadi sosok yang gampang panik.

Erlebnisse (Re-Publish) ☑जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें