[6] Is That You,...

2.9K 327 44
                                    

***


Quant menghela nafas keras, dia menyandarkan dirinya kepegangan sapu saat matanya memandang lekat pemandangan di sekitarnya.

"Haah! Kita dikirim kemari sebenarnya untuk menjadi mata-mata atau untuk menjadi pelayan sih?! Yah walau aku sama sekali tidak keberatan menjadi pelayan di Istana yang penuh dengan keindahan ini sih." Komentar Quant setelah memastikan tidak ada orang lain selain dia dan Lero Ro di sana.

Lero Ro menyapu kelopak bunga yang berserakan di tanah sembari memperbaiki kacamata yang menghiasi jembatan hidungnya. "Hei kau, jangan sampai kau lupa tujuan kita disini. Walau memang harus kuakui bekerja disini lebih menjanjikan sih."

"Hah! pasti kau juga melihat keindahan itu bukan!! Semua perempuan disini, walau mereka berstatus pelayan tapi mereka lebih cantik dari para Putri Zahard! Aku sempat mengira ini surga sebelumnya." Seru Quant saat dia mengukir senyum lebar.

"Jangan samakan aku dengan cabul seperti dirimu!" tukas Lero Ro sembari memukul keras kepala Quant. "Disini damai dan bahkan kau tidak akan mendengar seseorang berkata kotor, bahkan kota dibawah gunung sama damai dan bersihnya. Jangan sampai kau mengotorinya dengan kata-kata kotormu itu!!"

"Hei kau! Aku malah curiga kau yang sudah melupakan tujuan kita kesini!!" tuduh Quant sembari mengusap kepalanya yang benjol. Mata kecil Quant melirik jendela besar yang berada di lantai paling atas Istana, yang merupakan kamar milik Pangeran yang selama satu minggu ini mereka layani.

"Tapi, aku benar-benar tidak menduga hal ini. Kalau dia adalah salah satu Pangeran Zahard, bahkan dia menjadi Pangeran Putra Mahkota. Ini mengejutkan ku." Ujarnya sembari meregangkan tubuhnya.

Lero Ro ikut memindahkan pandangannya kearah jendela kamar besar itu. "Aku yakin ada orang lain yang akan lebih terkejut dari pada kita."

Kedua orang itu terperangkap dalam keheningan, memutuskan untuk kembali menyapu. Lero Ro menyingkirkan surai miliknya yang sudah diubah warna menjadi hitam kelam, dan Quant sendiri menjadi coklat kusam. Kedua orang itu berjalan santai menuju kedalam istana kembali, membalas sapaan ramah pelayan lainnya.

Kedua orang itu berbincang ria dengan pelayan yang tengah menata bunga hias di sudut ruangan sampai suara pemberitahuan datang. Membuat mereka para pelayan langsung mengambil posisi hormat.

"Yang Mulia Pangeran, Khun Ran Zahard datang berkunjung."

"Hentikan pengumuman gila itu! kalian ini fanatic atau apa!!" ketus seorang remaja berkulit pucat dengan rambut biru pucat bergelombang sebahu yang di ikatnya tinggi. Pakaian remaja itu tampak sederhana dan juga mewah disaat bersamaan.

Pakaian itu memiliki lengan lebar yang tampak berkibar indah dengan warna biru ringan dengan hiasan tali pinggang berwarna perak dan permata biru jernih. Diatas kepala remaja itu, tepat di ikatan kuncir rambutnya yang tinggi, nampak mahkota kecil dengan permata merah yang membentuk lambang Zahard. Membuat semua orang jelas akan kedudukan yang lain.

Ran melipat kedua tangannya saat dua orang gadis pelayan yang memiliki wajah serupa menghampirinya. "Selamat datang Yang Mulia,..." ujar gadis yang memiliki rambut hitam pekat dengan jepit rambut Bunga Wisteria ungu di sebelah kanan kepalanya.

"Kakak anda saat ini berada di kamarnya," timpal gadis yang berambut putih dengan jepit rambut Bunga Wisteria di sebelah kiri kepalanya.

Ran melirik tangga putih yang seakan terbuat dari Kristal es di seberang ruangan. "Apa dia membaca buku-buku sampah itu lagi? seharusnya kalian membakar saja semua barang tak berguna itu." ujar remaja itu malas.

Kedua gadis kembar itu sama sekali tidak merubah ekspresi senyum mereka saat mereka menunduk hormat, "Yang Mulia, kami tidak berani."

Ran menautkan alisnya kesal dan baru saja hendak membuka suara saat dirinya mendengar tawa kecil nan lembut dari ujung atas tangga.

[BL] This Tower Have Some Secret (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang