[26] Started

2K 273 42
                                    

***

"Kau akhirnya bangun Kura-kura Hitam." Suara keras Rak adalah apa yang mengawali pagi hari Baam pada hari itu.

Pemuda Irregular itu mengukir senyum bersalah pada Rak, dia menyandarkan dirinya di sandaran ranjang saat dia merilekskan dirinya sendiri. Setelah dia sadar, Khun dengan mudah menjawab semua pertanyaannya. Tentang bagaimana dia bisa jatuh koma dan bagaimana keadaannya sekarang.

Rupanya setelah mengamuk tempo lalu, karena tubuh Baam sendiri belum terbiasa dengan kekuatan luar biasa yang dia miliki, terlebih dengan Khun yang memaksakan agar Baam tenang, membuat tubuh Baam terkejut dan langsung jatuh ke tahap terburuk. Terlebih dengan keberadaan telur yang terus menyerap kekuatannya, pemulihan Baam semakin melambat.

Rak berjalan kedekat telur, tidak terlalu dekat karena telur itu sepertinya menolak kehadiran orang lain selain mereka yang dipilihnya sebagai 'induk' nya. "Hmph, sepertinya kau bisa tenang sekarang Kura-kura Hitam. Orang yang dipilih oleh telur ini adalah siapa yang kau inginkan."

Baam menatap pola biru perak yang silang-menyilang menghiasi telur raksasa dengan pola hitam emas miliknya. Selain untaian energi emas yang ditarik dari tubuh Baam, terdapat juga untaian energi biru yang tampak mengambang ke suatu arah. Berpikir untuk siapa yang memiliki sumber untaian biru itu, Baam tidak bisa untuk tidak mengukir senyum bahagia.

"Omong-omong, aku dengar Yuri membuat permintaan agar telur miliknya menetas lebih cepat. Bagaimana dengan itu?" tanya Baam saat mengingat perkataan Shibisu beberapa waktu yang lalu.

"Ah, itu sudah. Dia memiliki seorang gadis kecil yang sangat cantik." komentar sebuah suara. Melihat kearah pintu kamar, disana Endorsi sudah berdiri dengan sikap arogan dan tinggi yang selalu dia pakai tiap saat. "Tapi karena beberapa hal, dia menerima pemberitahuan dari Keluarga Utama Ha untuk segera kembali. Pasti kehadiran anak itu cukup membuat masalah untuk dirinya yang seorang Putri Zahard."

Endorsi mendudukkan dirinya disamping ranjang Baam dengan membuat suara 'hmph' yang keras. "Itu bagus dia memilih untuk menetaskan telur segera, jika dia memilih permintaan yang lain, kita tidak tahu kapan dia akan menjadi kelaparan dan memilih memakan kita semua."

"Setidaknya sekarang Anaak bukanlah satu-satunya keponakan yang kamu miliki, Nona Endorsi." Ujar Baam. Dia bisa melihat wajah sombong Endorsi lebih melunak saat mendengar kata 'keponakan'. Dibandingkan dengan para Putri Zahard lainnya, memang benar bahwa Endorsi jauh lebih manusiawi dan jauh lebih toleran dalam hubungan sosialisasi.

Mungkin karena fakta inilah yang membuat baik Yuri maupun Garam menjadi lebih awas dalam menjaga dan mendidik Endorsi. Karena Endorsi memiliki peluang untuk melanggar aturan sebagai seorang Putri Zahard, dan jelas tidak ada satupun dari mereka yang ingin menerima konsekuensi dari pelanggaran tersebut.

Pintu kamar terbuka kembali, membuat semua orang di dalam sana serentak menoleh. Khun masuk dengan senampan makanan di tangannya dan Shibisu mengikuti di belakang. Kedua orang yang pernah menjadi otak tim mereka tampak membicarakan sesuatu sebelumnya, terbukti dari bagaimana Khun menoleh pada Shibisu dan juga tangan Shibisu yang melingkar merangkul bahu Khun dengan cara akrab.

"Yo Baam, senang kau terlih-... AAK..."

BOOM

"... maaf?"

Rak mendengus saat dia berjalan mendekati Shibisu yang tampak sekarat setelah menghantam dinding dengan keras. "Kau sudah tahu tentang efek samping sebagai 'induk' telur tapi kau masih saja mengundang kematian, dasar Kura-kura Bodoh."

Berkata begitu, Rak kemudian dengan kasar menarik tubuh Shibisu pergi.

Khun menatap pemandangan itu sebentar sebelum menarik kembali perhatiannya. Pemuda biru itu baru saja mendaftarkan kehadiran Endorsi dan hendak menyapa saat si Putri bangkit dan hendak pergi. "Aku akan datang berkunjung lain waktu, Baam, istirahatlah yang baik."

[BL] This Tower Have Some Secret (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang